Showing posts with label taubat. Show all posts
Showing posts with label taubat. Show all posts

Monday, December 21, 2020

Cara Melunasi Hutang Taubat dari Riba

Agar mudah mendapatkan pertolongan Allah, harus mengakui bahwa berutang dengan cara riba adalah dosa. Bahkan pelakunya atau nasabah utang riba terkena laknat. Dari sahabat Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- آكِلَ الرِّبَا وَمُوكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ وَقَالَ هُمْ سَوَاءٌ.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pemakan riba (rentenir), penyetor riba (nasabah yang meminjam), penulis transaksi riba (sekretaris) dan dua saksi yang menyaksikan transaksi riba.” Kata beliau, “Semuanya sama dalam dosa.” (HR. Muslim no. 1598).

Kalau demikian yang pertama dilakukan adalah bertaubat. Taubat yang sungguh-sungguh adalah bertekad tidak ingin meminjam uang dengan cara riba lagi. Allah Ta’ala memerintahkan untuk melakukan taubat yang tulus,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا

“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).” (QS. At Tahrim: 8)

Hudzaifah pernah berkata,

بحسب المرءِ من الكذب أنْ يقول : أستغفر الله ، ثم يعود

“Cukup seseorang dikatakan berdusta ketika ia mengucapkan, “Aku beristighfar pada Allah (aku memohon ampun pada Allah) lantas ia mengulangi dosa tersebut lagi.” (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 2: 411).

Ibnu Rajab Al Hambali berkata, “Terlarang seseorang mengucapkan ‘aku bertaubat kepada Allah’ lantas ia mengulangi dosa tersebut kembali. Karena taubat nashuha (taubat yang sejujurnya) berarti seseorang tidak mengulangi dosa tersebut selamanya. Jika ia mengulanginya, maka perkataannya tadi ‘aku telah bertaubat’ hanyalah kedustaan.” (Idem).

Namun menurut mayoritas ulama berpendapat bahwa sah-sah saja seseorang mengatakan aku telah bertaubat, lalu ia bertekad tidak akan melakukan maksiat itu lagi. Kalau ia mengatakan, “Aku tidak akan mengulangi dosa tersebut lagi”, maka itulah yang ia tekadkan saat itu. (Idem)

Yang terpenting adalah tekad tidak akan berutang dengan cara riba lagi.

Semoga bermanfaat.

Baca Juga : Artikel Terbaru Kami Disini 

Friday, October 9, 2020

Di usiaku saat ini

 Tips Of this day....

Aku tidak sedang bertanya apa lagi yang ku inginkan

Di usiaku saat ini

Aku hanya bertanya apakah Allah sudah mengampuni dosa dosaku

Kita sibuk dengan urusan perasaan

Tanpa sadar jatah usia kita hampir habis

Terkadang kita sibuk meratapi kesedihan ...masa lalu sehingga lupa ada hari ini yang pasti berakhir

Kita sibuk menangisi luka hingga lupa ada jutaan dosa yang layak kita ratapi

Yang sedang sakit hati 

Obati segera dengan amal sholeh

Yang ingat masa lalu 

Beres kan secepatnya dengan melepaskan...

Sudah kusampaikan wahai?

Hidup kita hanya sesaat 

Jangan dipersingkat lagi dengan sesuatu yang tidak bermanfaat...


Yapz silahkan di share dengan niat berbagi manfaat...BarokAllaah

Monday, September 28, 2020

TIPS HIDUP BAHAGIA

Bismillahirrahmanirrahim, kira2 apa aja sih tips nya??  Alfi sudah merangkum nya disini ya, InsyaAllah semoga bermanfaat dan dapat menjadi Motivasi, 

Berikut Tips2 nya: 

1.Selalu bersyukur

Kehidupan di dunia akan jauh terasa lebih bahagia jika kita banyak bersyukur. Sebagaimana firman Allah:

” Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.(Q.S. Ibrahim: 7)

2. Selalu melihat ke bawah

Rasulullah SAW bersabda: “Lihatlah orang yang ada di bawahmu dan jangan melihat orang yang ada di atasmu, sebab itu lebih baik agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah. “(Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah)

3. Selalu Bersedekah

Dengan bersedekah, maka hidup kita akan jauh lebih berkah dan lapang.

 Sebagaimana janji Allah SWT:

 “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan”.(Q.S. Al Baqarah: 245)

4. Berbaik sangka kepada Allah

Ada banyak keutamaan berbaik sangka kepada Allah, salah satunya adalah mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan dalam hidup.

Dari Anas ra. sesungguhnya Nabi saw. masuk untuk menemui seorang pemuda yang sedang sakaratul maut, maka Rasulullah saw. bersabda:

Bagaimana keadaanmu? Pemuda itu berkata, “Ya Rasulullah saw.! aku mengharapkan rahmat Allah dan aku sangat takut akan dosadosaku.” Kemudian Rasulullah SAW bersabda,

“Tidaklah takut dan roja berkumpul dalam hati seorang hamba dalam keadaan seperti ini kecuali Allah akan memberikan kepadanya apa-apa yang diharapkannya, dan akan memberikan keamanan kepadanya dari perkara yang ditakutinya.” (HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Majah, al-Mundziri berkata, “Hadits ini sananya hasan”).

5. Bersikap ikhlas

Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka, dan berkata:

“Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan sebagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah,” (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka).” ( Q.S. At Taubah: 59)

6.Selalu menjalankan ibadah

Orang yang selalu berpegang teguh pada ajaran Islam, tentunya akan jauh lebih bahagia hidupnya. Hidup mereka akan dipenuhi dengan ridho Allah.

7. Taubat

Tidak akan bahagia hidup seseorang sebelum ia melakukan taubat jika ia mempunyai dosa, apalagi jika itu adalah dosa besar dalam Islam.

” Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah:

“Salaamun alaikum. Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” ( Q.S. Al An’aam: 54) "

8. Rajin puasa

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Sesungguhnya Allah ‘azza wajalla melipatgandakan satu kebaikan anak Adam menjadi sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat kecuali puasa. Puasa adalah untukKu dan Akulah yang membalasnya. Orang yang berpuasa memiliki dua kebahagiaan; kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan pada hari kiamat. Dan bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari pada wewangian misik.” (HR Ahmad No 4036)

9. Menjadi pendengar yang baik

Dengan menjadi pendengar yang baik, kita akan lebih menghargai tentang hubungan antar manusia dan persahabatan. Orang lain pun akan lebih menghargai kita.

” yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.” ( Q.S. Az Zumar: 18)"

10. Mencari harta di jalan halal

Kehalalan harta yang didapat juga akan menentukan kebahagiaan seseorang atau tidak. Ia tidak akan pernah merasa tenang dalam hidup jika harta yang didapat adalah harta haram. Rasulullah bersabda:

"Demi Allah, bukanlah kemiskinan yang aku takutkan (akan merusak agama) kalian, akan tetapi yang aku takutkan bagi kalian adalah jika (perhiasan) dunia dibentangkan (dijadikan berlimpah) bagi kalian sebagaimana (perhiasan) dunia dibentangkan bagi umat (terdahulu) sebelum kalian,

Maka kalian pun berlomba-lomba mengejar dunia sebagaimana mereka berlomba-lomba mengejarnya, sehingga (akibatnya) dunia (harta) itu membinasakan kalian sebagaimana dunia membinasakan mereka”( HR. Bukhari Muslim)"

12. Bersahabat dengan orang shaleh

Rasulullah bersabda:

“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari no. 2101, dari Abu Musa.)

13. Menyayangi mahluk hidup lainnya

Rasulullah bersabda:

Pada setiap sedekah terhadap mahluk yang memiliki hati (jantung) yang basah (hidup) akan dapatkan pahala kebaikan. Seorang muslim yang menanam tanaman atau tumbuh-tumbuhan yang kemudian dimakan oleh burung-burung, manusia, atau binatang, maka baginya sebagai sedekah.” (Bukhori, Muslim).

Syukron, semoga bermanfaat

JAHANNAM SETELAH 300 KM


Aku mengenal seorang pemuda yang dulu termasuk orang-orang yang lalai dari mengingat Allah. 

Dulu dia bersama dengan teman-teman yang buruk sepanjang masa mudanya. 

Pemuda itu meriwayatkan kisahnya sendiri :

“Demi Allah, yang tidak ada sesembahan yang haq selain Dia.

Aku dulu keluar dari kota Riyadh bersama dengan teman-temanku.

Dan tidak ada satu niat dalam diriku untuk melakukan satu ketaatanpun untuk Allah, apakah untuk shalat atau yang lain.”

“Alkisah, kami sekelompok pemuda pergi menuju kota Dammam.

Ketika kami melewati papan penunjuk jalan, maka teman-teman membacanya :

*_“Dammam, 300 KM”,_* 

Maka aku katakan kepada mereka aku melihat papan itu bertuliskan :

*_“Jahannam, 300 KM”._* 

Merekapun duduk dan menertawakan ucapanku. 

Aku bersumpah kepada mereka atas hal itu, akan tetapi mereka tidak percaya. 

Maka merekapun membiarkan dan mendustakanku.

Berlalulah waktu tersebut dalam canda tawa, sementara aku menjadi bingung dengan papan yang telah kubaca tadi. 

Selang beberapa waktu, kami mendapatkan papan penunjuk jalan lain, mereka berkata :

*_“Dammam, 200 KM”,_* 

Kukatakan :

*_“Jahannam, 200 KM”._* 

Merekapun menertawakan aku, dan menyebutku gila. Kukatakan : 

_*“Demi Allah, yang tidak ada sesembahan yang haq selain Dia, sesungguhnya aku melihatnya bertuliskan “Jahannam, 200 KM”.”*_ 

Merekapun menertawakanku seperti kali pertama. Dan mereka berkata : 

*_“Diamlah, kamu membuat kami takut.”_* 

Akupun diam, dalam keadaan susah, yang diliputi rasa keheranan aku memikirkan perkara aneh ini.

Keadaanku terus menerus bersama dengan pikiran dan keheranan, sementara keadaan mereka bersama dengan gelak tawa, dan candanya, hingga kemudian kami bertemu dengan papan penujuk jalan yang ketiga. 

Mereka berkata : 

*_“Tinggal sedikit lagi “Dammam, 100 KM”.”_* 

Kukatakan : 

*_“Demi Allah yang Maha Agung, aku melihatnya “Jahannam, 100 KM”.”_* 

Mereka berkata :

*_“Tinggalkanlah kedustaan, engkau telah menyakiti kami sejak awal perjalanan kita.”_* 

Kukatakan : 

*_“Turunkan aku, aku ingin kembali.”_* 

Mereka berkata : 

*_“Apakah engkau sudah gila?”_* 

Kukatakan : 

*_“Turunkan aku, demi Allah, aku tidak akan menyelesaikan perjalanan ini bersama kalian.”_* 

Maka merekapun menurunkanku, akupun pergi ke arah lain dari jalan tersebut. 

Akupun tinggal di jalan itu beberapa saat, dengan memberikan isyarat kepada mobil-mobil untuk berhenti, tetapi tidak ada seorangpun yang berhenti untukku. 

Selang beberapa saat, berhentilah untukku seorang sopir yang sudah tua, akupun mengendarai mobil bersamanya. 

Saat itu dia dalam keadaan diam lagi sedih, dan tidak berkata-kata walaupun satu kalimat.

Maka kukatakan kepadanya : 

*_“Baiklah, ada apa dengan anda, kenapa anda tidak berkata-kata?”_* 

Maka dia menjawab : 

*_“Sesungguhnya aku sangat terkesima dengan sebuah kecelakaan yang telah kulihat beberapa saat yang lalu.._*

*_Demi Allah aku belum pernah melihat yang lebih buruk darinya selama kehidupanku.”_* 

Kukatakan kepadanya :

*_“Apakah mereka itu satu keluarga atau selainnya?”_* 

Dia menjawab : 

*_“Mereka adalah sekumpulan anak-anak muda, tidak ada seorangpun dari mereka yang selamat.”_*

Maka dia memberitahukan kepadaku ciri-ciri mobilnya, maka akupun mengenalnya, bahwa mereka adalah teman-temanku tadi. 

Maka akupun meminta kepadanya untuk bersumpah atas apa yang telah dia katakan, maka diapun bersumpah dengan nama Allah.

Maka akupun mengetahui bahwa Allah  telah mencabut roh teman-temanku setelah aku turun dari mobil mereka tadi. 

Dan Dia telah menjadikanku sebagai pelajaran bagi diriku dan yang lain. 

Akupun memuji Allah yang telah menyelamatkanku di antara mereka.”

Syaikh Abu Khalid al-Jadawi berkata :

_“Sesungguhnya pemilik kisah ini menjadi seorang laki-laki yang baik._ 

_Padanya terdapat tanda-tanda kebaikan, setelah dia kehilangan teman-temannya dengan kisah ini, yang setelahnya dia bertaubat dengan taubat nashuha.”_

Maka kukatakan : 

_“Wahai saudaraku, apakah engkau akan menunggu kehilangan empat atau lima teman-temanmu sampai kepada perjalanan seperti perjalanan ini? Agar engkau bisa mengambil pelajaran darinya?_ 

_Dan tahukah kamu, bahwa kadang bukan engkau yang bertaubat karena sebab kematian teman-temanmu, melainkan engkaulah yang menjadi sebab pertaubatan teman-temanmu karena kematianmu di atas maksiat dan kerusakan.”_ 

Na’udzu billah.

Ya Allah, jangan jadikan kami sebagai pelajaran bagi manusia, tetapi jadikanlah kami sebagai orang yang mengambil pelajaran dari apa yang terjadi pada mereka, dan dari apa saja yang terjadi di sekitar kami. Allahumma Aamiin.” 

🖊  *Penulis :* Abu Khalid al-Jadawy

_Majalah Qiblati Edisi 5 Volume 3_

*Oleh : Mutiara Risalah Islam*


Saturday, September 26, 2020

JANGAN LUPA ISTIGHFAR

Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu- berkata : Aku mendengar Rasulullah -Shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda : 

واللهِ إنِّي لأَسْتَغْفِرُ الله وأَتُوبُ إِلَيْه في اليَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّة

"Demi Allah, sesungguhnya aku beristighfar (meminta ampunan) dan bertaubat kepada Allah dalam satu hari lebih dari tujuh puluh kali". *[HR. Bukhari (5832)]*

Hadits ini memberikan dorongan kepada ummat Muhammad untuk bertaubat dan beristighfar. 

Karena Nabi -Shallallahu 'alaihi wa sallam- yang telah diampuni dosanya yang telah lalu dan akan datang pun, beliau tetap beristighfar dan bertaubat kepada Allah setiap hari. 




Jual Beli Curang dan Mengurangi Timbangan, Bagaimana Cara Bertaubatnya

By KonsultasiSyariah.com 

Pertanyaan:

Assalamualaikum, Ustadz, Bagaimana cara menebus dosa mengurangi timbangan ketika berdagang ? terima kasih.

Jawaban:

Wa’alaikumussalam, Bismillah walhamdulillah, Wassholatu wassalamu ‘ala Rasulullah,

Saudara-saudari yang kami hormati, telah kita ketahui bersama bahwa Allah ﷻ mewajibkan kita agar jujur dalam melakukan transaksi jual beli, diantara perintah Allah ﷻ adalah untuk jujur dalam menakar dan menimbang barang dagangan, sebagimana firman Allah ﷻ:

 وأوفوا الكيل والميزان بالقسط

“…Dan Sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil…” (QS. Al-An’am: 152)

Dan telah kita ketahui juga bahwa mengurangi takaran atau timbangan dalam transaksi jual beli merupakan perbuatan dosa yang dimurkai oleh Allah ﷻ , sebagaimana firman Allah ﷻ:

ويل للمطففين, الذين إذا اكتالوا على الناس يستوفون, وإذا كالوهم أو وزنوهم يخسرون

“Celakalah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) Orang orang-yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka meminta dicukupkan, dan apabila mereka menakar atau menimbang (untuk orang lain) mereka menguranginya” (QS. Al-Muthaffifin: 1-3).

Jika seandainya kita pernah melakukannya, maka seharusnya kita bertaubat dari perbuatan tersebut, pertama dengan mengakui bahwa hal tersebut merupakan perbuatan dosa, Ibnul Qoyyim rahimahullah pernah mengatakan:

لا تصح التوبة إلا بعد معرفة الذنب, والاعتراف به, وطلب التخلص من سوء عواقبه أولا وآخرا.

“Tidaklah sah taubat kecuali dengan mengetahui bahwa perbuatan itu merupakan dosa, mengakui bahwa kita telah melakukannya, dan berusaha melepaskan diri dari akibat buruk dari dosa tersebut baik di dunia maupun di akhirat” (Madarijus Salikin: 1/235).

Kemudian, tentunya kita perlu mengetahui bagimana caranya agar taubat kita diterima oleh Allah ﷻ yaitu dengan memenuhi syarat-syaratnya, sebagimana Syaikh Utsaimin rahimahullah menyebutkan:

الإخلاص لله, الندم على ما فعل من المعصية, أن يقلع عن الذنب الذي هو فيه, العزم أن لا يعود في المستقبل, أن تكون في زمن تقبل فيه التوبة (… قبل حلول الأجل وقبل طلوع الشمس من مغربها…)

“(Syarat-syarat Taubat) adalah:

1. Ikhlas kepada Allah.

2. Penyesalan atas maksiat yang pernah ia lakukan.

3. Meningglkan dosa tersebut.

4. Bertekad agar tidak kembali lagi berbuat dosa di waktu yang akan datang

5. Taubat dilakukan pada waktu yang tepat, yaitu: Sebelum datangnya Ajal dan Sebelum Matahri terbit dari barat. (Lihat: Syarah Riyadhus Shalihin: 1/45-47).

Kemudian beliau rahimahullah menambahkan:

إذا كانت المعصية بالغش والكذب على الناس وخيانة الأمانة, فالواجب أن يقلع عن ذلك, وإن كان اكتسب مالا من هذا الطريق المحرم فالواجب عليه أن يرده إلى صاحبه أو يستحله منه

“Apabila dosa/maksiat tersebut berupa kecurangan atau kebohongan kepada manusia, dan pengkhianatan atas sebuah amanah, maka yang wajib ia lakukan adalah meniggalkan dosa tersebut, dan apabila menghasilkan harta dari jalan yang haram seperti ini, maka diwajibkan kepadanya agar mengembalikan harta tersebut kepada pemiliknya, atau meminta dihalalkan kepada pemiliknya tersebut”

Beliau pun melanjutkan:

فإن كان مالا فلا بد أن تؤديه إلى صاحبه ولا تقبل التوبة إلا بأدائه, مثل أن تكون سرقت مالا من شخص وتبت من هذا فلا بد أن توصل المسروق إلى النسروق منه….. فإن لم تعرف أو غاب عنك هذا الرجل ولم تعرف له مكانا فتصدق به عنه تخلصا منه والله سبحانه وتعالى يعلمه ويعطيه إياه

“Maka apabila dosa berkaitan dengan harta/uang, maka hendaknya ia kembalikan kepada pemiliknya, dan taubat tidak akan diterima kecuali dengan mengembalikannya, misalnya: Anda mencuri harta dari seseorang dan Anda telah bertaubat dari perbuatan itu, maka wajib bagi Anda untuk mengembalikan harta curian tersebut kepada orang yang telah Anda curi hartanya,…. Dan Apabila Anda tidak mengetahui pemiliknya atau pemiliknya sudah tidak berada di tempat semula dan tidak diketahui posisinya, maka bersedekahlah dengan harta tersebut atas nama pemiliknya sebagai bentuk berlepas diri dari perbuatan dosa ini, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala mengetahuinya dan menyampaikan sedekah tersebut kepada pemilik harta” (Syarah Riyadhus Shalihin: 1/45-46).

Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baaz rahimahullah juga pernah ditanya tentang orang yang melakukan kecurangan ketika jual-beli, maka beliaupun menjawab:

فعليه التوبة إلى الله, وعليه رد الزيادة إلى صاحبها إن كان يعرفه وإن كان ما يعرفه يتصدق بالزيادة التي أخذها بغير حق.

“Maka ia wajib bertaubat kepada Allah, dan wajib mengembalikan kelebihan uang yang ia dapatkan dengan cara tersebut kepada pemiliknya apabila ia mengetahui pemiliknya, dan apabila ia tidak mengetahuinya hendaklah ia bersedekah dengan kelebihan uang yang telah ia peroleh dengan cara yang tidak benar” (binbaz.org.sa).

Maka, dengan demikian insya Allah taubatnya diterima oleh Allah ﷻ, namun jika kita tidak lagi mengingat berapa jumlah uang yang pernah dicurangi, maka tentunya berusahalah untuk memperkirakannya, kemudian perbanyaklah melakukan amal shaleh seperti sedekah dan sebagainya, Allah ﷻ berfirman:

(…إن الحسنات يذهبن السيئات….)

“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan.”(QS. Hud: 114).

Dan Rasulullah ﷺ bersabda:

وأتبع السيئة الحسنة تمحها

“Dan ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, maka perbuatan baik tersebut menghapus nya (perbuatan buruk)” (HR. Tirmidzi: 1910)

Demikianlah, semoga menjadi Imu yang bermanfaat,

Wallahu A’lam.

Dijawab oleh Ustadz Hafzan Elhadi, Lc., M.Kom (Alumni Lipia, Fakultas Syariah)




Tuesday, April 7, 2020

WAKTU BERLALU PANJANG || SAATNYA MENDEKAT KE ALLAAH

Allah Ta’ala berfirman:

ألم يأن للذين ءامنوا أن تخشع قلوبهم لذكر الله و ما نزل من الحق ولا يكونوا كالذين أوتوا الكتاب من قبل فطال عليهم الأمد فقست قلوبهم وكثير منهم فاسقون

“Belumkah saatnya untuk orang-orang yang beriman..
agar hati mereka merasa khusyu’ dengan mengingat Allah..
dan apa yang Allah turunkan dari alhaq (al qur’an)..
Dan jangan mereka seperti ahli kitab terdahulu..
waktu berlalu panjang kepada mereka..
lalu hati mereka menjadi keras dan kebanyakan mereka orang-orang yang fasiq.” (Al Hadiid: 16).

Belumkah saatnya ?
Ya.. Sudah saatnya..
sekarang juga saatnya..
Membuka lembaran baru..
Menghidupkan hari hari dengan berdzikir dan membaca al qur’an..

Namun..
Allah melarang kita seperti ahli kitab..
Panjangnya waktu kepada mereka ternyata tidak menambah kekhusyu’an..
Malah menjadi keras hati mereka..
Sungguh..
Peringatan untuk kita semua..

Sudah berapa tahun kita sholat?
Sudah berapa tahun kita menuntut ilmu?
Sudah berapa tahun kita membaca alqur’an?
Apakah semua itu menambah rasa takut kita kepada Allah?
Ataukah menambah kerasnya hati..
Laa ilaaha illallah..

Ya Allah.. Jangan jadikan hati kami keras dengan panjangnya waktu..
Tambahkan kekhusyu’an di hati kami..
Wahai yang membolak balikkan hati..
Kokohkan hati kami..
Untuk senantiasa istiqomah di jalanMu..
Sampai akhir hayat kami..
Amiin

Ust.  Abu Yahya Badru Salam, LC  حفظه الله تعالى

Share untuk menebar manfaat


Saturday, March 7, 2020

3 KUNCI KESELAMATAN


Sahabat Uqbah bin Amir radhiallahu'anhu pernah bertanya : 

🗝 *_"Apakah (kunci) keselamatan itu?"_*

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan: 

*_"Kendalikanlah lisanmu, jadikanlah rumahmu lapang untukmu, dan menangislah karena dosamu"._* 

📚 _[HR. Ahmad dan Attirmidzi, dihasankan oleh Attirmidzi dan Syeikh Albani]_

--------

●) Dalam hadits ini Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan bahwa keselamatan itu bisa diraih *dengan 3 hal :*

 1⃣ _. Menjaga lisan dari perkataan yang mendatangkan dosa, maupun bahaya dari orang lain. Hendaklah seseorang tidak mengatakan kecuali kebaikan, sebagaimana dalam hadits lain._

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت

_“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.”_
*(Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)*

2⃣ _. Sebisa mungkin untuk selalu di rumah, kecuali bila ada kebutuhan untuk keluar rumah… Karena dengan begitu seseorang akan semakin memperhatikan keluarganya, dan dapat mengurangi kemungkinan berbuat salah kepada orang lain._

3⃣ _. Menyesali dosa-dosa yang telah dia perbuat, dia menangis dan bersimpuh di hadapan Allah meminta ampun kepadaNya, sehingga dengannya dia terhindar dari murka Allah dan selamat di dunia dan akheratnya_ 

wallahu a'lam.
Semoga bermanfaat


🖊  Ustadz Musyaffa' ad Dariny Lc, M.A.
_Dewan Pembina Yayasan Risalah Islam_

*Oleh : Mutiara Risalah Islam*

>>>>>>>>🌺🌺<<<<<<<<

Thursday, December 5, 2019

HAKEKAT DOSA


“Dosa-dosa itu menjauhkanmu dari Allah, shalat membawamu kembali kepada-Nya.” (Rashid Habib)

Di dalam hadits riwayat Tirmidzi disabdakan Nabi ﷺ bahwa setiap dosa akan menimbulkan noktah hitam di hati. Jika tetap kerap bermaksiat maka ia akan menyelubungi hati dari cahaya Allah. Semakin jauh dari Allah. Sadarlah dan bertaubatlah. Dan salah satu bukti taubat dari dosa adalah melaksanakan perintah Allah berupa shalat.

Rasulullah ﷺ bersabda, “Tidaklah seseorang melakukan perbuatan dosa, kemudian ia berdiri bersuci dan shalat, lalu ia meminta ampun kepada Allah kecuali Allah pasti akan mengampuninya.” Kemudian beliau membaca ayat ini (QS. 3:135): “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka, dan tidak ada yang bisa mengampuni dosa-dosa mereka kecuali Allah.” (HR. Tirmidzi)

#Sins #Take #Away #From #Allah #Black #Dot #Heart #Salah #Prayer #Takes #Back #Tawba #Repent