Showing posts with label tahlil. Show all posts
Showing posts with label tahlil. Show all posts

Sunday, June 16, 2024

Betapa Mahalnya Biaya Kematian,Karena Nafsu Dan Kejahilan Manusia "DUKAKU ADALAH PESTAMU"


Allah Maha Tahu,bahwa bila hamba-Nya ada kematian dari keluarganya pasti MENGALAMI KESEDIHAN dan KESUSAHAN.

Makanya Allah melalui Rasul-Nya mengajarkan manusia CARA MENGURUS KEMATIAN KELUARGA YANG TIDAK MEMBEBANI, YANG MUDAH dan MURAH, yaitu :

Cukup dengan MEMANDIKAN, MENGKAFANI, MENSHOLATKAN, dan MENGUBURKANNYA,.,

Setelah itu selesai urusan, kalaupun ada yang mau melakukan lebih dari itu maka yang disyariatkan adalah senantiasa mendo'akannya, membayar utangnya, bersedekah atas namanya tanpa ada batasan waktu tertentu dalam pelaksaannya. 

Namun, di antara manusia ada yang membuat urusan kematian ini menjadi rumit dan mahal yang membuat keluarga yang mati terbebani karena harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk MENGGELAR ACARA KUMPUL-KUMPUL pada waktu-waktu yang telah ditentukan SETELAH PENGUBURAN. 

Dalam masyarakat Islam lingkungan kami, ada beberapa momen yang mengharuskan keluarga yang ditinggalkan mengeluarkan biaya,..

Yang mau tidak mau,mampu tidak mampu harus dilakukan,.,

Karena bila tidak dilakukan maka dianggap anak yang tidak berbakti,.,

Orang tidak sayang keluarganya, orang kikir pada keluarganya dan keluarganya dianggap mati seperti binatang. 

MOMEN tersebut adalah:

1.Sebelum penguburan mayat, keluarga yang ditinggal harus menyiapkan makanan lengkap dengan lauknya,bahkan terkadang sampai potong sapi atau kambing untuk menjamu orang yang ta'ziyah dan pengurusan mayat.

2.Malam ke-1 sampai 6 harus menyiapkan dana pembeli kopi, kue atau makanan bagi warga yang menghadiri undangan tahlilan. 

3.Malam/hari ke-7 digelar tahlilan/dzikir bersama. 

Untuk acara ini dibutuhkan biaya yang besar,antara lain amplop untuk seluruh jemaah tahlilan, terkadang juga membeli 1 ekor sapi atau kambing lagi ,nasi,kue, sewa kursi dan tenda, sewa sound sistem.  

4.Pada hari ke ,40,100 hari,haul ke 1 dan ke 2 lagi2 acara kumpul-kumpul dan makan-makan besar bersama dengan undangan yang lebih banyak dari sebelumnya. 

5.Pada tahun ke 3  ( 1000 hari ) kematian, diadakan lagi acara kumpul-kumpul dan makan-makan yang lebih besar dan sangat wah. 

Pada acara yang dianggap penutup ini, keluarga yang ditinggalkan biasanya menyembeli kambing atau sapi. 

Setelah dilakukan acara tahlilan maka dilanjutkan dengan menembok / membangun kuburan si mayit yang disesuaikan dengan status sosial dan ekonominya. 

     *COBA BAYANGKAN SAUDARAKU!!*

Kalau sebelum mati, simayit sempat di rawat di rumah sakit dengan biaya besar karena bukan anggota BPJS, termasuk keluarga miskin dan anaknya sedang butuh biaya sekolah /  kuliah. 

Betapa rumitnya kematian seseorang, siapa yang bikin rumit adalah manusia itu sendiri, yang didorong oleh 2 faktor, yaitu:

1.NAFSU MANUSIA untuk MENDAPATKAN MAKANAN dan UANG,.,

Dan nafsu untuk menyempurnakan agama Allah, padahal mereka tahu bahwa Rasulullah tidak mengajarkan acara-acara yang rumit seperti di atas, para sahabat tidak melakukan dan keempat imam mazhab tidak mengajarkan dan bahkan membencinya. 

Dan KEGIATAN-KEGIATAN seperti itu adalah peniruan dari tradisi agama lain ( Hindu ), yang Rasulullahi shallallahu 'alaihi wasallam  MELARANGNYA. 

2.KEBODOHAN manusia, karena Rasulullahi shallallahu 'alaihi wasallam sudah memberi batasan bahwa barangsiapa melakukan suatu amalan yang tidak ada atasnya tuntunan syariat kami maka tertolak (HR. Muslim).

Tertolak artinya tidak mendapat apa-apa atau sia-sia, biar pun 1.000 orang yg membacakan tahlilan, berzikir dan berdo'a untuknya kalau dilakukan di atas AMALAN BID'AH maka TERTOLAK. 

Kita TIDAK MEMPERSOALKAN AMALAN MEMBACA AL QUR'AN, BERZIKIR, BERDOA dan BERSEDEKAH karena itu adalah AMALAN YANG UTAMA yang JELAS DALILNYA,

Tetapi AMALAN YANG UTAMA BISA MENJADI BID'AH BILA DILAKUKAN TANPA MENGIKUTI TUNTUNAN  Rasulullahi shallallahu 'alaihi wasallam, 

TIDAK DIAMALKAN OLEH PARA SAHABAT dan GENERASI TERBAIK setelahnya.

Yang MENJADIKANNYA BID'AH adalah caranya yang sengaja berkumpul-kumpul di rumah duka,..

Waktunya yang dikhususkan pada waktu-waktu tertentu yang MENYERUPAI WAKTU HINDU dan TUJUANNYA, yaitu membaca Al Quran dan berzikir yang DIKHUSUSKAN UNTUK ORANG MATI. 

Allah memerintahkan kita mengikuti syariat-Nya saja dan meninggalkan nafsu manusia.

 (QS.Al Jatsiyah:18).

Allah melarang kita mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan.

(QS.Al Baqarah :42).

PERGUNAKANLAH AKALMU hai orang-orang yang berfikir

Ini Bukan Perkara Wahabi Yang Dilanggar

     ❎Tetapi Syari'at Ilahi Yang Didzalimi❎

                        والله المستعان وبه التوفيق

Wednesday, October 13, 2021

Menghapus Dosa

Mari kita Coba renungkan… Berapa jumlah dosa yang kita lakukan setiap hari? Lalu jika diakumulasikan dengan hari-hari selama kita hidup, sudah berapa banyak dosa kita? Mungkin kita akan sulit untuk menghitungnya karena terlalu banyak dosa yang telah dibuat.

Tentunya kita menginginkan agar dosa-dosa kita bisa dihapus oleh Allah agar kelak di hari Kiamat, amal kebaikan kita lebih berat timbangannya.

Berikut adalah dzikir-dzikir penghapus dosa:

1. Istighfar

Istighfar artinya ucapan

أَسْتَغْفِرُ اللهَ

“Aku memohon ampun kepada Allah.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ، ثُمَّ اسْتَغفَرْتَنِيْ ، غَفَرْتُ لَكَ

“Wahai anak adam seandainya dosamu menjulang tinggi ke langit, lalu engkau banyak istighfar dan banyak memohon ampun kepadaku maka aku ampuni dosa-dosamu. (HR. Tirmidzi, dihasankan al-Albani dalam as-Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah no. 127)

2. Tahlil

Tahlil artinya ucapan:

لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ قَالَ لا إلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَريكَ لَهُ ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ ؛ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ، في يَوْمٍ مِئَةَ مَرَّةٍ كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ وكُتِبَتْ لَهُ مِئَةُ حَسَنَةٍ ، وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِئَةُ سَيِّئَةٍ ، وَكَانَتْ لَهُ حِرْزاً مِنَ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِي ، وَلَمْ يَأتِ أَحَدٌ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ إِلاَّ رَجُلٌ عَمِلَ أكْثَرَ مِنْهُ

“Barangsiapa mengucapkan ‘La ilaha illallahu wahdahu la syarikalahu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai’in qadir‘ seratus kali akan memperoleh ganjaran sebagaimana membebaskan sepuluh budak, dan seratus kebaikan akan dicatatkan atasnya, dan seratus dosa akan dihapuskan dari catatan amalnya, dan ucapan tadi akan menjadi perisai baginya dari Syaithan pada hari itu hingga malam hari, dan tak ada seorangpun yang bisa mengalahkan amal kebaikannya kecuali orang yang melakukan amal yang lebih baik darinya.” (HR. Bukhari)

3. Tasbih

Tasbih artinya ucapan:

سُبْحَانَ الله

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَيَعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَكْسِبَ، كُلَّ يَوْمٍ أَلْفَ حَسَنَةٍ؟ فَسَأَلَهُ سَائِلٌ مِنْ جُلَسَائِهِ: كَيْفَ يَكْسِبُ أَحَدُنَا أَلْفَ حَسَنَةٍ؟ قَالَ: يُسَبِّحُ مِائَةَ تَسْبِيْحَةٍ، فَيُكْتَبُ لَهُ أَلْفُ حَسَنَةٍ، أَوْ يُحَطُّ عَنْهُ أَلْفُ خَطِيْئَةٍ

“Apakah salah seorang di antara kalian tidak mampu mengusahakan seribu kebajikan setiap hari? Ada di antara sahabat yang hadir bertanya kepada beliau: ‘Bagaimana mungkin ada di antara kita yang mampu mengusahakan seribu kebajikan?’ Beliau bersabda: “Ia bertasbih seratus kali, akan dituliskan baginya pahala seribu kebajikan atau dihapuskan darinya seribu keburukan.” (HR. Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَمَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَلَوْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ

“Barang siapa membaca ‘subhanallahi wabihamdihi’ (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya) seratus kali dalam sehari, maka dosanya akan dihapus, meskipun sebanyak buih lautan.” (HR. Muslim).

4. Dzikir setelah shalat

Ada dzikir setelah shalat yang juga menghapus dosa sebanyak buih di lautan, yang dibaca setelah selesai shalat fardhu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ سَبَّحَ اللهَ في دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ ثَلاثاً وَثَلاثِينَ ، وحَمِدَ اللهَ ثَلاثاً وَثَلاَثِينَ ، وَ

كَبَّرَ الله ثَلاثاً وَثَلاَثِينَ ، وقال تَمَامَ المِئَةِ : لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ، غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ البَحْر

“Barangsiapa mengucapkan tasbih (mengucapkan ‘subhanallah’) di setiap akhir shalat sebanyak 33 kali, mengucapkan hamdalah (mengucapan ‘alhamdulillah’) sebanyak 33 kali, bertakbir (mengucapkan ‘Allahu Akbar’) sebanyak 33 kali lalu sebagai penyempurna (bilangan) seratus ia mengucapkan ‘la ilaha illallahu wahdahu la syarikalahu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai’in qadir (tiada Tuhan yang berhak disembah dengan haq selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala puji dan bagi-Nya kerajaan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu)’, maka akan diampuni dosa-dosanya sekalipun sebanyak buih di lautan.” (HR. Muslim)

5. Dzikir ketika akan tidur

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَالَ حِينَ يَأْوِيْ إِلىَ فِرَاشِهِ: لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ، وَحْدَه ُلَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ، سُبْحَانَ اللهِ، وَالحَمْدُ للهِ ، وَلَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ. غُفِرَتْ لَهُ ذُنُوْبُهُ – أَوْ قَالَ: خَطَايَاه، شكَّ مِسْعَرٌ – وَإِن ْكَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ البَحْر)

“Apabila seorang dari kalian menuju kasurnya, dan mengucapkan ‘la ilaha illallah wahdahu la syarikalahu lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syai-in qodir’, subhanallah, walhamdulillah, wa la ilaha illallah wallahu akbar’, maka Allah ampuni dosa-dosanya meski sebanyak buih lautan di dunia ini.” (HR. Ibnu Hibban, Ibnus Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah, dishahihkan al-Albani dalam Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah no. 3414)

Namun sebagai catatan, yang dihapus oleh amalan-amalan di atas adalah dosa-dosa kecil. Adapun jika seseorang melakukan dosa besar terus menerus, wajib baginya bertaubat nasuha dengan memenuhi syarat-syaratnya.

Wallahu a’lam.

Hikmah Berqurban