Wednesday, September 7, 2022
Memahami Prinsip Dakwah Rasulullah Bagian 2
Memahami Prinsip Dakwah Rasulullah Bagian 1
Tuesday, September 6, 2022
Yang Dikenal oleh Hati
Tips Untuk Bertaubat
Tidak Pernah Khusyuk
Monday, September 5, 2022
Sifat Shalat Nabi Shalallahu'alaihiwassalam
Friday, January 28, 2022
Makmum Sendirian Sejajar dengan Imam
Oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com)
https://t.me/KonsultasiSyariah
Dimanakah posisi makmum yang sendirian, dan hanya berdua dengan imam?
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Makmum yang sendirian, posisinya sejajar dengan imam. Jika sama-sama laki-laki. Seperti inilah yang menjadi fikihnya Bukhari. Dalam shahihnya, Bukhari membuat judul bab:
بَابٌ: يَقُومُ عَنْ يَمِينِ الإِمَامِ، بِحِذَائِهِ سَوَاءً إِذَا كَانَا اثْنَيْنِ
“Bab: makmum berdiri di sebelah kanan imam, sejajar lurus, jika hanya berdua (imam & makmum)” (Shahih Bukhari, 1/141).
Di bawah judul bab ini, Bukhari membawakan hadis Ibnu Abbas,
بِتُّ فِي بَيْتِ خَالَتِي مَيْمُونَةَ فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ العِشَاءَ، ثُمَّ جَاءَ، فَصَلَّى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ، ثُمَّ نَامَ، ثُمَّ قَامَ، فَجِئْتُ، فَقُمْتُ عَنْ يَسَارِهِ فَجَعَلَنِي عَنْ يَمِينِهِ، فَصَلَّى خَمْسَ رَكَعَاتٍ، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ نَامَ
“Saya menginap di rumah bibiku Maimunah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat isya, kemudian beliau pulang, dan shalat 4 rakaat. Lalu beliau tidur. Kemudian bangun malam. Akupun datang dan berdiri di sebelah kiri beliau. Lalu beliau memindahkanku ke sebelah kanannya. Beliau shalat 5 rakaat, kemudian shalat dua rakaat, lalu tidur lagi.” (HR. Bukhari 697)
Dalam riwayat lain dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau menceritakan,
أتيتُ رسول الله – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – من آخر الليل فصلّيتُ خلفه، فأخَذ بيدي فجرّني فجعلني حذاءه
Saya mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sedang shalat di akhir malam, lalu saya shalat di belakangnya. Lalu beliau mengambil tanganku dan menarikku sejajar beliau. (HR. Ahmad 3060 dan sanadnya dishahihkan oleh Syuaib Al-Arnauth).
Keterangan ini juga dikuatkan oleh riwayat dari Nafi (menantu Ibnu Umar). Beliau menceritakan,
قُمْتُ وَرَاءَ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ فِي صَلاَةٍ مِنَ الصَّلَوَاتِ، وَلَيْسَ مَعَهُ أَحَدٌ غَيْرِي. فَخَالَفَ عَبْدُ اللهِ بِيَدِهِ، فَجَعَلَنِي حِذَاءَهُ عَنْ يَمِينِهِ
Saya berdiri di belakang Abdullah bin Umar ketika melaksanakan satu shalat tertentu. Dan tidak ada seorang pun bersama Ibnu Umar selain aku. Kemudian tangan Abdullah bin Umar menggayuh ke belakang, dan menarikku sejajar beliau di sebelah kanan beliau. (HR. Malik dalam Al-Muwatha’, 443)
Allahu a’lam
Sumber:
https://konsultasisyariah.com/18193-posisi-makmum-sendirian-dengan-imam-sholat-berjamaah.html
Monday, December 6, 2021
Sahkah Shalat Orang yang Bertato
Pertanyaan:
Kalau orang yang bertato kemudian sudah betul-betul insaf, shalatnya diterima atau tidak?
Dari: Isaac
Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Pertama, menggunakan tato hukumya haram, dan terdapat larangan khusus dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dari Abu Juhaifah radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan:
لَعَنَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الوَاشِمَةَ وَالمُسْتَوْشِمَةَ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat orang yang mentato dan yang minta diberi tato.” (HR. Bukhari no. 5347).
Karena itu, kewajiban orang yang memiliki tato di tubuhnya, dia harus bertaubat kepada Allah, memohon ampunan dan menyesali perbuatannya. Kemudian berusaha menghilangkan tato yang menempel di badannya, selama tidak memberatkan dirinya. Namun jika upaya menghilangkan tato ini membahayakan dirinya atau terlalu memberatkan dirinya maka cukup bertaubat dengan penuh penyesalan dan insya Allah shalatnya sah.
An-Nawawi menukil keterangan Imam ar-Rafi’i:
فى تعليق الفرا أَنَّهُ يُزَالُ الْوَشْمُ بِالْعِلَاجِ فَإِنْ لَمْ يُمْكِنْ إلَّا بِالْجُرْحِ لَا يُجْرَحُ وَلَا إثْمَ عَلَيْهِ بعد التوبة
“Dalam Ta’liq al-Farra’ dinyatakan: tato harus dihilangkan dengan diobati. Jika tidak mungkin dihilangkan kecuali harus dilukai, maka tidak perlu dilukai, dan tidak ada dosa setelah bertaubat.” (al-Majmu’, 3:139).
Disadur dari Fatawa Syabakah Islamiyah, no. 28110
Dalam Fatawa yang lain, dinyatakan:
فلا يخفى عليك أن وضع الوشم على الجسد ذنب عظيم، ومع ذلك لا تأثير له على صحة الصلاة
Tidak diragukan bahwa mentato badan adalah dosa besar, meskipun demikian hal itu tidak ada pengaruhnya dengan keabsahan shalat.
Fatawa Syabakah Islamiyah, di bawah bimbingan Dr. Abdullah Al-Faqih, no. 18959
Allahu a’lam
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)
https://konsultasisyariah.com/14207-shalatnya-orang-bertato-yang-insaf.html
Tuesday, November 2, 2021
Wednesday, October 13, 2021
BACAAN RUKUK
Bismillah...
BACAAN RUKUK
1. Ada banyak model bacaan rukuk yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sikap yang tepat dalam hal ini adalah berusaha menghafal semua doa itu dan dibaca secara bergantian. Misalnya ketika rukuk shalat subuh baca lafal A, rukuk shalat dzuhur baca lafal B, dst.
2. Orang yang shalat, hanya boleh membaca bacaan rukuk setelah dia melakukan rukuk sempurna.
3. Dibolehkan mengulang-ulang bacaan rukuk, meskipun lebih dari 3 kali, sesuai dengan panjangnya rukuk.
4. Orang yang shalat harus membaca bacaan rukuk, meskipun hanya sekali. Karena sebagian ulama menilai bahwa bacaan rukuk hukumnya wajib.
5. Berikut macam-macam bacaan rukuk
Pertama,
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ
Subhaana rabbiyal adziim (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibn Majah)
Kedua,
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ
Subhaana rabbiyal adziim wa bihamdih (HR. Ahmad, Abu Daud, Daruqutni)
Ketiga,
سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ، ربُّ الملائِكَةِ والرُّوحِ
Subbuuhun qudduusun, rabbul malaaikati war ruuh* (HR. Muslim dan Abu Awanah)
* Keterangan:
Makna ruh pada doa di atas adalah malaikat jibril.
Keempat,
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي
Subhaanaka Allahumma rabbanaa wa bihamdika Allahummagh-fir-lii (HR. Bukhari dan Muslim)
Keterangan:
Bacaan ini sering dibaca oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam setiap rukuk dan sujud beliau, setelah turun surat An-Nashr. Beliau melaksanakan perintah Allah:
[فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ]
“Bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mintalah ampuna kepada-Nya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kelima,
سُبْحَانَ ذِي الْجَبَرُوتِ وَالْمَلَكُوتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ
Subhaana dzil jabaruut, wal malakuut, wal kibriyaa’, wal ‘adzamah.* (HR. Ahmad, Abu Daud, dengan sanad shahih)
*Keterangan: Doa ini sering dibaca Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika shalat malam.
Keenam,
اللَّهُمَّ لَكَ رَكَعْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَلَكَ أَسْلَمْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، أَنْتَ رَبِّي، خَشَعَ سَمْعِي وَبَصَرِي، وَدَمِي وَلَحْمِي، وَعَظْمِي وَعَصَبِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالِمِينَ
Allahumma laka raka’tu, wa bika aaman-tu, wa laka aslamtu, wa ‘alaika tawakkal-tu, anta rabbii, khasya’a sam’ii wa basharii, wa damii wa lahmii, wa adzmii wa ‘ashabii, lillaahi rabbil ‘aalamiin. (HR. Nasai dan dishahihkan Al-Albani).
Kesalahan seputar bacaan rukuk dalam shalat
1. Tidak mengangkat tangan ketika hendak rukuk. Atau mengangkat tangan namun tidak sempurna.
2. Gerakan rukuk yang terlalu cepat, seperti ayam mematok makanan. Gerakan ini menyebabkan shalatnya tidak sah, karena rukuknya tidak tumakninah.
3. Hanya menghafal satu jenis bacaan rukuk. Bacaan rukuk yang hanya satu ini, dibaca sejak kecil sampai dia dewasa. Ini bisa menyebabkan bacaan lainnya yang tidak dia hafal menjadi terlupakan.
4. Membaca bacaan rukuk sebelum posisi rukuk sempurna. Tindakan semacam ini, menyebabkan bacaan rukuknya tidak sah.
5. Tidak membaca bacaan rukuk sama sekali. Jika dia jadi imam atau shalat sendirian, maka dia harus sujud sahwi.
6. Membaca bacaan sujud ketika rukuk. Tindakan semacam ini tidak sesuai sunah.
🌏 Artikel www.CaraSholat.com