Showing posts with label kewajiban suami. Show all posts
Showing posts with label kewajiban suami. Show all posts

Sunday, September 29, 2024

Hak dan Kewajiban Suami Istri


Tags : hak dan kewajiban suami istri,hak dan kewajiban,kewajiban suami,hak dan kewajiban istri,hak dan kewajiban suami,kewajiban suami istri,kewajiban suami kepada istri,kewajiban istri terhadap suami,kewajiban suami terhadap istri,hak dan kewajiban suami isteri,hak dan kewajiban suami istri dalam islam,hak dan kewajiban suami istri abdul somad,suami istri,hak dan kewajiban suami istri khalid basalamah,hak dan kewajiban suami istri dalam rumah tangga,kewajiban istri

Wednesday, November 24, 2021

MENIKAHI JANDA & KEWAJIBAN AYAH KANDUNG


Suami baru tidak wajib menafkahi anaknya janda,anak bawaan si janda, bukan tanggung jawab suami baru, 

 tanggung jawab menafkahi anak mutlak tetap jd tugas ayah kandungnya,meski telah bercerai dengan istrinya.

Jika ayah kandung meninggal dunia maka kewajiban menafkahi anak jatuh pada keluarga ayah kandung.

mantan istri berhak menuntut nafkah anak pd mantan suami/keluarga suami bila mantan suami meninggal dunia.

Istri tidak berhak meminta nafkah anak pada suami barunya.

Istri hanya berhak meminta nafkah untuk dirinya sendiri.

ayah tiri mau menafkahi anak tiri dgn ikhlas maka besar pahalanya ( seperti menafkahi anak yatim) tapi itu tidak wajib, sekalipun ayah tiri tidak mau menafkahi anak tiri tidaklah berdosa.krn sampai kapanpun ayah tiri tdk akan bisa jd wali.

Semoga para ayah tiri yg menafkahi anak tiri dgn ikhlas  diberikan kesehatan rezeki berlebih 

Ayah kandung berhutang pada ayah tiri , bilamana ayah tiri meskipun ia ikhlas menafkahi anak tiri  maka kelak di akhirat pahala ayah kandung dikurangi & di berikan pada ayah tiri ,

Hukum Allah SWT demikian, seorang ayah wajib menafkahi anak kandungnya ,wajib menafkahi darah dagingnya,Karna bin satu nasab tidak tergantikan meskipun telah tiada.sampai akhirat bin akan tetap sama ,

postingan ini dibuat Krn banyaknya kasus ayah yg lalai pada darah dagingnya

. menafkahi anak laki-laki sampai ia bekerja maximal sampai usia 21 tahun

Menafkahi anak perempuan sampai ia menikah , semakin cepat menikah semakin baik, tp ayah harus membantu menolong bila kelak rumah tangga anak terjadi kdrt , pertengkaran dll yg tidak ada jalan keluar bagi anak & menantu, Krn ayah adalah wali,wali nikah.

Gunanya wali nikah adalah utk melindungi perempuan bila suatu saat Terjadi kdrt, ketidakadilan,yg tak ada jalan keluar bagi anak & menantu,maka ayah sbgai wali mendatangi menantu utk meminta pertanggungjawaban.

Seorang ayah tetap berdosa,dan terhitung dzalim, meskipun telah bertaubat berubah baik agamanya , dosa tetap mengalir,bilamana ia membiarkan anak kandungnya tanpa nafkah , membiarkan anak kandungnya dinafkahi ayah tiri / mantan istri/kakek nenek nya ,maka ayah kandung berdosa & dzalim pd anaknya.pengadilan di akhirat pasti,

Sebisa mungkin hindari perceraian,belajar untuk mengalahkan ego sendiri ,

selain cerai mati, hampir semua perceraian penyebab nya adalah ego,bukan takdir.

suami/istri/keduanya tak mampu mengendalikan ego diri msg",

Boleh men cerai/meng gugat pasangan yang dirasa bersalah,tapi alasan mentalak/menggugat harus sesuai ketentuan hukum islam.jika tidak maka haram baginya mencium bau surga, ( entah itu suami/istri)

jika pasangan ber- ego tinggi, usahakan anda mampu utk menjaga ego anda, ego jangan dibalas ego , demi anak, selama kesalahan pasangan masih bisa ditolelir ,maafkan, entah itu suami/istri yg keras kepala/ber- ego tinggi

Jangan dibawa perasaan ya,jangan dibawa ke kehidupan pribadi, ketentuan hukum agama seperti ini ,ayah tiri mau menafkahi anak sambung itu tdk apa",baik malahan, berpahalan besar, meski tdk wajib.

Krna kewajiban utama adalah mutlak ayah kandung ,

Krn bin tidak akan pernah bisa berubah,( ayah,paman,paklik,kakek) semua dari keluarga ayah.

Assalamualaikum para perindu syurga...

Monday, February 24, 2020

NASEHAT UNTUK SUAMI & ISTRI




✍Asy-Syeikh Al-Allamah, DR. Robi' bin Hadi Al-Madkholi -hafizahullah- menerangkan :

"Agama Islam telah memberikan hak-hak bagi istri yang lebih banyak dibanding kewajiban yang mesti mereka tunaikan, sebab berbagai kewajiban tersebut berat dan sulit, diantaranya dengan mengeluarkan harta dan diri, dan hal itu hanya diwajibkan atas kaum pria, dan tidak diwajibkan atas kaum wanita.

Maka, aturan mana yang pernah ada, baik yang dahulu maupun sekarang, yang memberikan hak-hak seperti ini kepada istri ???

☝Diantara kewajiban kaum istri :

๐Ÿ‘‰Taat kepada suaminya, sepanjang bukan maksiat kepada Allah. 
Dan hak suami atas dirinya lebih besar dari hak kedua orang tua si istri,

๐Ÿ‘‰ Pemeliharaan rumah & keluarga. 
Seorang istri pemimpin dirumah suaminya, dan akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya,

๐Ÿ‘‰ Tidak berpuasa sunnah kecuali atas izin suaminya,

๐Ÿ‘‰Tidak membolehkan siapapun masuk kerumah suami, kecuali atas izin suaminya,

๐Ÿ‘‰Tidak keluar dari rumahnya, kecuali atas izin suaminya,

๐Ÿ‘‰ Memelihara agama dan kehormatan suaminya,

Dan masih ada beberapa kewajiban istri atas suaminya.

✌Kemudian kewajiban suami kepada istrinya, antara lain :

๐Ÿ‘‰ Suami memberikan mahar kepada istri, tatkala menikahinya,

๐Ÿ‘‰ Memberikan nafkah kepada istri, sesuai dengan batasan-batasan yang ma'ruf,

๐Ÿ‘‰ Memberikan kepada istri pakain dan tempat tinggal,

๐Ÿ‘‰ Bergaul dan berinteraksi bersama istri dengan cara yang ma'ruf.
Dan ini ada rinciannya, seperti memperlihatkan perasaan cintanya kepada istrinya, memanggil istrinya dengan nama yang paling disukai oleh istri, memperhatikan dengan baik tutur kata/ucapan istrinya, dan berakhlak yang baik kepada istrinya.

Dan saya pribadi, berdasarkan keyakinan tentang kelebihan suami atas istrinya, saya tetap memuliakan kaum wanita, baik ibu, anak perempuan, istri, saudara perempuan, ataupun dengan para kerabat dari kalangan wanita.

Dan saya berpendapat, wajib atas kaum Muslimin menghargai & memuliakan mereka, berwasiat kepada mereka dengan baik, sebagaimana Rasulullah telah mewasiatkan dan mengajarkan kepada mereka tentang hak-hak kaum wanita, yang mana telah direnggut oleh sifat jahiliyah, maka hendaklah dikembalikan hak tersebut kepada wanita."

ูˆู„ู‚ุฏ ุฃุนุทู‰ ุงู„ุฅุณู„ุงู… ุงู„ู…ุฑุฃุฉ ุญู‚ูˆู‚ุง ุฃูƒุซุฑ ู…ู† ุงู„ูˆุงุฌุจุงุช ุงู„ุชูŠ ุงูุชุฑุถู‡ุง ุนู„ูŠู‡ุง، ูุงู„ูˆุงุฌู€ุจุงุช ุงู„ุซู‚ูŠู„ุฉ ูˆุงู„ุดุงู‚ุฉ؛ ูˆู…ู†ู€ู‡ุง ู…ุงููŠู‡ ุจุฐู„ ุงู„ู…ุงู„ ูˆุงู„ู†ูุณ، ูุฅู†ู…ุง ูุฑุถู‡ุง ุนู„ู‰ ุงู„ุฑุฌุงู„، ุฃู…ุง ุงู„ู…ุฑุฃุฉ ูู‡ูŠ ู…ุนููˆุฉ ู…ู†ู‡ุง، ูุฃูŠ ู†ุธุงู… ููŠ ุงู„ู…ุงุถูŠ ูˆุงู„ุญุงุถุฑ ูŠุนุทูŠ ุงู„ู…ุฑุฃุฉ ู…ุซู„ ู‡ุฐุง ุงู„ุนุทุงุก ؟

 ️ูู€ู€ู…ู† ุงู„ูˆุงุฌู€ู€ุจุงุช ุนู„ู€ู€ูŠู‡ุง :
▫️ ุทุงุนุฉ ุฒูˆุฌู‡ุง ููŠ ุบูŠุฑ ู…ุนุตูŠุฉ ุงู„ู„ู‡ ูˆุญู‚ ุงู„ุฑุฌู„ ุนู„ูŠู‡ุง ุฃุนุธู… ู…ู† ุญู‚ ุฃุจูˆูŠู‡ุง.
▫️ ุฑุนุงูŠุฉ ุงู„ุจูŠุช ูˆุงู„ุฃุณุฑุฉ، “ูˆุงู„ู…ุฑุฃุฉ ุฑุงุนูŠุฉ ููŠ ุจูŠุช ุฒูˆุฌู‡ุง ูˆู…ุณุฆูˆู„ุฉ ุนู† ุฑุนูŠุชู‡ุง”.
▫️ ุฃู„ุงَّ ุชุตูˆู… ุชุทูˆุนุง ุฅู„ุง ุจุฅุฐู†ู‡.
▫️ ูˆุฃู„ุงَّ ุชุฃุฐู† ู„ุฃุญุฏ ููŠ ุจูŠุชู‡ ุฅู„ุงَّ ุจุฅุฐู†ู‡.
▫️ูˆุฃู„ุงَّ ุชุฎุฑุฌ ู…ู† ุจูŠุชู‡ุง ุฅู„ุงَّ ุจุฅุฐู†ู‡.
▫️ ุฃู† ุชุญูุธู‡ ููŠ ุฏูŠู†ู‡ ูˆุนุฑุถู‡.
▫️ูˆู‡ู†ุงูƒ ุญู‚ูˆู‚ ุฃุฎุฑู‰ ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ุง.

️ ูˆู…ู€ู† ุญู€ู‚ูˆู‚ ุงู„ู…ู€ุฑุฃุฉ ุนู€ู„ู‰ ุงู„ุฑุฌู€ู„ :
▫️ุฃู† ูŠุฏูุน ู„ู‡ุง ู…ู‡ุฑุงً ู„ู„ุฒูˆุงุฌ ุจู‡ุง.
▫️ุงู„ู†ูู‚ุฉ ุนู„ูŠู‡ุง ููŠ ุญุฏูˆุฏ ุงู„ู…ุนุฑูˆู.
▫️ ุฃู† ูŠُุคَู…ู† ู„ู‡ุง ุงู„ู…ู„ุจุณ ูˆุงู„ุณูƒู†.
▫️ูˆุฃู† ูŠุนุงุดุฑู‡ุง ุจุงู„ู…ุนุฑูˆู.
 ูˆู‡ุฐุง ู„ู‡ ุชูุงุตูŠู„ ู…ู†ู‡ุง ุงู† ูŠุชุญุจุจ ุฅู„ูŠู‡ุง ูˆูŠู†ุงุฏูŠู‡ุง ุจุฃุญุจ ุงู„ุฃุณู…ุงุก ุฅู„ูŠู‡ุง ูˆุฃู† ูŠุญุชุฑู… ุญุฏูŠุซู‡ุง، ูˆูŠุฌู…ุนู‡ุง ุญุณู† ุงู„ุฃุฎู„ุงู‚ ู…ุนู‡ุง.

 ูˆุฅู†ูŠ ู…ุน ุฅูŠู…ุงู†ูŠ #ุจูุถู„ ุงู„ุฑَّุฌู€ู€ู„ ุนู„ู‰ ุงู„ู…ู€ู€ุฑุฃุฉ، #ูุฅู†ูŠ ุฃุญุชุฑู… ุงู„ู…ุฑุฃุฉ ุณูˆุงุก ูƒุงู†ุช ุฃُู…ًّุง ุฃู… ุจู†ุชุง ุฃู… ุฒูˆุฌุฉ ุงู… ุฃุฎุชุง ุฃูˆ ุฃูŠ ู‚ุฑูŠุจุฉ ู…ู† ุงู„ู‚ุฑูŠุจุงุช.

❒ ูˆุฃุฑู‰ ุฃู†َّ ุนู„ู‰ ุงู„ู…ุณู„ู…ูŠู† ุฃู† ูŠุญุชุฑู…ูˆู‡ุง ูˆุงู† ูŠูƒุฑู…ูˆู‡ุง ูˆุงู† #ูŠุณุชูˆุตูˆุง ุจู‡ุง ุฎู€ูŠุฑุง ูƒู…ุง ุฃูˆุตุงู‡ู€ู… ุจุฐู„ูƒ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ูˆุนู„ู…ู‡ู… ุญู‚ูˆู‚ู‡ุง ุงู„ุชูŠ #ุณู„ุจุชู‡ุง ุงู„ุฌุงู‡ู„ูŠุงุช ูุงุณุชุนุงุฏู‡ุง ู„ู‡ุง. 》
_______________
๐Ÿ“š Al-Huquq wal Wajibaat Alar Rijal wan Nisaa, hal. 8.

====================

✍ *Ustadz Hilal Abu Naufal* _Hafizhahullah_

——————————————————

________
*--- Sebarkan FAiDaH*
      *--- Niatkan IbadaH*
             *--- Raihlah JannaH*
___
๐Ÿ“ฑ *Grup bAGI FAiDaH* ๐Ÿ“š

Hikmah Berqurban