Skip to main content

Adab Memakai Sandal dan Celana Isbal

Muhammad Abduh Tuasikal, MSc 

Dua adab ini sangat penting sekali diperhatikan berkaitan dengan memakai sandal dan celana. Ada satu larangan terkait dengan memakai celana atau pakaian, yaitu larangan isbal.

*Hadits #1458*

ŁˆَŲ¹َŁ†ْŁ‡ُ Ł‚َŲ§Ł„َ: Ł‚َŲ§Ł„َ Ų±َŲ³ُŁˆŁ„ُ Ų§َŁ„Ł„َّŁ‡ِ – ŲµŁ„Ł‰ Ų§Ł„Ł„Ł‡ Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ ŁˆŲ³Ł„Ł… – – Ų„ِŲ°َŲ§ Ų§ِŁ†ْŲŖَŲ¹َŁ„َ Ų£َŲ­َŲÆُŁƒُŁ…ْ ŁَŁ„ْŁŠَŲØْŲÆَŲ£ْ ŲØِŲ§Ł„ْŁŠَŁ…ِŁŠŁ†ِ, ŁˆَŲ„ِŲ°َŲ§ Ł†َŲ²َŲ¹َ ŁَŁ„ْŁŠَŲØْŲÆَŲ£ْ ŲØِŲ§Ł„Ų“ِّŁ…َŲ§Ł„ِ, ŁˆَŁ„ْŲŖَŁƒُŁ†ْ Ų§َŁ„ْŁŠُŁ…ْŁ†َŁ‰ Ų£َŁˆَّŁ„َŁ‡ُŁ…َŲ§ ŲŖُŁ†ْŲ¹َŁ„ُ, ŁˆَŲ¢Ų®ِŲ±َŁ‡ُŁ…َŲ§ ŲŖُŁ†ْŲ²َŲ¹ُ –

Darinya (dari ‘Ali radhiyallahu ‘anhu), ia mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian memakai sandal, maka hendaklah ia mendahulukan kaki kanan. Sedangkan apabila ia hendak melepaskannya, maka hendaklah ia mendahulukan kaki kiri. Jadikanlah kaki kanan yang pertama kali memakai sandal, dan yang terakhir melepaskannya.” (HR. Bukhari, no. 5856 dan Muslim, no. 2097) [Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dalam Kitab Al-Libas, Bab melepas sandal kiri]

*Faedah Hadits*

1. Disunnahkan memulai memakai sandal dengan kaki kanan karena memakai sandal termasuk memuliakan kaki. Karena kaidahnya, mendahulukan yang kanan untuk tujuan takrim (pemuliaan), untuk ziinah (perhiasan), dan untuk nazhafah (tujuan kebersihan).

2. Disunnahkan memulai melepas sandal dengan kaki kiri, ini disunnahkan dan termasuk adab. Sebagaimana kata Ibnu ‘Abdil Barr, “Barakah dan kebaikan adalah ketika mengikuti adab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menjalankan perintahnya.”

3. Sebagaimana kata Imam Ash-Shan’ani rahimahullah, ada kata ijmak (sepakat ulama) bahwa adab yang dimaksud di sini dihukumi sunnah.

*Hadits #1459*

ŁˆَŲ¹َŁ†ْŁ‡ُ Ł‚َŲ§Ł„َ: Ł‚َŲ§Ł„َ Ų±َŲ³ُŁˆŁ„ُ Ų§َŁ„Ł„َّŁ‡ِ – ŲµŁ„Ł‰ Ų§Ł„Ł„Ł‡ Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ ŁˆŲ³Ł„Ł… – – Ł„َŲ§ ŁŠَŁ…ْŲ“ِ Ų£َŲ­َŲÆُŁƒُŁ…ْ ŁِŁŠ Ł†َŲ¹ْŁ„ٍ ŁˆَŲ§Ų­ِŲÆَŲ©ٍ, ŁˆَŁ„ْŁŠُŁ†ْŲ¹ِŁ„ْŁ‡ُŁ…َŲ§ Ų¬َŁ…ِŁŠŲ¹ًŲ§, Ų£َŁˆْ Ł„ِŁŠَŲ®ْŁ„َŲ¹ْŁ‡ُŁ…َŲ§ Ų¬َŁ…ِŁŠŲ¹ًŲ§ – Ł…ُŲŖَّŁَŁ‚ٌ Ų¹َŁ„َŁŠْŁ‡ِŁ…َŲ§.

Darinya (dari ‘Ali radhiyallahu ‘anhu), ia mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah salah seorang di antara kalian berjalan dengan satu sandal. Hendaklah ia memakai kedua-duanya atau melepas kedua-duanya.” (Muttafaqun ‘alaihima) [HR. Bukhari, no. 5855 dan Muslim, no. 2097. Imam Al-Bukhari menyebutkan hadits ini dalam Kitab “Pakaian”, Bab “Dilarang berjalan dengan satu sandal”]

*Faedah Hadits*

1. Seorang muslim dilarang berjalan dengan satu sandal saja. Solusinya adalah memakai kedua-duanya atau melepas kedua-duanya.

2. Menurut jumhur atau kebanyakan ulama, hukum memakai satu sandal saja adalah makruh tanzih (tidak sampai haram). Bahkan ada klaim ijmak dari Imam Nawawi rahimahullah bahwa hukumnya makruh karena perihal ini termasuk masalah adab dan irsyad (pembimbingan).

3. Kenapa sampai berjalan dengan satu sandal terlarang? Jawabannya, supaya kaki yang tidak memakai sandal tidak kena tanah, duri, batu, panas, dan semacamnya. Ada juga yang menyatakan alasan terlarang memakai satu sandal saja adalah karena untuk berbuat adil pada kaki. Ada juga yang menyatakan bahwa terlarangnya agar tidak terjadi syuhrah (tampil beda). Ada juga alasan lainnya karena cara jalan seperti itu adalah cara jalannya setan. Disebutkan dalam hadits, “Sesungguhnya setan berjalan dengan satu sandal.” (HR. Ath-Thahawi dalam Syarh Musykil Al-Atsar, 3:386-387. Lihat Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 384).

4. Hadits larangan ini khusus berlaku untuk berjalan, bukan ketika lagi duduk atau berdiri lantas memakai satu sandal.

Hadits #1460

ŁˆَŲ¹َŁ†ْ Ų§ِŲØْŁ†ِ Ų¹ُŁ…َŲ±َ -Ų±َŲ¶ِŁŠَ Ų§َŁ„Ł„َّŁ‡ُ Ų¹َŁ†ْŁ‡ُŁ…َŲ§- Ł‚َŲ§Ł„َ: Ł‚َŲ§Ł„َ Ų±َŲ³ُŁˆŁ„ُ Ų§َŁ„Ł„َّŁ‡ِ – ŲµŁ„Ł‰ Ų§Ł„Ł„Ł‡ Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ ŁˆŲ³Ł„Ł… – – Ł„َŲ§ ŁŠَŁ†ْŲøُŲ±ُ Ų§َŁ„Ł„َّŁ‡ُ Ų„ِŁ„َŁ‰ Ł…َŁ†ْ Ų¬َŲ±َّ Ų«َŁˆْŲØَŁ‡ُ Ų®ُŁŠَŁ„َŲ§Ų”َ – Ł…ُŲŖَّŁَŁ‚ٌ Ų¹َŁ„َŁŠْŁ‡ِ.

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah tidak akan memandang orang yang menyeret pakaiannya karena sombong.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 5783 dan Muslim, no. 2085]

*Faedah Hadits*

1. Hadits ini menunjukkan terlarangnya memakai pakaian menjulur hingga ke tanah (disebut isbal) dalam rangka kesombongan. Hukumnya haram dan termasuk dosa besar karena diancam bahwa Allah tidak akan memandang pelakunya pada hari kiamat.

2. Yang dimaksud pakaian di sini adalah celana, gamis, maupun sarung.

3. Bagaimana jika pakaian menjulur di bawah mata kaki namun tidak sombong? Untuk masalah ini para ulama berbeda pendapat. Ada ulama yang berpendapat haramnya seperti yang dianut oleh salah satu pendapat dalam madzhab Hambali. Sedangkan jumhur ulama (ulama Hanafiyyah, Syafi’iyyah, Hambali) bahwa isbal selama tidak sombong dihukumi makruh tanzih (bukan haram). Alasannya karena hadits ini dikaitkan dengan sifat sombong. Juga mereka beralasan dengan hadits Abu Bakr yang memakai pakaian menjulur tetapi tidak dalam rangka sombong.

4. Dilarangnya berpakaian isbal bagi laki-laki punya beberapa maksud: (a) untuk menghindari kesombongan, (b) agar tidak menyerupai pakaian perempuan yang menjulur di bawah mata kaki, (c) isbal termasuk berlebihan dalam berpakaian, (d) berpakaian isbal akan sulit terhindar dari najis.

5. Hukum panjangnya pakaian laki-laki: (a) sunnah, jika sampai setengah betis; (b) rukhsah atau keringanan, jika di atas mata kaki dan di bawah setengah betis; (c) termasuk dosa besar, jika menjulur di bawah mata kaki; (d) dosanya lebih besar, jika menjulur di bawah mata kaki disertai kesombongan.

*Bagaimana pakaian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam?*

Dari Al-Asy’ats bin Sulaim, ia berkata,

Ų³َŁ…ِŲ¹ْŲŖُ Ų¹َŁ…َّŲŖِŁŠ ، ŲŖُŲ­َŲÆِّŲ«ُ Ų¹َŁ†ْ Ų¹َŁ…ِّŁ‡َŲ§ Ł‚َŲ§Ł„َ : ŲØَŁŠْŁ†َŲ§ Ų£َŁ†َŲ§ Ų£َŁ…ْŲ“ِŁŠ ŲØِŲ§Ł„Ł…َŲÆِŁŠْŁ†َŲ©ِ ، Ų„ِŲ°َŲ§ Ų„ِŁ†ْŲ³َŲ§Ł†ٌ Ų®َŁ„ْŁِŁŠ ŁŠَŁ‚ُŁˆْŁ„ُ : « Ų§ِŲ±ْŁَŲ¹ْ Ų„ِŲ²َŲ§Ų±َŁƒَ  ، ŁَŲ„ِŁ†َّŁ‡ُ Ų£َŁ†ْŁ‚َŁ‰» ŁَŲ„ِŲ°َŲ§ Ł‡ُŁˆَ Ų±َŲ³ُŁˆْŁ„ُ Ų§Ł„Ł„Ł‡ِ ŲµَŁ„َّŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‡ُ Ų¹َŁ„َŁŠْŁ‡ِ ŁˆَŲ³َŁ„َّŁ…َ ŁَŁ‚ُŁ„ْŲŖُ : ŁŠَŲ§ Ų±َŲ³ُŁˆْŁ„َ Ų§Ł„Ł„Ł‡ِ Ų„ِŁ†َّŁ…َŲ§ Ł‡ِŁŠَ ŲØُŲ±ْŲÆَŲ©ٌ  Ł…َŁ„ْŲ­َŲ§Ų”ُ) Ł‚َŲ§Ł„َ : « Ų£َŁ…َّŲ§ Ł„َŁƒَ ŁِŁŠَّ Ų£ُŲ³ْŁˆَŲ©ٌ  ؟ » ŁَŁ†َŲøَŲ±ْŲŖُ ŁَŲ„ِŲ°َŲ§ Ų„ِŲ²َŲ§Ų±َŁ‡ُ Ų„ِŁ„َŁ‰ Ł†ِŲµْŁِ Ų³َŲ§Ł‚َŁŠْŁ‡ِ

“Saya pernah mendengar bibi saya menceritakan dari pamannya yang berkata, “Ketika saya sedang berjalan di kota Madinah, tiba-tiba seorang laki-laki di belakangku berkata, ’Angkat kainmu, karena itu akan lebih bersih.’ Ternyata orang yang berbicara itu adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku berkata, “Sesungguhnya yang kukenakan ini tak lebih hanyalah burdah yang bergaris-garis hitam dan putih”. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah engkau tidak menjadikan aku sebagai  teladan?” Aku melihat kain sarung beliau, ternyata ujung bawahnya di pertengahan kedua betisnya.” (Lihat Mukhtashar Syama’il Muhammadiyyah, hlm. 69, Al-Maktabah Al-Islamiyyah Aman-Yordan. Syaikh Al-Albani menyatakan bahwa hadits ini shahih).

Semoga bermanfaat.

Referensi:

1. Minhah Al-‘Allam fi Syarh Bulugh Al-Maram. Cetakan pertama, Tahun 1432 H. Syaikh ‘Abdullah bin Shalih Al-Fauzan. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. Jilid kesepuluh.

2. Subul As-Salam Al-Muwshilah ila Bulugh Al-Maram. Cetakan kedua, Tahun 1432 H. Muhammad bin Isma’il Al-Amir Ash-Shan’ani. Penerbit Dar Ibnul Jauzi.

Disusun di #darushsholihin, Jumat sore, 3 Jumadats Tsaniyyah 1440 H

Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal

https://rumaysho.com/19512-bulughul-maram-adab-adab-memakai-sandal-dan-celana-isbal.html

Semoga Bermanfaat

Baca Juga Artikel Terbaru Kami Disini : 

Rasulullooh Juga Berdagang

Cara Mengatasi Pandemi 

Cara Membayar/Memberikan Fidyah

Mengatasi Susah Buang Besar

Mengatasi Batu Empedu

Mengatasi Cacing Kremi

Extra Food ( Suplemen Buah dan Sayur )

Sabun Herbal Kolagen 

Sabun Herbal Propolos 

Sabun Madu ( Honey ) 

Pasta Gigi Herbal

Jumlah Rakaat Shalat Tarawih

Habbatussauda

Andrographis Centella Untuk Imunitas

Deep Squa 

Bilberry Untuk Kesehatan Mata

Carnocap 

Biosir Efektif Untuk Wasir / Ambeien

Pembalut Herbal HIBIS

Haid di Bulan Ramadhan

Pengobatan Cacar Air Bernanah

Besarnya Dosa Meninggalkan Sholat

Kunci Bahagia dan Sukses

Prinsip Aqidah Ahlussunnah Waljamaah

Belajar Al Qur'an Dengan Metode Ummi (jilid 3 )

Gara-gara Menyiksa Kucing

Buku-buku Penuh Manfaat dan Hikmah

Kisah Nabi Ismail as dan Telaga Zam-Zam

Manusia - Manusia Lemah

Carilah Sahabat Seperti ini

Hukum Riya'

Sebab Sempit Hati

Wanita Wajib Izin Suami Saat Akan Keluar Rumah

Kisah Nabi Luth as.

Balasan Penyebar Aib

Bejat jadi Bisa Lebih Baik

Istighfar/Doa Anak 

Pejuang Sunnah

Pendidikan Agama Anak

Lunasi Hutang Dengan Kesederhanaan

Tiga Kamus Bahasa Tentang Pekerjaan

Perhiasan dalam Tiga Bahasa

Tiga Bahasa Untuk Warna dan Busana

Tiga Bahasa Untuk Perkakas dan Elektronik

Tiga Bahasa Bab Sekolahan

Meskipun Sakit, Pahala Tetap Mengalir

Hak Istri Dalam Rumah Tangga

Perdebatan Nabi Ibrahim dan Raja Namrud

Mendo'akan Orang Tua

Utusan Setan

Bertaubat, Setiap Dosa Akan di Ampuni

Perbanyak Doa Untuk Melunasi Hutang

Ciri Suami Pembawa Rejeki

Tiga Bahasa Tentang Organ Tubuh

Perilaku yang Sesuai Surat Yunus

Tiga Bahasa Tentang Hari dan Bulan

Cara Melindungi Akun Whatsapp

Menghidupkan Sunnah

Infak dan Sedekah

Kandungan Surat Az zumar dan Surat At taubah

Kandungan Surat An nisa dan Al maidah

Lailatul Qadar

Hukum Jual Beli

Mengatasi Malas Menuntut Ilmu

Sholat Taubat

Sunnah yang Terlupakan

Menyembunyikan Kebaikan

Hakikat Dunia

Hukum memakai Hijab dalam pandangan 4 Mazhab

Panduan Shalat Tahajud

Adab Berbuka Puasa yang Benar

Meminta Izin dan Mengucapkan Salam

Seputar Syirik

Mata Cerminan Hati

Dikagumi Oleh Allaah, Kok Bisa ya ?

Sakit Adalah Ujian, Cobaan, dan Takdir

Islam Telah Sempurna 

Sifat Orang yang Sering Berhutang

Beriman Kepada Nabi Muhammad

Melihat Kebawah Dalam Urusan Dunia

Doa Memohon Anak Yang Shalih

Sakit manghapuskan dosa-dosa kit

Ganti Kulit Di Neraka

Ibu, Ibu, Ibu, Bapak

#griyakajiansunnah


Silahkan di share atau simpan link ini, sehingga  link bisa dibagikan setiap saat

Jazakallah Khairan.



Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : Ų£َŁَŲŖُŲ¤ْŁ…ِŁ†ُŁˆŁ†َ ŲØِŲØَŲ¹ْŲ¶ِ Ų§Ł„ْŁƒ

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIAšŸ‡²šŸ‡Ø Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.