Allah Ta’ala berfirman: ÙŠَا Ø£َÙŠُّÙ‡َا الَّØ°ِينَ آمَÙ†ُوا Ùƒُونُوا Ù‚َÙˆَّامِينَ Ù„ِÙ„َّÙ‡ِ Ø´ُÙ‡َدَاءَ بِالْÙ‚ِسْØ·ِ ۖ ÙˆَÙ„َا ÙŠَجْرِÙ…َÙ†َّÙƒُÙ…ْ Ø´َÙ†َآنُ Ù‚َÙˆْÙ…ٍ عَÙ„َÙ‰ٰ Ø£َÙ„َّا تَعْدِÙ„ُوا ۚ اعْدِÙ„ُوا Ù‡ُÙˆَ Ø£َÙ‚ْرَبُ Ù„ِلتَّÙ‚ْÙˆَÙ‰ٰ ۖ ÙˆَاتَّÙ‚ُوا اللَّÙ‡َ ۚ Ø¥ِÙ†َّ اللَّÙ‡َ Ø®َبِيرٌ بِÙ…َا تَعْÙ…َÙ„ُونَ “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan..” (Al-Maidah – 8) Ibnu Taimiyah rohimahullah berkata: جماع الØسنات: العدل، وجماع السيئات: الظلم “Tempat berkumpulnya segala kebaikan adalah bersikap adil.. dan tempat berkumpulnya segala keburukan adalah bersikap zholim..” (Majmu fatawa 1/86) Karena untuk bersikap adil membutuhkan keluasan ilmu dan kelapangan dada.. Jiwa seringkali condong