Saturday, September 24, 2022
Aqidah yang Terlupakan
Thursday, September 22, 2022
Aqidah Thahawiyah 03
Thursday, December 30, 2021
Aqidah dan Manhaj
https://t.me/menebar_cahayasunnah
Mereka ahlussunnah meyakini bahwa mengikuti hawa nafsu dalam masalah kebid’ahan itu akan merusak agama lebih berat dari pada mengikuti hawa nafsu dalam masalah syahwat, walaupun dua-duanya berat.
Bukan berarti bahwa melakukan hawa nafsu dalam syahwat itu di anggap remeh…”TIDAK“.
Akan tetapi kalau di banding-bandingkan mana yang lebih berat antara mengikuti hawa nafsu dalam masalah ke bid’ahan, dimana seseorang beribadah sesuai dengan seleranya dan hawa nafsunya, sehingga kemudian ia membuat-buat ibadah yang tidak di syari’atkan atau membuat-buat keyakinan sesuai dengan akalnya saja. Sehingga merubah ketentuan syari’at.
Mana yang lebih besar antara orang yang itu dengan orang yang mengikuti hawa nafsu dalam syahwat, seperti misalnya berzina ataupun yang lainnya.
Maka ahlussunnah memandang bahwa mengikuti hawa nafsu dalam masalah yang pertama untuk kebid’ahan itu lebih berat,..”KENAPA ❓”
๐Karena itu bisa merusak-rusak aqidah, merusak agama, merusak ketentuan syari’at.
๐Sedangkan syahwat itu hanya merusak pribadi orangnya saja, tidak sampai merusak agama Dien ini, walaupun ke dua-duanya merupakan perkara yang berat yang bisa menjerumuskan pelakunya ke dalam api neraka.
Kenapa demikian ❓
Karena yang pertama ini sudah kita sebutkan bisa merusak agama. Dan itulah yang menyebabkan orang-orang ahli kitab dan orang-orang musyrikin kafir kepada kebenaran.
Allah berfirman : [QS Al-Qasas : 50]
َูุฅِْู َูู ْ َูุณْุชَุฌِูุจُูุง ََูู َูุงุนَْูู ْ ุฃََّูู َุง َูุชَّุจِุนَُูู ุฃََْููุงุกَُูู ْ ۚ
“Jika mereka tidak mau mengikuti dakwah, wahai Muhammad, ketahuilah sesungguhnya mereka mengikuti hawa nafsu mereka“
َูู َْู ุฃَุถَُّู ู ِู َِّู ุงุชَّุจَุนَ ََููุงُู ุจِุบَْูุฑِ ُูุฏًู ู َِู ุงَِّููู ۚ
“Dan adakah orang yang paling sesat dari orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tanpa petunjuk dari Allah”
Disini Allah mengatakan, bahwa orang yang paling sesat itu adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan tidak mau mengikuti petunjuk, tidak mau mengikuti hidayah, tidak mau mengikuti dien yang Allah turunkan karena lebih mengikuti nenek moyang atau keyakinan-keyakinan bapak-bapak atau pendeta-pendeta mereka dan yang lainnya.
Inilah yang di sebut dengan hawa nafsu dalam dien dengan kebid’ahan dan pemikiran-pemiliran yang menyesatkan.
Allah mengatakan bahwa adakan orang yang paling sesat atau lebih sesat dari orang-orang seperti itu.
Ini menunjukkan ini adalah lebih berat dan sangat berat sekali.
Maka dari itu ikhwatal Islam saudaku sekalian, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan itu dalam ayat-ayat yang banyak tentang bahaya mengikuti hawa nafsu dalam masalah dien.
Allah juga berfirman: [QS Al-Maidah : 77]
َูุง ุฃََْูู ุงِْููุชَุงุจِ َูุง ุชَุบُْููุง ِูู ุฏُِِูููู ْ ุบَْูุฑَ ุงْูุญَِّู ََููุง ุชَุชَّุจِุนُูุง ุฃََْููุงุกَ َْููู ٍ َูุฏْ ุถَُّููุง ู ِْู َูุจُْู َูุฃَุถَُّููุง َูุซِูุฑًุง َูุถَُّููุง ุนَْู ุณََูุงุกِ ุงูุณَّุจِِูู
“Hai ahli kitab, jangan kamu berlebih-lebihan dalam agama kamu itu dengan tanpa hak, jangan kamu mengikuti hawa nafsu kaum yang yelah sesat sebelum kamu. Mereka telah menyesatkan banyak orang dan sesat dari jalan yang lurus“
Allah mengatakan bahwa di larang untuk berlebih-lebihan dalam dien. Lalu Allah mengatakan jangan mengikuti hawa nafsu, artinya dalam agama tidak boleh di sesuaikan dengan selera dan hawa nafsu karena inilah lebih berat.
Allah juga berfirman: [QS Al-Baqarah : 120]
ََْููู ุชَุฑْุถَٰู ุนََْูู ุงَُْููููุฏُ ََููุง ุงَّููุตَุงุฑَٰู ุญَุชَّٰู ุชَุชَّุจِุนَ ู َِّูุชَُูู ْ _ۗ
“Orang Yahudi dan Nasrani tidak akan ridha kepada kamu, sampai kamu mengikuti millah mereka.
ََْููู ุชَุฑْุถَٰู ุนََْูู ุงَُْููููุฏُ ََููุง ุงَّููุตَุงุฑَٰู ุญَุชَّٰู ุชَุชَّุจِุนَ ู َِّูุชَُูู ْ _ۗ
✅Katakanlah sesungguhnya hidayah Allah itulah hidayah yang terbaik
ََْููู ۗ ََููุฆِِู ุงุชَّุจَุนْุชَ ุฃََْููุงุกَُูู ْ ุจَุนْุฏَ ุงَّูุฐِู ุฌَุงุกََู ู َِู ุงْูุนِْูู ِ ۙ ู َุง ََูู ู َِู ุงَِّููู ู ِْู ٍَِّููู ََููุง َูุตِูุฑٍ
Kalau kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang kepada kamu dari ilmu, maka Allah tidak akan menjadi wali dan tidak pula menjadi penolong buat kamu.“
Disini ancaman keras bagi orang yang mengikuti
hawa nafsu Yahudi dan Nasrani di dalam agama dan merubah-rubah dien.
ูุณุฃู ุงููู ุงูุณูุงู ุฉ ูุงูุนุงููุฉ
Wallahu a’lam
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, ุญูุธู ุงููู ุชุนุงูู
Sunday, January 10, 2021
Hukum ‘Aqidah al-Wala’ wal Bara’
Hukum al-wala’ wal bara’ dalam syari’at Islam adalah wajib, bahkan merupakan salah satu konsekuensi syahadat. Mengenai hukum wajibnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
َّูุง َูุชَّุฎِุฐِ ุงْูู ُุคْู َُِููู ุงَْููุงِูุฑَِูู ุฃََِْูููุงุกَ ู ِู ุฏُِูู ุงْูู ُุคْู َِِููู ۖ َูู َู َْููุนَْู ุฐََِٰูู ََْูููุณَ ู َِู ุงَِّููู ِูู ุดَْูุกٍ ุฅَِّูุง ุฃَู ุชَุชَُّููุง ู ُِْููู ْ ุชَُูุงุฉً
“Janganlah orang-orang mukmin menjadikan orang-orang kafir sebagai wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barangsiapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka…” [Ali ‘Imran: 28]
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
َูุง ุฃََُّููุง ุงَّูุฐَِูู ุขู َُููุง َูุง ุชَุชَّุฎِุฐُูุง ุงَُْููููุฏَ َูุงَّููุตَุงุฑَٰู ุฃََِْูููุงุกَ ۘ ุจَุนْุถُُูู ْ ุฃََِْูููุงุกُ ุจَุนْุถٍ ۚ َูู َู َูุชَََُّูููู ู ُِّููู ْ َูุฅَُِّูู ู ُِْููู ْ ۗ ุฅَِّู ุงََّููู َูุง َْููุฏِู ุงَْْูููู َ ุงูุธَّุงِูู َِูู
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan orang-orang Yahudi dan Nashrani sebagai pemimpin-pemimpinmu, sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lainnya. Barangsiapa di antara kamu yang menjadikan mereka sebagai pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim.” [Al-Maa-idah: 51]
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
َّูุง ุชَุฌِุฏُ َْููู ًุง ُูุคْู َُِููู ุจِุงَِّููู َูุงَْْูููู ِ ุงْูุขุฎِุฑِ َُููุงุฏَُّูู ู َْู ุญَุงุฏَّ ุงََّููู َูุฑَุณَُُููู ََْููู َูุงُููุง ุขุจَุงุกَُูู ْ ุฃَْู ุฃَุจَْูุงุกَُูู ْ ุฃَْู ุฅِุฎَْูุงَُููู ْ ุฃَْู ุนَุดِูุฑَุชَُูู ْ
“Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang (yang menentang Allah dan Rasul-Nya) itu adalah bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka…” [Al-Mujaadilah: 22]
Semoga bermanfaat.
Baca Juga : Artikel Terbaru Kami Disini :
Kisah Nabi Ismail as dan Telaga Zam-Zam
Lunasi Hutang Dengan Kesederhanaan
Tiga Kamus Bahasa Tentang Pekerjaan
Tiga Bahasa Untuk Warna dan Busana
Tiga Bahasa Untuk Perkakas dan Elektronik
Perdebatan Nabi Ibrahim dan Raja Namrud
Bertaubat, Setiap Dosa Akan di Ampuni
Perbanyak Doa Untuk Melunasi Hutang
Tiga Bahasa Tentang Organ Tubuh
Perilaku yang Sesuai Surat Yunus
Tiga Bahasa Tentang Hari dan Bulan
Kandungan Surat Az zumar dan Surat At taubah
Kandungan Surat An nisa dan Al maidah
Melihat Kebawah Dalam Urusan Dunia
-
Semoga Bermanfaat Label : Update kajian Islam, Kajian Sunnah, Sunnah, Info Islam, Islam Terbaru,Update Kajian Sunnah,Kajian Islam,Konsul...
-
Telegram : https://t.me/menebar_cahayasunnah Pertanyaan: Izin bertanya ustadz, sebagian kawan kami membeli rumah dengan car...