Rosulullah Shollallaahu ‘alaihi wa Sallam berdoa: أَسْأَلُكَ نَعِيمًا لَا يَنْفَدُ ، وَأَسْأَلُكَ قُرَّةَ عَيْنٍ لَا تَنْقَطِعُ ، وَأَسْأَلُكَ الرِّضَاءَ بَعْدَ الْقَضَاءِ ، وَأَسْأَلُكَ بَرْدَ الْعَيْشِ بَعْدَ الْمَوْتِ ، وَأَسْأَلُكَ لَذَّةَ النَّظَرِ إِلَى وَجْهِكَ ، وَالشَّوْقَ إِلَى لِقَائِكَ ، فِي غَيْرِ ضَرَّاءَ مُضِرَّةٍ ، وَلَا فِتْنَةٍ مُضِلَّةٍ “Ya Allah.. – aku memohon kepadaMu kenikmatan yang tak pernah habis.. – aku memohon kepadaMu kesejukan pandangan yang tak pernah putus.. – aku memohon kepadaMu keridhoan kepada takdirMu.. – aku memohon kepadaMu dinginnya kehidupan setelah mati.. – aku memohon kepadaMu kelezatan memandang wajahMu.. – aku memohon kepadaMu kerinduan untuk bertemu denganMu bukan karena derita yang menerpa bukan juga karena fitnah yang menyesatkan..” (HR Annasai) Ibnu Rojab mengatakan bahwa, “ahli dunia biasanya menginginkan kematian karena derita yang menerpa padahal itu tidak boleh. Dan ahli agama menginginkan kematian karena takut agamanya