Showing posts with label Fanatik. Show all posts
Showing posts with label Fanatik. Show all posts

Monday, September 5, 2022

Bahaya Fanatisme Golongan 2

 

Semoga Video Ini Bermanfaat, Silahkan Share jika dirasa bermanfaat dan semoga mendapatkan pahala jariyahnya. Masukan dan Saran Serta Kritik Membangun sangat diharapkan ke email : tujuanmucom@gmail.com Simak Juga Artikel Kami Lainnya di Channel Youtube : https://www.youtube.com/c/TopChannelOne Play List Kajian Sunnah di Youtube : https://www.youtube.com/playlist?list=PLIJQYJ-Cz_XkX6L_nhAGqOAX9FX9MDKQQ
Tag :
fanatisme,fanatik,fanatik golongan,bahaya fanatik,azab kubur,nikmat kubur, azab dan nikmat kubur,Lampu Islam, Islam populer, Religione, shift media, Taffakuh video, abdul somad official,Al-bahjah,Khalid Basalamah Official, Redaksi Islam,Hannan attaki,Adi hidayat official,Tujuanmu.Com, iman kepada takdir Allah,zuhud, zuhud terhadap dunia, zuhud adalah, zuhud gus baha, zuhud official, zuhud ustadz abdul hakim, zuhud abdullah, zuhud artinya adalah, zuhud dan wara, zuhud oemar mita,dakwah nabi muhammad saw di mekah, dakwah nabi muhammad, dakwah nabi muhammad saw di madinah, dakwah nabi, dakwah nabi nuh, dakwah nabi muhammad saw, dakwah nabi ibrahim, dakwah nabi ke thaif, dakwah nabi di madinah, dakwah nabi secara terang terangan,kajian semangat hidup, kajian semangat menuntut ilmu, kajian semangat kerja, kajian semangat ibadah, kajian semangat pagi, kajian semangat ramadhan,perindu surga, perindu surga terbaru, perindu surga channel, perindu surga official, perindu surga wanita perindu surga, perindu surga renungan, perindu surga trans7, perindu surga syekh ali jaber, perindu surga shorts, wanita perindu surga terbaru, menjadi hamba allah, menjadi hamba allah yang bertaqwa, menjadi hamba allah yang berakhlak, menjadi hamba allah yang terbaik, cara menjadi hamba allah yang taat, cara menjadi hamba allah yang bertakwa, menjadi hamba yang allah mau, menjadi hamba yang dicintai allah, menjadi hamba yang diridhoi allah,Hudud tv anak,yufid tv,yufid,yufid anak,yufid tv lotion graphic,yufid tv animasi anak,yufid store,yufid tv anak huruf Hijaiyah,yufid tv kisah nabi,yufid tv anak murotal,Taman Surga, chairunisa,tauhid tv,manhaj salaf, manhaj salaf adi hidayat, manhaj salaf abdul somad, manhaj salaf khalid basalamah, manhaj salaf adalah, manhaj salaf jalanku, manhaj salaf ustadz syafiq, manhaj salaf ustadz yazid abdul qadir jawas, manhaj salafi, manhaj salafus shalih,channel populer, populer channel, channel islam populer, channel daftar populer, channel dj populer, channel film populer, channel musik populer, chanel santri populer santri indonesia, channel video populer, chanel pvc populer,
Hannan attaki,Adi hidayat official

Bahaya Fanatisme Golongan 1

 
Semoga Video Ini Bermanfaat, Silahkan Share jika dirasa bermanfaat dan semoga mendapatkan pahala jariyahnya. Masukan dan Saran Serta Kritik Membangun sangat diharapkan ke email : tujuanmucom@gmail.com Simak Juga Artikel Kami Lainnya di Channel Youtube : https://www.youtube.com/c/TopChannelOne Play List Kajian Sunnah di Youtube : https://www.youtube.com/playlist?list=PLIJQYJ-Cz_XkX6L_nhAGqOAX9FX9MDKQQ
Tag :
fanatisme,fanatik,bahaya fanatisme,azab kubur,nikmat kubur, azab dan nikmat kubur,Lampu Islam, Islam populer, Religione, shift media, Taffakuh video, abdul somad official,Al-bahjah,Khalid Basalamah Official, Redaksi Islam,Hannan attaki,Adi hidayat official,Tujuanmu.Com, iman kepada takdir Allah,zuhud, zuhud terhadap dunia, zuhud adalah, zuhud gus baha, zuhud official, zuhud ustadz abdul hakim, zuhud abdullah, zuhud artinya adalah, zuhud dan wara, zuhud oemar mita,dakwah nabi muhammad saw di mekah, dakwah nabi muhammad, dakwah nabi muhammad saw di madinah, dakwah nabi, dakwah nabi nuh, dakwah nabi muhammad saw, dakwah nabi ibrahim, dakwah nabi ke thaif, dakwah nabi di madinah, dakwah nabi secara terang terangan,kajian semangat hidup, kajian semangat menuntut ilmu, kajian semangat kerja, kajian semangat ibadah, kajian semangat pagi, kajian semangat ramadhan,perindu surga, perindu surga terbaru, perindu surga channel, perindu surga official, perindu surga wanita perindu surga, perindu surga renungan, perindu surga trans7, perindu surga syekh ali jaber, perindu surga shorts, wanita perindu surga terbaru, menjadi hamba allah, menjadi hamba allah yang bertaqwa, menjadi hamba allah yang berakhlak, menjadi hamba allah yang terbaik, cara menjadi hamba allah yang taat, cara menjadi hamba allah yang bertakwa, menjadi hamba yang allah mau, menjadi hamba yang dicintai allah, menjadi hamba yang diridhoi allah,Hudud tv anak,yufid tv,yufid,yufid anak,yufid tv lotion graphic,yufid tv animasi anak,yufid store,yufid tv anak huruf Hijaiyah,yufid tv kisah nabi,yufid tv anak murotal,Taman Surga, chairunisa,tauhid tv,manhaj salaf, manhaj salaf adi hidayat, manhaj salaf abdul somad, manhaj salaf khalid basalamah, manhaj salaf adalah, manhaj salaf jalanku, manhaj salaf ustadz syafiq, manhaj salaf ustadz yazid abdul qadir jawas, manhaj salafi, manhaj salafus shalih,channel populer, populer channel, channel islam populer, channel daftar populer, channel dj populer, channel film populer, channel musik populer, chanel santri populer santri indonesia, channel video populer, chanel pvc populer,
Hannan attaki,Adi hidayat official

Saturday, March 12, 2022

Sebab Besar Terjadinya Perpecahan itu FANATIKNYA Kaum Muslimin pada Kelompok, Jama’ah atau Individu Tertentu selain Nabi dan Para Sahabatnya

MANHAJ SALAF DALAM MASALAH TARBIYAH DAN PERBAIKAN — KAIDAH KE-11

Oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى
https://t.me/bbg_alilmu

Bahwa Ahlus Su’nnah wal Jama’ah waljama’ah mempunyai keyakinan, sebab yang paling besar terjadinya perpecahan itu FANATIKNYA sebagian kaum muslimin kepada kelompok atau jama’ah tertentu atau individu tertentu selain Rasulullah dan para sahabatnya, ini adalah merupakan sebab terbesar TERJADINYA PERPECAHAN.

Seseorang fanatik kepada kelompoknya atau Ustadznya atau organisasainya dan yang lainnya, bukan kepada kebenaran.

Allah Ta’ala berfirman [QS Al-An’am: 159]

‎إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ ۚ

“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi kelompok-kelompok kamu tidak termasuk mereka sedikitpun juga“

Berkata Ibnu Katsir :
“Ayat ini umum, buat orang yang memecah belah agama Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menyelisihiNya.”

Allah juga berfirman [QS Ar-Rum: 31-32]

‎وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
‎مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا ۖ

“Janganlah kalian seperti orang-orang musyrikin. Yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka, dan mereka berkelompok-kelompok
Setiap kelompok merasa gembira , berbangga dengan apa yang ada pada mereka.”

Kata Ibnu Katsir:
“Umat Islam berpecah belah sesama mereka, menjadi berkelompok-kelompok. Semuanya sesat kecuali satu, yaitu Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
Yang berpegang kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam. Dan juga berpegang kepada apa yang di pegang oleh generasi pertama dari kalangan sahabat dan Tabi’in dan para Ulama kaum Muslimin.”

Maka di sini Allah juga menyebutkan tentang sebab perpecahan itu.

Allah berfirman: [QS Ar-Rum: 32]

‎ۖ كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ

“Setiap kelompok bergembira atau berbangga dengan apa yang ada pada mereka.”

Ketika setiap orang itu lebih membanggakan kelompoknya atau yayasannya atau organisasinya atau ustadznya… pasti pecah.

Seperti yang kita lihat di zaman sekarang, ketika seseorang sedang ngefans kepada seorang ustadz, maka membabi buta dia mengikuti ustadz tersebut.

Ketika ada ustadz lain yang mengkritik, bisa jadi yang mengkritiknya itu benar, maka di sikapi dengan sinis, seakan-akan ustadznya itu tidak boleh salah.

Seakan-akan orang yang mengkritiknya itu sesat ataupun yang lainnya.

Kalau mengkritiknya itu tanpa bukti, tanpa hujjah atau sebatas tuduhan, kita wajib membela ustadz kita.
Tapi kalau ternyata kritikannya di atas kebenaran, maka kata Syaikhul Islam:
“siapa yang membela ustadznya padahal dia dalam keadaan diatas kesalahan dan di atas kebathilan yang jelas, maka dia telah berhukum dengan hukum jahiliyah.”

Maka dari itu ya akhwat islam, saudaraku…. kita mengikuti kajian sunnah itu bukan untuk berfanatik kepada ustadz-ustadz tertentu atau kelompok tertentu atau kepada yayasan tertentu….Tidak.

FANATIK kita HANYA KEPADA ALLAH dan RASUL-NYA.

Pernah dikatakan kepada Ibnu Abbas:
“Kamu ikut Ali atau ikut Utsman ?”
Kata Ibnu Abbas: “Aku mengikuti Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam.“

Itulah ya akhwat Islam, fanatik kita hanya kepada Allah dan RasulNya.

Wallahu a’lam

Sumber::
https://bbg-alilmu.com/archives/34490

Dari buku yang berjudul “Al Ishbaah Fii Bayani Manhajis Salaf Tarbiyati wal Ishlah“, tentang Manhaj Salaf Dalam Masalah Tarbiyah dan Perbaikan, ditulis oleh Syaikh Al Ubailaan حفظه الله تعالى.

Thursday, November 18, 2021

Fanatik Buta pada Kyai

Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, MSc

https://t.me/rumaysho

https://rumaysho.com/

Fanatik terhadap kyai, ulama, atau ustadz memang telah mendarah daging dalam tubuh umat ini. Yang jadi masalah bukanlah sekedar mengikuti pendapat orang yang berilmu. Namun yang menjadi masalah adalah ketika pendapat para ulama tersebut jelas-jelas menyelisihi Al Qur’an dan As Sunnah tetapi dibela mati-matian. 

Yang penting kata mereka ‘ sami’na wa atho’na’ (apa yang dikatakan oleh kyai kami, tetap kami dengar dan kami taat). Entah pendapat kyai tersebut merupakan perbuatan syirik atau bid’ah, yang penting kami tetap patuh kepada guru-guru kami.

Fenomena Fanatik Buta

Fanatik -dalam bahasa Arab disebut ta’ashub– adalah sikap mengikuti seseorang tanpa mengetahui dalilnya, selalu menganggapnya benar, dan membelanya secara membabi buta. 

Fanatik terhadap kyai, ustadz, atau ulama bahkan kelompok tertentu telah terjadi sejak dahulu seperti yang terjadi di kalangan para pengikut madzhab (ada 4 madzhab yang terkenal yaitu Hanafi, Hanbali, Maliki, dan Syafi’i). Di mana para pengikut madzhab tersebut mengklaim bahwa kebenaran hanya pada pihak mereka sendiri, sedangkan kebathilan adalah pada pihak (madzhab) yang lain.

Banyak contoh yang dapat diambil dari para pengikut madzhab tersebut. Di antara contoh perkataan bathil di antara mereka adalah ucapan Abul Hasan Al Karkhiy Al Hanafi (seorang tokoh fanatik di kalangan Hanafiyyah). Beliau mengatakan, “Setiap ayat dan hadits yang menyelisihi penganut madzhab kami (Hanafiyyah), maka harus diselewengkan maknanya atau dihapus hukumnya.”

Syaikh Al Albani rahimahullah juga mengisahkan, bahwa ada seorang bermadzhab Hanafiyah mengharamkan pria dari kalangan mereka menikah dengan wanita bermadzhab Syafi’iyah, kecuali wanita tadi diposisikan sebagai wanita ahli kitab dianalogikan dengan wanita Yahudi dan Nasrani!! Hal ini masih terjadi hingga sekarang. 

Seperti ada seorang bermadzhab Hanafi dan dia begitu takjub dengan seorang khotib masjid Bani Umayyah di Damaskus, dia mengatakan, “Andaikan khotib tadi bukan bermadzhab Syafi’i, niscaya aku akan nikahkan dia dengan anak perempuanku!”

Imam Adz Dzahabi dalam Siyar A’lam Nubala’ juga menceritakan, bahwa Abu Abdillah Muhammad bin Fadhl Al Farra’ pernah menjadi imam sholat di masjid Abdullah selama 60 puluh tahun lamanya. Beliau bermadzhab Syafi’i dan melakukan qunut shubuh.

Setelah itu imam sholat diambil alih oleh seseorang yang bermadzhab Maliki dan tidak melakukan qunut shubuh. Karena hal ini menyelisihi tradisi masyarakat setempat, akhirnya mereka bubar meninggalkan imam yang tidak melakukan qunut shubuh ini, seraya berkomentar, “Sholat imam tersebut tidak becus !!!”.

Inilah contoh yang terjadi di kalangan pengikut madzhab. Begitu juga yang terjadi pada umat Islam sekarang ini, banyak sekali di antara mereka membela secara mati-matian pendapat dari ulama atau guru-guru mereka (seperti membela kesyirikan, kebid’ahan, atau perbuatan haram yang dilakukan guru-guru tersebut), padahal jelas-jelas bertentangan dengan ayat dan hadits yang shohih.

Mempertentangkan Perkataan Allah dan Rasul-Nya dengan Perkataan Kyai/Ulama

Banyak dari umat Islam saat ini, apabila dikatakan kepada mereka, “Alloh telah berfirman” atau kita sampaikan “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda …”, mereka malah menjawab, “Namun, kyai/ustadz kami berkata demikian …”. Apakah mereka belum pernah mendengar firman Allah (yang artinya), “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya” (Al Hujurot : 1) [?] Yaitu janganlah kalian mendahulukan perkataan siapapun dari perkataan Alloh dan Rosul-Nya.

Dan perhatikan pula ayat selanjutnya dari surat ini. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari.” (Al Hujurot : 2).

Ibnul Qoyyim rohimahulloh dalam I’lamul Muwaqi’in mengatakan,

“Apabila mengeraskan suara mereka di atas suara Rasul saja dapat menyebabkan terhapusnya amalan mereka. Lantas bagaimana kiranya dengan mendahulukan pendapat, akal, perasaan, politik, dan pengetahuan di atas ajaran rasul [?] Bukankah ini lebih layak sebagai penghapus amalan mereka [?]“

Ibnu ‘Abbas radiyallahu ‘anhuma mengatakan,

“Hampir saja kalian akan dihujani hujan batu dari langit. Aku katakan, ‘Rasulullah bersabda demikian lantas kalian membantahnya dengan mengatakan, ‘Abu Bakar dan Umar berkata demikian.’ “(Shohih. HR. Ahmad).

Dari perkataan ini, wajib bagi seorang muslim jika dia mendengar hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan dia paham maksudnya/penjelasannya dari ahli ilmu, tidaklah boleh bagi dia menolak hadits tersebut karena perkataan seorang pun. 

Tidak boleh dia menentangnya karena perkataan Abu Bakar dan Umar -radiyallahu ‘anhuma- (yang telah kita ketahui bersama kedudukan mereka berdua), atau sahabat Nabi yang lain, atau orang-orang di bawah mereka, apalagi dengan perkataan seorang kyai atau ustadz. 

Dan para ulama juga telah sepakat bahwa barangsiapa yang telah mendapatkan penjelasan dari hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tidak boleh baginya meninggalkan hadits tersebut dikarenakan perkataan seorang pun, siapa pun dia. Dan perkataan seperti ini selaras dengan perkataan Imam Syafi’i -semoga Alloh merahmati beliau-. Beliau rahimahullah mengatakan,

“Kaum muslimin sepakat bahwa siapa saja yang telah jelas baginya ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tidak halal baginya untuk meninggalkannya karena perkataan yang lainnya.” (Madarijus Salikin, 2/335, Darul Kutub Al ‘Arobi. Lihat juga Al Haditsu Hujjatun bi Nafsihi fil ‘Aqoid wal Ahkam, Muhammad Nashiruddin Al Albani, hal. 79, Asy Syamilah)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya. Seandainya Musa hadir di tengah kalian dan kalian mengikutinya dan meninggalkanku, maka sungguh kalian telah tersesat dari jalan yang lurus. Sekiranya Musa hidup kembali dan menjumpai kenabianku, dia pasti mengikutiku.” (Hasan, HR. Ad Darimi dan Ahmad).

Maksudnya apabila kita meninggalkan sunnah Nabi dan mengikuti Musa, seorang Nabi yang mulia yang pernah diajak bicara oleh Alloh, maka kita akan tersesat dari jalan yang lurus. Lantas bagaimana pendapat saudara sekalian, apabila kita meninggalkan sunnah Nabi dan mengikuti para kyai, tokoh agama, ustadz, mubaligh, cendekiawan dan sebagainya yang sangat jauh bila dibandingkan Nabi Musa ‘alaihis salaam??! Renungkanlah hal ini.

Hikmah Berqurban