Showing posts with label Islam Terbaru. Show all posts
Showing posts with label Islam Terbaru. Show all posts

Saturday, November 6, 2021

Ustadz Abdullah Zaen, Lc., MA - Agar Anak Jatuh Hati Pada Kita

Semoga Bermanfaat

Label :

Update kajian, Kajian Sunnah, Sunnah, Info Islam, Islam Terbaru,Update Kajian Sunnah,Kajian Islam,Konsultasi Syariah, ahlus sunnah

Silahkan Share Untuk Memperoleh Pahala Jariyah, Insya Allah

Di Support Oleh : https://griyakajiansunnah.blogspot.com


MENIPU ITU TIDAK TERPUJI

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin berkata,

إن بعضهم_ والعياذ بالله_ يعد الغش من الشطارة في البيع والشراء والعقود، ويري إن هذا من باب الحذق والذكاء والدهاء نسأل الله العافية_ مع إن النبي صلي الله عليه وسلم تبرا من الإنسان الذي يغش الناس

"Sebagian manusia wal 'iyadzu billah menganggap menipu itu sebagai kecerdasan dalam jual beli dan akad. Dia beranggapan bahwa hal ini termasuk ketangkasan dan kecerdasan -semoga Allah menyelamatkan kita-. Padahal Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berlepas diri dari orang yang menipu manusia."

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لأَحَدٍ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَىْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ ، قَبْلَ أَنْ لاَ يَكُونَ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ ، إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ ، وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ

Siapa yang pernah mendzalimi orang lain, baik terkait kehormatannya atau masalah lainnya, segeralah minta untuk dimaafkan hari ini, sebelum dinar atau dirham tidak berlaku. Sehingga jika dia mempunyai amal shalih, maka akan diambil dari pahalanya sesuai kezhalimannya dan jika dia tidak mempunyai amal shalih, maka diambil dari dosa orang yang dizhaliminya lalu dilemparkan kepadanya. (HR. Bukhari 2449).

Ini adalah ancaman yang sangat keras yang menunjukkan bahwa memakan harta manusia dengan cara yang batil termasuk dari perbuatan dosa-dosa besar.

Wallahua'lam

Sumber: 

Syarh Riyadh ash-Shālihīn, 1/495.

Alih bahasa:

Abu Fudhail Abdurrahman bin Umar.

Demikianlah faedah yang ringkas ini semoga bisa menjadi tuntunan akhlak dan sebagai keteladanan yang bermanfaat bagi kita semua.

Selamat beraktivitas

Semoga apa yang kita lakukan bisa bernilai ibadah di sisi Allah ﷻ

آمين يارب العالمين   


Terbukti‼Bisnis Kuburan Keramat itu Menguntungkan. Ustadz Khalid Basalamah

Semoga Bermanfaat

Label :

Update kajian, Kajian Sunnah, Sunnah, Info Islam, Islam Terbaru,Update Kajian Sunnah,Kajian Islam,Konsultasi Syariah, ahlus sunnah

Silahkan Share Untuk Memperoleh Pahala Jariyah, Insya Allah

Di Support Oleh : https://griyakajiansunnah.blogspot.com


Thursday, November 4, 2021

Sahabat Nabi yang Kaya

 Sahabat Rasulullah yg paling kaya ialah Abdul Rahman bin Auf. Beliau dikatakan adalah "sahabat" yg paling terakhir masuk surga karena lamanya masa yg digunakan untuk menghisab beliau, seperti dari riwayat Aisyah ra yg pernah mendengar Rasullullah bersabda :

 "Kulihat Abdurrahman bin’Auf masuk surga dengan perlahan-lahan (merangkak)!”

(Hr Bukhari).

Kecintaan Abdurrahman bi Auf kepada Rasulullah ditunjukkan dalam beragam cara. Ketika perniagaannya sudah berkembang pesat, Abdurrahman diberi anjuran oleh Nabi : 

“Wahai, Abdurrahman , kamu sekarang menjadi orang kaya dan kamu akan masuk surga dengan merangkak. Pinjamkanlah hartamu kepada Allah agar lancar kedua kakimu.

(Hr Hakim).

Hal itu memacu semangat Abdurrahman bersedekah lebih giat lagi. Bahkan, disebutkan bahwa dalam hal ini, Abdurrahman bersaing dengan Utsman bin Affan, antara lain,membiayai pasukan Islam. Rasulullah berdoa :

 “Semoga Allah memberkahimu dalam apa yg kamu tahan dan kamu berikan.”


Dalam sebuah riwayat ada hadist yg mengabarkan Abdurrahman termasuk dalam 10 orang yg dijamin surga-Nya. Rasulullah bersabda saat memasuki rumah Aisyah : 

Wahai Aisyah, inginkah engkau mendengar kabar gembira?” 

Aisyah menjawab, “Tentu, ya Rasulullah.” 

Lalu Baginda bersabda, “Ada 10 orang yg mendapat kabar gembira masuk surga, yaitu: Ayahmu (Abu Bakar), Umar masuk syuga, Utsman masuk surga, Ali masuk surga, Thalhah masuk surga, Az Zubair masuk surga, Sa’ad bin Abi Waqqash masuk surga, Said bin Zaid masuk surga, Abdurrahman masuk surga, Abu Ubaidah ibnul Jarrah masuk surga.”


Ketika ajal menjelang, Abdurrahman masih memikirkan bagaimana agar setiap hartanya berfaedah bagi kemajuan Islam. Ia berwasiat agar setiap Muslim peserta Perang Badar yg masih hidup diberi 400 dinar dari hartanya.

Adapun totalnya adalah sekitar 100 orang, Abdurrahman juga berwasiat agar sebagian besar hartanya diperuntukkan bagi ummahat al mukminin, yakni janda² Nabi. Terhadap hal ini, Aisyah mendoakan kebaikan baginya.

Abdurrahman meninggal dunia dalam usia 75 tahun. Jasadnya disholatkan dengan imam Khalifah Utsman bin Affan. Permakaman Baqi menjadi tempat peristirahatan terakhir salah seorang yg terjamin masuk surga ini.


Pernah suatu hari ketika para sahabat berkumpul, Abdurrahman bin Auf mendengarkan sabda Rasulullah bahwa kelak setelah dibangkitkan dan dihitungnya amal perbuatan manusia semasa hidup, orang yg kaya akan lebih lama menjalani perhitungan amal dibanding orang yg miskin dan saya sungguh bersama orang² fakir dan miskin.

Sejenak Abdurrahman bin Auf merenung dan berkata dalam hati, “Saya tidak mau berlama-lama saat yaumul hisab karena kekayaan yg saya miliki".

Abdurrahman bin Auf mengangkat tangan lantas berdoa : ” Ya Allah, jadikanlah hambamu ini orang yg miskin, agar kelak dapat selalu bersama Rasulullah”.

Ketika berita tentang para sahabat yg mau berhijrah ke kota Madinah sampai ke Abdurrahman bin Auf, sontak banyak harta bendanya dihibahkan ke mereka yg akan hijrah. Namun bukannya malah habis, kekayaan Abdurrahman bin Auf malah bertambah banyak lantaran usaha dagangnya semakin ramai. Melihat kekayaan semakin berlipat ganda, Abdurrahman bin Auf berjalan mondar-mandir karena gamang dan gusar. “Bagaimana caranya agar harta benda yg saya miliki habis dan tidak tersisa?.


Sesudah perang Tabuk, tumbuhan kurma siap panen yg ditinggalkan para sahabat menjadi busuk dan harganya anjlok. Kabar ini menyebar ke seantero kota Madinah dan sampai ke telinga Abdurrahman bin Auf. Mendengar kabar tersebut, Abdurrahman bin Auf menjual semua harta bendanya kemudian membuat pengumuman yg isinya, “Semua penduduk kota Madinah yg buah kurmanya busuk akan dibeli sesuai dengan harga buah kurma yg normal”. Sejurus kemudian warga kota Madinah berbondong² menjual kurma busuk ke tempat Abdurrahman bin Auf.

Semua kurma busuk warga kota Madinah dibeli oleh Abdurrahman bin Auf, hartanya pun habis tanpa sisa dan jatuh miskin. Lantas berkata dalam hati ” Alhamdulillah, doaku dikabulkan oleh Allah”.

Sehari kemudian, datang utusan dari negeri Yaman ke kota Madinah. Utusan ini menyebar pengumuman bahwa sedang mencari buah kurma busuk yg akan digunakan obat. Buah kurma busuk akan dibeli dengan harga 10 kali lipat dari harga buah kurma di pasaran. penduduk negeri Yaman sedang dilanda wabah penyakit aneh. Nenurut pemeriksaan tabib, wabah aneh tersebut akan cepat sembuh jika diobati dengan buah kurma busuk. Warga penduduk kota Madinah yg membaca edaran pengumuman, memberitahu utusan agar lekas pergi ke rumah Abdurrahman bin Auf. Di sanalah tempatnya buah kurma yg busuk.

Tanpa pikir panjang, utusan raja tersebut mengetuk pintu rumah Abdurrahman bin Auf lalu menjelaskan wabah apa terjadi di negeri Yaman. Semua kurma² busuk yg kemarin dibeli Abdurrahman bin Auf diangkut dan dibeli 10 kali lipat. Abdurrahman bin Auf semakin kaya raya. Jumlah kekayaannya belum ada yg menandingi karena kurma yg seharusnya tidak laku malah terjual dengan nominal harga yg fantastis.


Abdurahman bin Auf yg jelas² dijamin syurga saja di khabarkan Rasulullah masuk syurga secara berlahan (merangkak) sebab hartanya, padahal beliau mendapatkan hartanya dari jalan yg "حلال".

 Lantas bagaimana dengan kita yg belum mendapatkan "guaranteed" (jaminan) masuk syuga??.


Setelah kita mati maka kelak kita akan ditanya 5 perkara, saking lamanya sampe Rasulullah meng-ngabarkan peristiwa itu dalam sebuah hadist.

Dari Ibnu Mas’ud dari Rasulullah bahwa beliau bersabda : "Tidak akan bergerak tapak kaki anak Adam pada hari kiamat, hingga ia ditanya tentang 5 perkara, yaitu umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya kemana dipergunakannya, hartanya darimana ia memperolehnya dan kemana dibelanjakannya, ilmunya sejauh mana diamalkan?"

(Hr Turmudzi).

ثم لتسألن يومئذ عن النعيم

“Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yg kamu megah-megahkan di dunia itu).”

Qs At Takatsur: 8.

(Sirah Sahabat ra).

Wednesday, November 3, 2021

Mengenal Qadariyyah, Para Pengingkar Takdir

Oleh : Ustadz Yananto Sulaimansyah

Suatu hari di pintu masuk masjid

Imam Muslim rahimahullah di awal kitab beliau, Shahih Muslim, meriwayatkan sebuah atsar yang panjang yang mengisahkan kemunculan paham qadariyyah,Dari Yahya bin Ya’mar, beliau mengatakan, Orang yang pertama kali berbicara masalah takdir di Bashrah adalah Ma’bad Al Juhani. Aku dan Humaid bin ‘Abdirrahman kemudian pergi berhaji atau ‘umrah- dan kami mengatakan, Seandainya kita bertemu salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kita akan mengadukan pendapat mereka tentang takdir tersebut.

Kami pun bertemu dengan Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma yang sedang memasuki masjid. Lalu kami menggandeng beliau, satu dari sisi kanan dan satu dari sisi kiri. Aku menyangka sahabatku menyerahkan pembicaraan kepadaku sehingga akupun berkata kepada Ibnu ‘Umar, “Wahai Abu ‘Abdirrahman (panggilan Ibnu ‘Umar pen), sungguh di daerah kami ada sekelompok orang yang berpandangan takdir itu tidak ada, dan segala sesuatu itu baru ada ketika terjadinya (tidak tertulis di catatan takdir dan tidak pula diketahui oleh Allah sebelumnya ,pen).

Maka Ibnu ‘Umar berkomentar, “Kalau kamu bertemu dengan mereka, beritahukan mereka bahwa aku berlepas diri dari mereka dan mereka berlepas diri dariku! Demi Dzat yang Ibnu ‘Umar bersumpah dengan-Nya, seandainya mereka memiliki emas sebanyak gunung Uhud lantas menginfaqkannya, niscaya Allah tidak akan menerima infaq mereka tersebut sampai mereka mau beriman kepada takdir” (HR. Muslim)

● Mengenal qadariyyah, paham pengingkar takdir

Qadariyyah adalah kelompok yang meyakini bahwa Allah tidaklah mengetahui dan menetapkan takdir sesuatu yang akan terjadi di masa yang akan datang, dan meyakini kalau perbuatan makhluk bukan Allah yang menciptakan.

● Sejarah kemunculannya

Diriwayatkan dari Al Auza’i, beliau mengatakan, “Yang pertama kali berpendapat seputar masalah takdir adalah seseorang dari Iraq yang dikenal dengan nama “Susan1”. Dahulu ia orang nasrani, lalu masuk Islam, kemudian murtad dan kembali ke agama lamanya tersebut.

Ma’bad Al Juhani mengambil pendapat seputar takdir dari orang tersebut. Lalu pendapatnya diikuti oleh Ghaylan Ad Dimasyqi.

● Mereka adalah majusinya umat ini

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْقَدَرِيَّةُ مَجُوسُ هَذِهِ الْأُمَّةِ إِنْ مَرِضُوا فَلَا تَعُودُوهُمْ وَإِنْ مَاتُوا فَلَا تشهدوهم

Qadariyyah adalah majusinya umat ini. Jika mereka sakit, jangan dijenguk. Jika mereka mati, jangan dilayat” (HR. Abu Dawud, Ahmad, dan lainnya. Dinilai hasan oleh Al Albani dalam Misykatul Mashaabih)

● Kenapa disamakan dengan majusi?

Syaikh Ibnu ‘Utsaimin mengatakan, “Qadariyyah dinamakan majusi karena kaum majusi meyakini bahwa ada dua pencipta di dunia ini : pencipta kebaikan dan pencipta keburukan. Pencipta kebaikan adalah cahaya. Sedangkan pencipta keburukan adalah kegelapan.

Qadariyyah menyerupai majusi dari sisi ini karena qadariyyah mengatakan : peristiwa yang ada di dunia itu ada dua jenis : peristiwa akibat perbuatan Allah, maka ini adalah ciptaan Allah, dan peristiwa akibat perbuatan hamba, maka ini adalah ciptaan hamba, bukan ciptaan Allah”

● Inti penyelewengan qadariyyah

Pada dasarnya, penyelewengan paham qadariyyah terpusat pada dua hal :

1. Mengingkari bahwa Allah mengetahui segala sesuatu sebelum terjadinya

2. Meyakini bahwa setiap hamba adalah pencipta bagi perbuatannya masing-masing

● Punahnya qadariyyah asli

Tetapi para ulama menyebutkan bahwa qadariyyah asli yang muncul pada masa Ibnu ‘Umar telah terkubur. Ibnu Hajar menukil dari Al Qurthubi, beliau mengatakan, “Paham ini telah punah. Kami tidak tahu ada orang belakangan yang menisbatkan dirinya kepada paham ini”

Beliau melanjutkan, “Adapun qadariyyah yang ada saat ini (yakni di zaman beliau hidup pen) menyakini bahwa Allah telah mengetahui apa yang akan dilakukan oleh hamba-Nya sebelum itu terjadi. Tetapi mereka menyelisihi salaf dengan menganggap bahwa perbuatan hamba adalah hasil kemampuan dan ciptaan hamba itu sendiri (bukan berasal dari kehendak dan ciptaan Allah pen). Meskipun sama-sama ideologi rusak, tapi ideologi yang kedua kerusakannya lebih ringan dibanding ideologi aslinya.

● Apakah qadariyyah dihukumi kafir?

Karena terjadinya pergeseran arah pemahaman, para ulama membedakan hukum terhadap qadariyyah asli dan qadariyyah yang ada di masa belakangan.

Syaikh Ibrahim Ar Ruhaily mengatakan, “Para ulama salaf membedakan hukum untuk dua jenis qadariyyah ini. Mereka mengkafirkan qadariyyah asli yang mengingkari ilmu Allah akan sesuatu yang belum terjadi, namun mereka tidak mengkafirkan qadariyyah yang baru muncul di masa belakangan yang menetapkan bahwa Allah mengetahui sesuatu yang belum terjadi, meskipun mereka tidak menetapkan penciptaan Allah terhadap perbuatan makhluk”

Abdullah putra Imam Ahmad mengatakan,Ayahku ditanya : ‘Apakah qadariyyah itu kafir?’ Beliau menjawab : ‘Iya, jika mengingkari ilmu Allah (akan sesuatu yang belum terjadi - pen)’ ”

Ibnu Taimiyyah mengatakan, Qadariyyah yang mengingkari adanya penetapan takdir dan ilmu Allah dikafirkan oleh para ulama. Namun mereka tidak mengkafirkan qadariyyah yang meyakini adanya ilmu Allah tetapi tidak menetapkan bahwa perbuatan hamba diciptakan oleh Allah”

Pewaris paham qadariyyah

Syaikh Ibrahim Ar Ruhaily mengatakan, “Kelompok qadariyyah telah habis masanya. Tetapi mu’tazilah telah menumbuhkan kembali pemahaman-pemahaman qadariyyah, menjabarkannya, dan berpanjang lebar membahasnya. Oleh karena itu, bisa kita katakan bahwa mu’tazilah adalah pewaris qadariyyah. Sehingga mu’tazilah disebut juga qadariyyah.

Penutup

Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

Dan kalian tidak dapat menghehendaki (menempuh jalan yang lurus), kecuali jika dikehendaki oleh Allah, Rabb seru sekalian alam” (QS. At Takwir : 29)

وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ

Dan Allah –lah yang menciptakan diri kalian dan perbuatan kalian” (QS. Ash Shaffat : 96)

Kiranya dua ayat yang suci ini mampu meluruskan pemahaman yang menyimpang milik qadariyyah. Pertama, segala yang terjadi di dunia itu atas kehendak Allah Ta’ala, sehingga ini membantah pemahaman mereka kalau perbuatan yang dilakukan hamba terjadi di luar kehendak Allah. Kedua, perbuatan yang dilakukan oleh seorang hamba termasuk ciptaan Allah, sehingga ini membantah ideologi mereka kalau perbuatan hamba diciptakan oleh hamba itu sendiri.2

Semoga pembahasan yang sedikit ini bermanfaat bagi penulis maupun yang membacanya.

Wallahu a’lam.

Wa shallallahu wa sallam ‘ala ‘abdihi wa rasuulihi nabiyyina Muhammad wa aalihi wa shahbihi ajma’iin.

Referensi

●  Mauqif Ahlis Sunnah wal Jama’ah min Ahlil Ahwaa wal Bida’, Ibrahim bin ‘Amir Ar Ruhaily

● Shahih Muslim, Muslim bin Hajjaj An Naisaburi

● Syarh Al ‘Aqidah Al Wasithiyyah, Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin

● Syarh Ushul I’tiqad Ahlis Sunnah wal Jama’ah, Abul Qasim Hibatullah bin Hasan Al Laalikaa-i

Footnote

1. Yakni سوسن . Dalam riwayat Ibnu ‘Aun, nama orang ini adalah سنسوية . Wallahu a’lam cara bacanya.

2. Untuk bantahan yang lebih detail bisa melihat artikel lain seputar bantahan untuk qadariyyah

Penulis : Ustadz Yananto Sulaimansyah

Artikel Muslim.Or.Id

Keringanan Berpuasa Bagi Wanita Hamil dan Menyusui

Semoga Bermanfaat

Label :

Update kajian, Kajian Sunnah, Sunnah, Info Islam, Islam Terbaru,Update Kajian Sunnah,Kajian Islam,Konsultasi Syariah, ahlus sunnah

Silahkan Share Untuk Memperoleh Pahala Jariyah, Insya Allah

Di Support Oleh : https://griyakajiansunnah.blogspot.com


Wednesday, October 27, 2021

Kajian islam: Pilih Kasih Penyakit - Ustadz Abdullah Zaen, MA

Semoga Bermanfaat

Label :

Update kajian, Kajian Sunnah, Sunnah, Info Islam, Islam Terbaru,Update Kajian Sunnah,Kajian Islam,Konsultasi Syariah, ahlus sunnah

Silahkan Share Untuk Memperoleh Pahala Jariyah, Insya Allah

Di Support Oleh : https://griyakajiansunnah.blogspot.com

Monday, October 25, 2021

Silahkan Nikah Dengan Lelaki Lain, Apakah Jatuh Cerai

Semoga Bermanfaat

Label :

Update kajian, Kajian Sunnah, Sunnah, Info Islam, Islam Terbaru,Update Kajian Sunnah,Kajian Islam,Konsultasi Syariah, ahlus sunnah

Silahkan Share Untuk Memperoleh Pahala Jariyah, Insya Allah

Di Support Oleh : https://griyakajiansunnah.blogspot.com

Source of Voice : www.Konsultasisyariah.com


Friday, October 15, 2021

Bukan Dgn Perayaan Maulid, ini Cara Mencintai Nabiﷺ Yg Benar. IR.Soekarn...

Bismillaah

PERBEDAAN ISTIGHFAR DAN TAUBAT


Oleh :

Ustadz Ahmad Anshori, Lc 

Adakah perbedaan antara istighfar dan taubat? Apakah saat seroang beristighfar serta merta bisa dikatakan bertaubat?

Dua istilah yang tampak sama ini, ternyata pada hakikatnya terdapat perbedaan. Berikut perbedaannya :

● Pertama : Taubat ada batas waktunya, sementara istighfar tidak ada batas waktunya.

Oleh karenanya sampai orang yang sudah meninggal masih bisa dimohonkan ampunan. Adapun taubat tak diterima ketika nyawa seorang sampai pada kerongkongan. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

bahwasanya Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ اللهَ يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَا لَمْ يُغَرْغِرْ.

Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba, s…

SUNGGUH MENGHERANKAN

Orang yang sakit, biasanya pergi ke dokter. 

Dokter akan memberikan resep obat kepadanya, lalu dia akan pergi ke apotek untuk membeli obat sesuai resep dokter itu.

Dia akan meminum obat tersebut, meskipun dia tidak tahu bahan obatnya.

Meskipun dia tidak paham dasar ilmiah yang dijadikan dokter untuk memberikan resepnya.

Dia mau minum obat tersebut, dengan rasanya yang pahit.

Dia mau mengikuti aturan pakainya, sesuai takarannya.

Bahkan mungkin saja dia mau bangun dari tidur pulasnya hanya untuk meminumnya.

📌  Semuanya itu dia lakukan, karena Merasa Yakin Kepada Dokter, dan berharap sembuh dari sakitnya.

📌  Sungguh sangat mengherankan jika orang yang demikian dalam  menyikapi resep dokter. 

Kemudian saat datang kepadanya dalil berupa Firman Allah dan hadits Nabi Shalallahu alaihi wasallam; dia menolaknya dengan alasan, 

karena belum jelas baginya maslahat atau hikmah dari penerapan dalil tersebut!!

🍃  Saudaraku, aku tidak mengajakmu meniadakan akal, karena taklif (beban syariat) sangat berkaitan dengan akal.

Sebaliknya, aku mengajakmu untuk berpikir lebih jauh.

Aku mengajakmu untuk menjaga adab dan akhlak terhadap Allah, Penciptamu.

Janganlah engkau menuduh buruk hukum syariat yang hikmahnya belum tampak bagimu, atau mungkin saja akalmu belum mampu menjangkaunya.

🍃  Saudaraku, paling tidak, yakinlah bahwa Allah Ta'ala jauh lebih menyayangimu melebihi dokter yang engkau percaya dalam resep obatnya.

Yakinlah bahwa Allah tidak akan mengarahkanmu kepada sesuatu, kecuali ada kebaikan padanya untuk duniamu dan akhiratmu.

Jadikanlah hatimu menerima dan lapang terhadap hukum Allah.

Tundukkanlah akalmu kepada syariat-Nya. 

✍  Jadikanlah semboyanmu pada apapun yang belum mampu engkau cerna dengan baik dalam syariat ini: 

"kami beriman, bahwa semua itu dari Rabb kami" 

[QS. Ali Imran: 7]

🖊  Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny, MA

Dewan Pembina Yayasan Risalah islam

Oleh: Mutiara Risalah Islam

MARI KITA BELAJAR BERSAMA

Mantan Mertua Masih Tetap Mahram Bagi Mantan Menantu

Bismillaah

Lomba Lari dengan Istri, itu Sunnah

Bismillaah