Skip to main content

Anak adalah Amanah

Banyak diantara kita yang pernah dititipi sesuatu oleh orang lain. Amanah tersebut tentunya akan kita jaga dengan sebaik baiknya. Apalagi jika titipan tersebut adalah barang yang sangat berharga. Tapi ada satu amanah yang sangat istimewa dan yang menitipkannya adalah Dzat yang sangat mulia tetapi justru sering kita menyia nyiakannya. Titipan ini tidak semua orang diberi untuk mengembannya, dan amanah tersebut adalah seorang anak. Bayi yang Allaah berikan kepada kita bagaikan mutiara yang masih berada didalam kerang/cangkangnya, masih terjaga dari jamahan tangan luar. Hati dibayi masih suci dan diibaratkan selembar kertas putih tanpa tergores atau terukir. Nah berjalannya waktu sedikit demi sedikit kepribadian dan perilaku anak mulai terbentuk sesuai dengan apa yang dilihat disekitarnya, yaitu didalam rumah dan lingkungan rumah, atau dari luar rumah.

Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam menjelaskan : " Setiap bayi lahir dalam keadaan fitrah. Orang tuanyalah yang akan menjadikan ia yahudi,nasrani atau majusi". ( HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah )

Ya, itulah masa ke emasan yang tidak boleh disia siakan. Kesalihan anak adalah bukan hadiah yang gratis turun dari langit begitu saja tanpa sebab. Tetapi membutuhkan usaha dan perjuangan orang tua. Ingat tanggung jawab kita kepada anak bukan sekedar memberi makan supaya kenyang, pakaian bagus,rumah bagus,hp bagus, kendaraan bagus, tetapi tanggung jawab yang lebih berat adalah memberikan pendidikan terbaik bagi mereka dan menyelamatkan mereka dari azab Allah.

At Tahrim ayat 6 : "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."

Dalam HR. Bukhari dan Muslim, menyebutkan : "Setiap kalian adalah pemimpin dan semua akan ditanya tentang bawahannya...Lelaki adalah pemimpin bagi keluarganya, dan dia akan ditanya tentang mereka. Wanita merupakan penanggung jawab dirumah suaminya serta bagi anaknya, dan dia akan ditanya tentang mereka"

Dari ayat dan hadist diatas jelaslah tanggung jawab anak tertuju kepada kedua orang tuanya.

Sedangkan dalam rangka menjaga amanah ini setab terus membuat masalah, makar dan tipu daya untuk mematahkan semangat orang tua dalam menjaga dan mendidika amanah anak tersebut. Sekaligus menjadi kompor dengan sifat keluh kesah yang memang merupakan watak/tabiat dasar manusia. ini tertera dalam surat Al Ma'arij (70) : 19

Tetapi tipu daya setan tersebut tentunya harus dilawan dengan cara menjauhkan sifat/sikap keluh kesah semaksimal mungkin, sebab sikap  ini hanya akan membawa kepada kerugian diri dan anak. Perlu difahami walaupun tugas ringanpun jika di barengi keluh kesah, amarah,tidak ihlas, maka tugas ringanpun akan terasa berat. Lebih ruginya lagi karena tidak ihlas akibatnya pahala tidak didapat malah istilahnya rugi bertubi tubi seakan sudah jatuh ditimpa tangga lagi.

Dan sebaliknya, jika tanggung jawab ini dipikul dengan penuh keihlasan,tanpa keluh kesah maka akan membawa kebaikan diri dan si anak. Karena seberat apapun tugas dan tanggung jawab jika dilakukan dengan penuh keihlasan, kegembiraan dan  harapab maka tugas seberat apapun akan terasa ringan dan tentunya akan berbuah pahala disetiap perjuangan tetes keringatdan  rasa capek akan berbuah manis kelak diakhirat, dan inilah yang namanya keberuntungan diatas keberuntungan. Didunia, pekerjaan terasa nikmat dan bisa mencicipi buah manis kebaktian anak dan diakhirat, insya Allaah akan menuai limpahan pahala. amiin

Semoga kita terhindar dari sifat/sikap keluh kesah

Silahkan di share, semoga bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi umat

Artikel Kajian Terbaru Klik Disini


Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك...

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an...

Lailatul Qodar

Pengertian Lailatul qodar adalah malam kemuliaan yang hanya terdapat pada bulan ramadhan. Keutamaan Lailatul qodar , Allaah telah menerangkan dalam QS. Al-Qadr ayat 1-5 yang artinya : "Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam Qadr. Dan tahukah kamu apa malam kemuliaan itu?. Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar." Waktu / malam Lailatul Qadr berada diantara sepuluh malam terakhir pada bulan ramadhan, dan lebih khusua lagi pada malam-malam yang ganjil. Rasulullaah bersabda, yang artinya : " Carilah Lailatul Qadr pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan." ( HR. Bukhari dan Muslim) Oleh sebab itu pada malam-malam itu kita di anjurkan untuk memperbanyak amal soleh. Tanda-tanda Lailatul Qadr : 1. Pada malam lailatul qadr terasa sejuk, tidak panas, dan tidak dingin. Riwayat dari Jabir bi...