Showing posts with label Musafir. Show all posts
Showing posts with label Musafir. Show all posts

Saturday, September 26, 2020

ENAM PESAN UNTUK MASJID DI SELURUH DUNIA

Sahabat  ada 6 pesan tentang jika kita bis amambangun Masjid yaitu:

1. Seyogyanya bukalah pintu masjidmu 24 jam, agar Engkau tidak malu di hadapan Alloh yang telah membukakan pintu ampunan-Nya untuk kita semua disetiap waktu...

Barangkali ada saudara kita yang ingin beri’tikaf malam atau bertahajjud dan pintu masjid yang dijaga oleh ta’mir tetap terbuka.

2. Jangan pernah Engkau tulis "Dilarang Tidur di Masjid" karena kamu tidak tahu ada beberapa musafir yang sama sekali tidak punya uang untuk menginap di Hotel/penginapan dan pekarangan lantai depan masjid lah mereka bisa untuk mengistirahatkan kepenatannya.

3. Jangan pernah kamu tulis "Selain jamaah masjid dilarang menggunakan toilet atau Toilet Bukan Untuk Mandi"

Mengapa begitu perhitungannya kita dengan musafir, hanya menumpang buang air kecil pun atau untuk membersihkan diri harus dicegah? Padahal ceramah Khotib mengatakan “kebersihan sebagian dari iman”.

4. Jangan pernah kamu tulis "Jangan membawa anak kecil, atau berkata Hus jangan brisik!” Ketahuilah anak anak kecil itulah yang akan menjadi penerus kita nanti, baik selagi hidup atau sudah wafat. Biasakanlah anak-anak kita dengan masjid.

5. Bangunlah masjidmu senyaman mungkin, karena masjid bukan hanya sekedar tempat bersujud" tetapi bisa digunakan untuk bermusyawarah, mengurusi masalah ummat, menimba ilmu serta menenangkan hati dan mengistirahatkan dzahir dan batin kita.

6. Bila kamu jadi pengurus masjid, "Jangan bangga jumlah infak yang ratusan juta, tapi tidak digunakan untuk kemakmuran masjid".

Perlu diingat bahwa orang berinfak ke masjid itu berharap pahala jariyah. Bagaimana mereka akan mendapatkan pahala amal jariyah dan kamu mendapatkan pahala menjaga amanah nya, sedangkan uang infak mereka tidak kamu gunakan, karena kamu hanya bangga dengan "total saldo" nya saja

Apakah kamu tahu, di sekitar mesjid ada yang terjerat rentenir demi memulai usaha mikro atau usaha kecil? Dana yang kamu kumpulkan bisa dikelola oleh BMT.

Permudahlah setiap orang yang mampir ke masjidmu, Barangkali karena amal kecil itu bisa menjadi sebabmu ke surgaNya. Serta jangan kita bilang mesjid itu “Rumah Alloh” karenanya kita atur buka dan tutup mesjid laksana gudang.

Silahkan Share Untuk memberi informasi yang benar tentang kebereadaan masjid yang sebenarnya

Niatkan ikhlas insya Allaah dapat pahala mengalir.



Friday, March 20, 2020

SEORANG MUSAFIR TIDAK MELAKSANAKAN SHALAT RAWATIB


▪Berkata Asy Syeikh Muhammad bin Shalih Al 'Utsaimin rahimahullah :

👈🏼 والمسافر ينبغي له أن يتنفل بجميع النوافل كالمقيم سواء

✋🏻 إلا في الرواتب كراتبة الظهر والمغرب والعشاء فالسنة تركها

Dan seorang musafir itu seharusnya untuk melaksanakan seluruh perkara Sunnah sebagaimana seorang mukim, kecuali pada Sunnah Rawatib,

Seperti Rawatib Zhuhur, Maghrib & Isya, maka yang Sunnah adalah meninggalkannya.
_________
📕 Syarhu Riyadhis Shalihin (1/201).
°=°=°=°=°=°
✍🏻 *Ust. Fauzan Al Kutawy* _hafizhahullah_

➡ Sebarkan artikel ini,
➡➡ Yang penting ikhlas insya Allah dapat pahala.


📧 Telegram :
https://t.me/fauzanalkutawy
_________
♻ *Ust. Fauzan Al Kutawy*

Sunday, May 26, 2019

Tarawih Bagi Musafir

Ustadz bagaimana sholat tarawih bagi seorang musafir, apakah boleh dia tidak mengerjakan sholat tarawih atau harus ia kerjakan walaupun di rumah ? Syukron

Dari Dandy Syaputra, via Tanya Ustadz for Android

Jawaban:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Tarawih hukumnya sunah muakkad. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memotivasi untuk qiyamullail. Dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Siapa yang melakukan qiyam ramadhan, karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosa yang telah lewat akan diampuni. (HR. Bukhari 37 & Muslim 1815).

Dan dianjurkan untuk dilakukan di masjid berjamaah bersama imam.

Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ فَإِنَّهُ يَعْدِلُ قِيَامَ لَيْلَةٍ

Siapa yang mengerjakan shalat malam (ramadhan) bersama imam sampai selesai, itu senilai dengan shalat semalam suntuk. (HR. Nasai 1388, Tumudzi 811, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Dalil bahwasanya shalat tarawih tidak wajib adalah peristiwa shalat tarawih di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau melakukan shalat tarawih berjamaah bersama para sahabat sebanyak 3 kali: malam 23, malam 25, dan malam 27. Di malam berikutnya, para sahabat menunggu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di masjid, namun beliau tidak datang ke masjid untuk mengimami tarawih.

Hingga ketika subuh, beliau baru keluar rumah. Seusai shalat, beliau berkhutbah,

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّهُ لَمْ يَخْفَ عَلَىَّ شَأْنُكُمُ اللَّيْلَةَ وَلَكِنِّى خَشِيتُ أَنْ تُفْرَضَ عَلَيْكُمْ صَلاَةُ اللَّيْلِ فَتَعْجِزُوا عَنْهَا

Amma ba’du, saya bukannya tidak tahu apa yang kalian lakukan tadi malam. Namun aku khawatir, shalat malam akan diwajibkan kepada kalian, sehingga tidak sanggup untuk melakukannya. (HR. Muslim 1820, Ibnu Hibban 141 dan yang lainnya)

Selama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup, wahyu masih turun. Beliau khawatir, ketika shalat tarawih terlalu rutin dikerjakan ketika itu, Allah akan menurunkan wahyu yang mewajibkan shalat tarawih. Sehingga akan memberatkan umatnya.

Karena itu, bagi anda yang sedang dalam kondisi udzur, baik karena sakit, safar atau yang lainnya, sehingga tidak bisa shalat tarawih berjamaah, anda dituntut untuk mengerjakannya di rumah atau memaksakan diri untuk melakukannya sendiri. Namun tetap jaga shalat witir, meskipun 1 rakaat. Yang penting, malam itu kita qiyamul-lail.

Musafir dan yang Sakit Tetap dapat Pahala
Bagi anda yang musafir, atau anda yang sakit, sehingga tidak bisa melaksanakan shalat tarawih atau shalat sunah lainnya, sementara anda memiliki kebiasaan shalat tarawih ketika sehat atau ketika tidak safar, maka anda tetap mendapatkan pahala shalat sunah yang menjadi rutinitas anda.

Dari Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا

Ketika seorang hamba itu sakit atau safar, maka dicatat pahala untuknya sesuai amalan yang dia lakukan ketika mukim (tidak safar) dan ketika sehat. (HR. Ahmad 19679 dan Bukhari 2996)

Betapa bahagianya orang yang punya rutinitas amal soleh tertentu. Dengan rutinitasnya itu, dia tetap bisa mendapatkan pahala, meskipun dia tidak beramal karena udzur.

Al-Muhallab mengatakan,

Hadis ini sesuai dengan apa yang ada dalam al-Qur’an, yaitu firman Allah,

الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ

“Orang-orang yang beriman dan beramal shaleh mereka mendapatkan pahala yang tidak pernah terputus.” (QS. At Tin:6).

Maksudnya mereka (orang-orang yang beriman), mendapatkan pahala ketika mereka sudah tua dan lemah sesuai dengan amal yang dulu pernah mereka kerjakan ketika masih sehat, tanpa terputus. Oleh karena itu, setiap sakit yang menimpa dan setiap kesulitan yang dialami ketika safar dan sebab lainnya, yang menghalangi seseorang untuk melakukan amal yang menjadi kebiasaannya, maka Allah telah memberikan kemurahannya dengan tetap memberikan pahala kepada orang yang tidak bisa melakukan amal tersebut karena kondisi yang dialaminya.” (Syarh Shahih Bukhari, Ibn Batthal, 3/146).

Allahu a’lam.

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)

Read more https://konsultasisyariah.com/27988-bagaimana-shalat-tarawih-bagi-musafir.html

Hikmah Berqurban