Skip to main content

Pengaruh Makanan yang Haram

By Muhammad Abduh Tuasikal, MSc 

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Sebagian muslim tidak mempedulikan apa yang masuk dalam perutnya. Asal enak dan ekonomis, akhirnya disantap. Tidak tahu manakah yang halal, manakah yang haram. Padahal makanan, minuman dan hasil nafkah dari yang haram sangat berpengaruh sekali dalam kehidupan seorang muslim, bahkan untuk kehidupan akhiratnya setelah kematian. Baik pada terkabulnya do’a, amalan sholehnya dan kesehatan dirinya bisa dipengaruhi dari makanan yang ia konsumsi setiap harinya. Oleh karena itu, seorang muslim begitu urgent untuk mempelajari halal dan haramnya makanan. Dan yang kita bahas kali ini adalah seputar pengaruh makanan yang haram bagi diri kita. Moga bermanfaat.

Pertama: Makanan haram mempengaruhi do’a

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

« Ų£َŁŠُّŁ‡َŲ§ Ų§Ł„Ł†َّŲ§Ų³ُ Ų„ِŁ†َّ Ų§Ł„Ł„َّŁ‡َ Ų·َŁŠِّŲØٌ Ł„Ų§َ ŁŠَŁ‚ْŲØَŁ„ُ Ų„ِŁ„Ų§َّ Ų·َŁŠِّŲØًŲ§ ŁˆَŲ„ِŁ†َّ Ų§Ł„Ł„َّŁ‡َ Ų£َŁ…َŲ±َ Ų§Ł„ْŁ…ُŲ¤ْŁ…ِŁ†ِŁŠŁ†َ ŲØِŁ…َŲ§ Ų£َŁ…َŲ±َ ŲØِŁ‡ِ Ų§Ł„ْŁ…ُŲ±ْŲ³َŁ„ِŁŠŁ†َ ŁَŁ‚َŲ§Ł„َ ( ŁŠَŲ§ Ų£َŁŠُّŁ‡َŲ§ Ų§Ł„Ų±ُّŲ³ُŁ„ُ ŁƒُŁ„ُŁˆŲ§ Ł…ِŁ†َ Ų§Ł„Ų·َّŁŠِّŲØَŲ§ŲŖِ ŁˆَŲ§Ų¹ْŁ…َŁ„ُŁˆŲ§ ŲµَŲ§Ł„ِŲ­ًŲ§ Ų„ِŁ†ِّŁ‰ ŲØِŁ…َŲ§ ŲŖَŲ¹ْŁ…َŁ„ُŁˆŁ†َ Ų¹َŁ„ِŁŠŁ…ٌ) ŁˆَŁ‚َŲ§Ł„َ (ŁŠَŲ§ Ų£َŁŠُّŁ‡َŲ§ Ų§Ł„َّŲ°ِŁŠŁ†َ Ų¢Ł…َŁ†ُŁˆŲ§ ŁƒُŁ„ُŁˆŲ§ Ł…ِŁ†ْ Ų·َŁŠِّŲØَŲ§ŲŖِ Ł…َŲ§ Ų±َŲ²َŁ‚ْŁ†َŲ§ŁƒُŁ…ْ) ». Ų«ُŁ…َّ Ų°َŁƒَŲ±َ Ų§Ł„Ų±َّŲ¬ُŁ„َ ŁŠُŲ·ِŁŠŁ„ُ Ų§Ł„Ų³َّŁَŲ±َ Ų£َŲ“ْŲ¹َŲ«َ Ų£َŲŗْŲØَŲ±َ ŁŠَŁ…ُŲÆُّ ŁŠَŲÆَŁŠْŁ‡ِ Ų„ِŁ„َŁ‰ Ų§Ł„Ų³َّŁ…َŲ§Ų”ِ ŁŠَŲ§ Ų±َŲØِّ ŁŠَŲ§ Ų±َŲØِّ ŁˆَŁ…َŲ·ْŲ¹َŁ…ُŁ‡ُ Ų­َŲ±َŲ§Ł…ٌ ŁˆَŁ…َŲ“ْŲ±َŲØُŁ‡ُ Ų­َŲ±َŲ§Ł…ٌ ŁˆَŁ…َŁ„ْŲØَŲ³ُŁ‡ُ Ų­َŲ±َŲ§Ł…ٌ ŁˆَŲŗُŲ°ِŁ‰َ ŲØِŲ§Ł„ْŲ­َŲ±َŲ§Ł…ِ ŁَŲ£َŁ†َّŁ‰ ŁŠُŲ³ْŲŖَŲ¬َŲ§ŲØُ Ł„ِŲ°َŁ„ِŁƒَ ».

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyyib (baik). Allah tidak akan menerima sesuatu melainkan dari yang thoyyib (baik). Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Firman-Nya: ‘Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.’ Dan Allah juga berfirman: ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang telah kami rezekikan kepadamu.'” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang seorang laki-laki yang telah menempuh perjalanan jauh, sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo’a: “Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku.” Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dari yang haram, maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan do’anya?” (HR. Muslim no. 1015)

Begitu pula Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan pada Sa’ad,

Ų£Ų·ŲØ Ł…Ų·Ų¹Ł…Łƒ ŲŖŁƒŁ† Ł…Ų³ŲŖŲ¬Ų§ŲØ Ų§Ł„ŲÆŲ¹ŁˆŲ©

“Perbaikilah makananmu, maka do’amu akan mustajab.” (HR. Thobroni dalam Ash Shoghir. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini dho’if jiddan sebagaimana dalam As Silsilah Adh Dho’ifah 1812)

Ada yang bertanya kapada Sa’ad bin Abi Waqqosh,

ŲŖُŲ³ŲŖŲ¬Ų§ŲØُ ŲÆŲ¹ŁˆŲŖُŁƒ Ł…Ł† ŲØŁŠŁ† Ų£ŲµŲ­Ų§ŲØ Ų±Ų³ŁˆŁ„ Ų§Ł„Ł„Ł‡ – ŲµŁ„Ł‰ Ų§Ł„Ł„Ł‡ Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ ŁˆŲ³Ł„Ł… – ؟ ŁŁ‚Ų§Ł„ : Ł…Ų§ Ų±ŁŲ¹ŲŖُ Ų„Ł„Ł‰ ŁŁ…ŁŠ Ł„Ł‚Ł…Ų©ً Ų„Ł„Ų§ ŁˆŲ£Ł†Ų§ Ų¹Ų§Ł„Ł…ٌ Ł…Ł† Ų£ŁŠŁ† Ł…Ų¬ŁŠŲ¦ُŁ‡Ų§ ، ŁˆŁ…Ł† Ų£ŁŠŁ† Ų®Ų±Ų¬ŲŖ .

“Apa yang membuat do’amu mudah dikabulkan dibanding para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lainnya?” “Saya  tidaklah memasukkan satu suapan ke dalam mulutku melainkan saya mengetahui dari manakah datangnya dan dari mana akan keluar,” jawab Sa’ad.

Dari Wahb bin Munabbih, ia berkata,

Ł…Ł† Ų³Ų±َّŁ‡ Ų£Ł†ْ ŁŠŲ³ŲŖŲ¬ŁŠŲØ Ų§Ł„Ł„Ł‡ ŲÆŲ¹ŁˆŲŖŁ‡ ، ŁŁ„ŁŠُŲ·ِŲØ Ų·ُŲ¹Ł…ŲŖŁ‡

“Siapa yang bahagia do’anya dikabulkan oleh Allah, maka perbaikilah makanannya.”

Dari Sahl bin ‘Abdillah, ia berkata,

Ł…Ł† Ų£ŁƒŁ„ Ų§Ł„Ų­Ł„Ų§Ł„ Ų£Ų±ŲØŲ¹ŁŠŁ† ŁŠŁˆŁ…Ų§ً  Ų£ُŲ¬ŁŠŲØَŲŖ ŲÆŲ¹ŁˆŲŖُŁ‡

“Barangsiapa memakan makanan halal selama 40 hari, maka do’anya akan mudah dikabulkan.”

Yusuf bin Asbath berkata,

ŲØŁ„ŲŗŁ†Ų§ Ų£Ł†َّ ŲÆŲ¹Ų§Ų”َ Ų§Ł„Ų¹ŲØŲÆ ŁŠŲ­ŲØŲ³ Ų¹Ł† Ų§Ł„Ų³Ł…Ų§ŁˆŲ§ŲŖ ŲØŲ³ŁˆŲ”ِ Ų§Ł„Ł…Ų·Ų¹Ł… .

“Telah sampai pada kami bahwa do’a seorang hamba tertahan di langit karena sebab makanan jelek (haram) yang ia konsumsi.”

Gemar melakukan ketaatan secara umum, sebenarnya adalah jalan mudah terkabulnya do’a. Sehingga tidak terbatas pada mengonsumsi makanan yang halal, namun segala ketaatan akan memudahkan terkabulnya do’a. Sebaliknya kemaksiatan menjadi sebab penghalang terkabulnya do’a.

Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah berkata, “Melakukan ketaatan memudahkan terkabulnya do’a. Oleh karenanya pada kisah tiga orang  yang masuk dan tertutup dalam suatu goa, batu besar yang menutupi mereka menjadi terbuka karena sebab amalan yang mereka sebut. Di mana mereka melakukan amalan tersebut ikhlas karena Allah Ta’ala. Mereka berdo’a pada Allah dengan menyebut amalan sholeh tersebut sehingga doa mereka pun terkabul.”

Wahb bin Munabbih berkata,

Ų§Ł„Ų¹Ł…Ł„ُ Ų§Ł„ŲµŲ§Ł„Ų­ُ ŁŠŲØŁ„Ųŗ Ų§Ł„ŲÆŲ¹Ų§Ų” ، Ų«Ł… ŲŖŁ„Ų§ Ł‚ŁˆŁ„Ł‡ ŲŖŲ¹Ų§Ł„Ł‰ : { Ų„ِŁ„َŁŠْŁ‡ِ ŁŠَŲµْŲ¹َŲÆُ Ų§Ł„ْŁƒَŁ„ِŁ…ُ Ų§Ł„Ų·َّŁŠِّŲØُ ŁˆَŲ§Ł„ْŲ¹َŁ…َŁ„ُ Ų§Ł„ŲµَّŲ§Ł„ِŲ­ُ ŁŠَŲ±ْŁَŲ¹ُŁ‡ }

“Amalan sholeh akan memudahkan tersampainya (terkabulnya) do’a. Lalu beliau membaca firman Allah Ta’ala, “Kepada-Nya-lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya.” (QS. Fathir: 10)

Dari ‘Umar, ia berkata,

ŲØŲ§Ł„ŁˆŲ±Ų¹ Ų¹Ł…Ų§ Ų­Ų±َّŁ… Ų§Ł„Ł„Ł‡ ŁŠŁ‚ŲØŁ„ُ Ų§Ł„Ł„Ł‡ Ų§Ł„ŲÆŲ¹Ų§Ų” ŁˆŲ§Ł„ŲŖŲ³ŲØŁŠŲ­َ

“Dengan sikap waro’ (hati-hati) terhadap larangan Allah, Dia akan mudah mengabulkan do’a dan memperkanankan tasbih (dzikir subhanallah).”

Sebagian salaf berkata,

Ł„Ų§ ŲŖŲ³ŲŖŲØŲ·Ų¦ Ų§Ł„Ų„Ų¬Ų§ŲØŲ© ، ŁˆŁ‚ŲÆ Ų³ŲÆŲÆŲŖَ Ų·Ų±Ł‚Ł‡Ų§ ŲØŲ§Ł„Ł…Ų¹Ų§Ųµ

“Janganlah engkau memperlambat terkabulnya do’a dengan engkau menempuh jalan maksiat.” (Dinukil dari Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, Ibnu Rajab Al Hambali, 1: 275-276)

Kedua: Rizki dan makanan halal mewariskan amalan sholeh

Rizki dan makanan yang halal adalah bekal dan sekaligus pengobar semangat untuk beramal shaleh. Buktinya adalah firman Allah Ta’ala,

ŁŠَŲ§ Ų£َŁŠُّŁ‡َŲ§ Ų§Ł„Ų±ُّŲ³ُŁ„ُ ŁƒُŁ„ُŁˆŲ§ Ł…ِŁ†َ Ų§Ł„Ų·َّŁŠِّŲØَŲ§ŲŖِ ŁˆَŲ§Ų¹ْŁ…َŁ„ُŁˆŲ§ ŲµَŲ§Ł„ِŲ­ًŲ§ Ų„ِŁ†ِّŁŠ ŲØِŁ…َŲ§ ŲŖَŲ¹ْŁ…َŁ„ُŁˆŁ†َ Ų¹َŁ„ِŁŠŁ…ٌ

“Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang thoyyib (yang baik), dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Mu’minun: 51). Sa’id bin Jubair dan Adh Dhohak mengatakan bahwa yang dimaksud makanan yang thoyyib adalah makanan yang halal (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, 10: 126).

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Allah Ta’ala pada ayat ini memerintahkan para rasul ‘alaihimush sholaatu was salaam untuk memakan makanan yang halal dan beramal sholeh. Penyandingan dua perintah ini adalah isyarat bahwa makanan halal adalah pembangkit amal shaleh. Oleh karena itu, para Nabi benar-benar memperhatikan bagaimana memperoleh yang halal. Para Nabi mencontohkan pada kita kebaikan dengan perkataan, amalan, teladan dan nasehat. Semoga Allah memberi pada mereka balasan karena telah member contoh yang baik pada para hamba.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 10: 126).

Bila selama ini kita merasa malas dan berat untuk beramal? Alangkah baiknya bila kita mengoreksi kembali makanan dan minuman yang masuk ke perut kita. Jangan-jangan ada yang perlu ditinjau ulang. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Ų„ِŁ†َّ Ų§Ł„ْŲ®َŁŠْŲ±َ Ł„Ų§َ ŁŠَŲ£ْŲŖِŁ‰ Ų„ِŁ„Ų§َّ ŲØِŲ®َŁŠْŲ±ٍ Ų£َŁˆَ Ų®َŁŠْŲ±ٌ Ł‡ُŁˆَ

“Sesungguhnya yang baik tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan. Namun benarkah harta benda itu kebaikan yang sejati?”  (HR. Bukhari no. 2842 dan Muslim no. 1052)

Ketiga: Makanan halal bisa sebagai pencegah dan penawar berbagai penyakit

Allah Ta’ala berfirman,

ŁˆَŲ¢َŲŖُŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł†ِّŲ³َŲ§Ų”َ ŲµَŲÆُŁ‚َŲ§ŲŖِŁ‡ِŁ†َّ Ł†ِŲ­ْŁ„َŲ©ً ŁَŲ„ِŁ†ْ Ų·ِŲØْŁ†َ Ł„َŁƒُŁ…ْ Ų¹َŁ†ْ Ų“َŁŠْŲ”ٍ Ł…ِŁ†ْŁ‡ُ Ł†َŁْŲ³ًŲ§ ŁَŁƒُŁ„ُŁˆŁ‡ُ Ł‡َŁ†ِŁŠŲ¦ًŲ§ Ł…َŲ±ِŁŠŲ¦ًŲ§

“Berikanlah mas kawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari mas kawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang hanii’ (baik) lagi marii-a (baik akibatnya).” (QS. An Nisa’: 4).

Al Qurthubi menukilkan dari sebagian ulama’ tafsir bahwa maksud firman Allah Ta’ala “Ł‡َŁ†ِŁŠŲ¦ًŲ§ Ł…َŲ±ِŁŠŲ¦ًŲ§” adalah, “Hanii’ ialah yang baik lagi enak dimakan dan tidak memiliki efek negatif. Sedangkan marii-a ialah yang tidak menimbulkan efek samping pasca dimakan, mudah dicerna dan tidak menimbulkan peyakit atau gangguan.” (Tafsir Al Qurthubi, 5:27). Tentu saja makanan yang haram menimbulkan efek samping ketika dikonsumsi. Oleh karenanya, jika kita sering mengidap berbagai macam penyakit, koreksilah makanan kita. Sesungguhnya yang baik tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan.

Keempat: Di akhirat, neraka lebih pantas menyantap jasad yang tumbuh dari yang haram

Dari Abu Bakr Ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

Ł…َŁ†ْ Ł†َŲØَŲŖَ Ł„َŲ­ْŁ…ُŁ‡ُ Ł…ِŁ†َ Ų§Ł„Ų³ُّŲ­ْŲŖِ ŁَŲ§Ł„Ł†َّŲ§Ų±ُ Ų£َŁˆْŁ„َŁ‰ ŲØِŁ‡ِ

“Siapa yang dagingnya tumbuh dari pekerjaan yang tidak halal, maka neraka pantas untuknya.” (HR. Ibnu Hibban 11: 315, Al Hakim dalam mustadroknya 4: 141. Hadits ini shahih kata Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jaami’ no. 4519)

Lihatlah begitu bahayanya mengonsumsi makanan haram dan dampak dari pekerjaan yang tidak halal sehingga mempengaruhi do’a, kesehatan, amalan kebaikan, dan terakhir, mendapatkan siksaan di akhirat dari daging yang berasal dari yang haram.

Ų§Ł„Ł„َّŁ‡ُŁ…َّ Ų§ŁƒْŁِŁ†َŲ§ ŲØِŲ­َŁ„Ų§َŁ„ِŁƒَ Ų¹َŁ†ْ Ų­َŲ±َŲ§Ł…ِŁƒَ ŁˆَŲ£َŲŗْŁ†ِŁ†َŲ§ ŲØِŁَŲ¶ْŁ„ِŁƒَ Ų¹َŁ…َّŁ†ْ Ų³ِŁˆَŲ§Łƒَ

[Allahummak-finaa bi halaalika ‘an haroomika, wa agh-ninaa bi fadh-lika ‘amman siwaak]

“Ya Allah, limpahkanlah kecukupan kepada kami dengan rizqi-Mu yang halal dari memakan harta yang Engkau haramkan, dan cukupkanlah kami dengan kemurahan-Mu dari mengharapkan uluran tangan selain-Mu.” (HR. Tirmidzi no. 3563 dan Ahmad 1: 153. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Wallahu waliyyut taufiq was sadaad.[1]

@ Ummul Hamam, Riyadh, KSA, 17 Shafar 1433 H

Artikel Kajian Umum di Dammam, KSA, Jum’at 19 Shafar 1433 H

[1] Sebagian tulisan di atas adalah faedah dari tulisan Ustadz Dr. Muhammad Arifin Baderi di Majalah Pengusaha Muslim.

https://rumaysho.com/2185-pengaruh-makanan-yang-haram.html

Semoga bermanfaat,

Baca Juga Artikel Terbaru Kami Disini : 

Rasulullooh Juga Berdagang

Cara Mengatasi Pandemi 

Besarnya Dosa Meninggalkan Sholat

Kunci Bahagia dan Sukses

Belajar Al Qur'an Dengan Metode Ummi (jilid 3 )

Gara-gara Menyiksa Kucing

Buku-buku Penuh Manfaat dan Hikmah

Kisah Nabi Ismail as dan Telaga Zam-Zam

Manusia - Manusia Lemah

Carilah Sahabat Seperti ini

Hukum Riya'

Sebab Sempit Hati

Wanita Wajib Izin Suami Saat Akan Keluar Rumah

Kisah Nabi Luth as.

Balasan Penyebar Aib

Istighfar/Doa Anak 

Pejuang Sunnah

Pendidikan Agama Anak

Lunasi Hutang Dengan Kesederhanaan

Tiga Kamus Bahasa Tentang Pekerjaan

Perhiasan dalam Tiga Bahasa

Tiga Bahasa Untuk Warna dan Busana

Tiga Bahasa Untuk Perkakas dan Elektronik

Tiga Bahasa Bab Sekolahan

Meskipun Sakit, Pahala Tetap Mengalir

Hak Istri Dalam Rumah Tangga

Perdebatan Nabi Ibrahim dan Raja Namrud

Mendo'akan Orang Tua

Utusan Setan

Bertaubat, Setiap Dosa Akan di Ampuni

Perbanyak Doa Untuk Melunasi Hutang

Ciri Suami Pembawa Rejeki

Tiga Bahasa Tentang Organ Tubuh

Perilaku yang Sesuai Surat Yunus

Tiga Bahasa Tentang Hari dan Bulan

Cara Melindungi Akun Whatsapp

Menghidupkan Sunnah

Infak dan Sedekah

Kandungan Surat Az zumar dan Surat At taubah

Kandungan Surat An nisa dan Al maidah

Lailatul Qadar

Mengatasi Malas Menuntut Ilmu

Sholat Taubat

Sunnah yang Terlupakan

Menyembunyikan Kebaikan

Hakikat Dunia

Hukum memakai Hijab dalam pandangan 4 Mazhab

Panduan Shalat Tahajud

Meminta Izin dan Mengucapkan Salam

Seputar Syirik

Mata Cerminan Hati

Dikagumi Oleh Allaah, Kok Bisa ya ?

Sakit Adalah Ujian, Cobaan, dan Takdir

Islam Telah Sempurna 

Sifat Orang yang Sering Berhutang

Beriman Kepada Nabi Muhammad

Melihat Kebawah Dalam Urusan Dunia

Doa Memohon Anak Yang Shalih

Sakit manghapuskan dosa-dosa kita

Memupuk Rasa Takut Kepada Allaah

Ibu, Ibu, Ibu, Bapak

#griyakajiansunnah

Silahkan di share atau simpan link ini, sehingga  link bisa dibagikan setiap saat

Jazakallah Khairan.


Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : Ų£َŁَŲŖُŲ¤ْŁ…ِŁ†ُŁˆŁ†َ ŲØِŲØَŲ¹ْŲ¶ِ Ų§Ł„ْŁƒ

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIAšŸ‡²šŸ‡Ø Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.