Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Introspeksi diri

Beberapa Faedah Menginstropeksi Diri

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda : وَإِنَّمَا يَخِفُّ الحِسَابُ يَوْمَ القِيَامَةِ عَلَى مَنْ حَاسَبَ نَفْسَهُ فِي الدُّنْيَا “Sesungguhnya hisab pada hari kiamat akan menjadi ringan hanya bagi orang yang selalu menghisab dirinya saat hidup di dunia” [HR. Tirmidzi]. Beberapa Pelajaran yang terdapat dalam Hadits : Mengintrospeksi diri memiliki beberapa faedah, yaitu: 1. Musibah terangkat dan hisab diringankan Pada lanjutan atsar Umar di atas disebutkan bahwa sebab terangkatnya musibah dan diringankannya hisab di hari kiamat adalah ketika seorang senantiasa bermuhasabah. Umar radhiallahu anhu mengatakan, وَإِنَّمَا يَخِفُّ الحِسَابُ يَوْمَ القِيَامَةِ عَلَى مَنْ حَاسَبَ نَفْسَهُ فِي الدُّنْيَا “Sesungguhnya hisab pada hari kiamat akan menjadi ringan hanya bagi orang yang selalu menghisab dirinya saat hidup di dunia” [HR. Tirmidzi]. Ketika berbagai kerusakan telah merata di seluruh lini kehidupan, maka jalan keluar dari hal tersebut adalah dengan kembali (rujuk) kepad

Introspeksi, Pintu untuk Mengoreksi Diri

Di dalam kitab Shahih-nya, imam Bukhari membuka salah satu bab kitab ash-Shaum dengan perkataan Abu az-Zinad, إن السنن ووجوه الحق لتأتي كثيرًا على خلاف الرأي “Sesungguhnya mayoritas sunnah dan kebenaran bertentangan dengan pendapat pribadi” [HR. Bukhari]. Memang benar apa yang dikatakan beliau, betapa seringnya seseorang enggan menerima kebenaran karena bertentangan dengan pendapat dan tendensi pribadi. Bukankah dakwah tauhid yang ditawarkan nabi kepada kaum musyrikin, ditolak karena bertolak belakang dengan keinginan pribadi mereka, terutama tokoh-tokoh terpandang di kalangan kaum musyrikin? Tidak jarang seseorang tidak mampu selamat dari hawa nafsu dan terbebas dari kekeliruan pendapat karena bersikukuh meyakini sesuatu dan tidak mau menerima koreksi. Hal ini tentu berbeda dengan kasus seorang mujtahid yang keliru dalam berijtihad. Ketika syari’at menerangkan bahwa seorang mujtahid yang keliru memperoleh pahala atas ijtihad yang dilakukannya, hal ini bukan berarti mendukung dirinya u

Belajar Hidup Berarti

LEBIH baik belajar untuk rendah hati  dari pada saling berlomba tinggi hati. Menyadari kekurangan diri jauh lebih baik dari pada bangga akan kelebihan yang kita miliki. Bukankah daun gugur pun pernah bertahan di satu ranting yang kokoh  Bermimpilah dalam hidup, tapi jangan hidup dalam mimpi. Jangan terlalu sibuk berkhayal mengejar harapan, sampai lupa berkaca pada kenyataan. Jalani saja...semua yang ada pada diri kita, kita lah yang paling paham.  Orang lain mungkin bisa menilai sesuai kapasitas isi kepala mereka, tapi tidak paham apa yang kita rasa, dan apa hakikat isi hati kita. Akan selalu ada jawaban untuk setiap persoalan. Allah hanya akan memberi masalah yang dapat kita selesaikan. Bersabarlah atas sesuatu yang tidak kita inginkan. Ingatlah dalam kehidupan ini Allah ta'ala memberi yang kita inginkan tidak dengan cepat, tapi dengan tepat. Tetaplah menjadi baik, tebarkan cinta, jauhkan benci. Hidup cuma sekali jangan menua tanpa arti... Semoga bermanfaat, Baca Juga :  Artikel T