Showing posts with label sakaratul maut. Show all posts
Showing posts with label sakaratul maut. Show all posts

Thursday, March 24, 2022

Agar Selamat Ketika Sakaratul Maut


Imam Malik rahimahullah menyatakan,

من أحبَّ  أن تفتح له فرجة في قلبه وينجو من غمرات الموت وأهوال يوم القيامة فليكن في عمله في السر أكثر منه في العلانية

"Siapa saja yang ingin agar dibukakan untuknya kelapangan di dalam hatinya dan selamat dari kesengsaraan (sakaratul) maut serta berbagai kengerian pada hari kiamat, maka hendaklah amalannya secara sembunyi-sembunyi lebih banyak dari amalannya secara terang-terangan." (Tartibul Madarik wa Taqribul Masalik 1/54)


Thursday, November 18, 2021

Kisah Nyata Sakaratul Maut


Kisah Nyata Sakaratul Maut: Ngerinya Gangguan Setan saat Sakaratul Maut - Poster Dakwah Yufid TV

بسم الله

Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi manusia. Ia akan terus mengganggu manusia agar tergelincir ke dalam perbuatan yang dilarang agama. Dan serangan setan itu terus dilancarkan selama ruh manusia masih dikandung jasad. Ada beberapa kisah nyata yang akan membuat kita sadar betapa mengerikannya gangguan setan saat seorang hamba di ambang kematian.

Semoga Bermanfaat

Label :

Update kajian Islam, Kajian Sunnah, Sunnah, Info Islam, Info Islam Terbaru, Update Kajian Sunnah,Kajian Islam, Konsultasi Syariah, Ahlus Sunnah, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab

Silahkan Share Untuk Memperoleh Pahala Jariyah, Insya Allah

https://griyakajiansunnah.blogspot.com

Source of Voice : www.Konsultasisyariah.com


Tuesday, November 16, 2021

Demi Allah Kita Semua Akan Melewati Event Terbesar ini

 


Semoga Bermanfaat

Label :

Update kajian Islam, Kajian Sunnah, Sunnah, Info Islam, Info Islam Terbaru, Update Kajian Sunnah,Kajian Islam, Konsultasi Syariah, Ahlus Sunnah, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab

Silahkan Share Untuk Memperoleh Pahala Jariyah, Insya Allah

https://griyakajiansunnah.blogspot.com


Saturday, October 3, 2020

Detik detik yang menegangkan dan menyakitkan saat menjelang sakaratul maut

Setiap mahluk yang bernyawa pasti mengalami yang bernama sakaratul mau. Proses tercabutnya nyawa manusia akan diawali dengan hal menegangkan dan juga menyakitkan. Peristiwa ini dikenal sebagai sakaratul maut. Ibnu Abi Ad-Dunya rahimahullah meriwayatkan dari Syaddad bin Aus Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Kematian adalah kengerian yang paling dahsyat di dunia dan akhirat bagi orang yang beriman. Kematian lebih menyakitkan dari goresan gergaji, sayatan gunting, panasnya air mendidih di bejana. Seandainya ada mayat yang dibangkitkan dan menceritakan kepada penduduk dunia tentang sakitnya kematian, niscaya penghuni dunia tidak akan nyaman dengan hidupnya dan tidak nyenyak dalam tidurnya”[2]. 

Berikut ini dalil yang menegaskan terjadinya proses sakaratul maut yang mengiringi perpisahan jasad dengan ruhnya, firman Allah:

“Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya”. [Qaaf: 19] 

Arti/maksud sakaratul maut adalah kedahsyatan, tekanan, dan himpitan kekuatan kematian yang mengalahkan manusia dan menguasai akal sehatnya. Makna bil haq (perkara yang benar) adalah perkara akhirat, sehingga manusia sadar, yakin dan mengetahuinya. Ada yang berpendapat al haq adalah hakikat keimanan sehingga maknanya menjadi telah tiba sakaratul maut dengan kematian[3]. 

Kemudian juga di ayat:

“Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai kerongkongan. Dan dikatakan (kepadanya): “Siapakah yang dapat menyembuhkan”. Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan. Dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan). Dan kepada Rabbmulah pada hari itu kamu dihalau”. [Al Qiyamah: 26-30] 

Kemudian Syaikh Sa’di menjelaskan: “Allah mengingatkan para hamba-Nya dengan keadan orang yang akan tercabut nyawanya, bahwa ketika ruh sampai pada taraqi yaitu tulang-tulang yang meliputi ujung leher (kerongkongan), maka pada saat itulah penderitaan mulai berat, (ia) mencari segala sarana yang dianggap menyebabkan kesembuhan atau kenyamanan. Karena itu Allah berfiman: “Dan dikatakan (kepadanya): “Siapakah yang akan menyembuhkan?” artinya siapa yang akan meruqyahnya dari kata ruqyah. Karena mereka telah kehilangan segala terapi umum yang mereka pikirkan, sehingga mereka bergantung sekali pada terapi ilahi. Namun qadha dan qadar jika datang dan tiba, maka tidak dapat ditolak. Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan dengan dunia. Dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan), maksudnya kesengsaraan jadi satu dan berkumpul. Urusan menjadi berbahaya, penderitaan semakin sulit, nyawa diharapkan keluar dari badan yang telah ia huni dan masih bersamanya. Maka dihalau menuju Allah Ta’ala untuk dibalasi amalannya, dan mengakui perbuatannya. Peringatan yang Allah sebutkan ini akan dapat mendorong hati-hati untuk bergegas menuju keselamatannya, dan menahannya dari perkara yang menjadi kebinasaannya. Tetapi, orang yang menantang, orang yang tidak mendapat manfaat dari ayat-ayat, senantiasa berbuat sesat dan kekufuran dan penentangan”.[4] 

Dan beberapa hadits Nabi yang menguatkan fenomena sakaratul maut: Imam Bukhari meriwayatkan dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anhuma, ia bercerita (menjelang ajal menjemput Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam)

Bahwa di hadapan Rasulullah ada satu bejana kecil dari kulit yang berisi air. Beliau memasukkan tangan ke dalamnya dan membasuh muka dengannya seraya berkata: “Laa Ilaaha Illa Allah. Sesungguhnya kematian memiliki sakaratul maut”. Dan beliau menegakkan tangannya dan berkata: “Menuju Rafiqil A’la”. Sampai akhirnya nyawa beliau tercabut dan tangannya melemas”[5] 

Dari Anas Radhiyallahu anhu, berkata:

“Tatkala kondisi Nabi makin memburuk, Fathimah berkata: “Alangkah berat penderitaanmu ayahku”. Beliau menjawab: “Tidak ada penderitaan atas ayahmu setelah hari ini…[al hadits]” [6] 

Kemudian dalam riwayat Tirmidzi dengan, ‘Aisyah menceritakan:

“Aku tidak iri kepada siapapun atas kemudahan kematian(nya), sesudah aku melihat kepedihan kematian pada Rasulullah”.[7] 

Dan penderitaan yang terjadi selama pencabutan nyawa akan dialami setiap makhluk. Dalil penguatnya, keumuman firman Allah: “Setiap jiwa akan merasakan mati”. (Ali ‘Imran: 185). Dan sabda Nabi: “Sesungguhnya kematian ada kepedihannya”. Namun tingkat kepedihan setiap orang berbeda-beda. [8] 

Saudaraku mari lebih mempersiapkan diri sebab cepat atau lambat kit akan mengalaminya.