Skip to main content

Bagaimana Menyikapi Anak yang Susah Shalat

BAGAIMANA MENYIKAPINYA?

Pertanyaan
Saya ingin sekali anak-anak saya memperhatikan masalah shalatnya, karena mereka menunaikan sebagian shalat fardhu, tapi sebagian besarnya mereka tinggalkan. Saya selalu menasehati mereka dan berdoa kepada Allah agar mereka mendapatkan hidayah. Bagaimana caranya saya dapat menjadikan mereka senang melakukan shalat dan hatinya bergantung padanya?
Teks Jawaban
Alhamdulillah.

Pertama:

Tidak diragukan lagi bahwa perkara shalat merupakan perkara paling agung dan paling penting dalam syariat. Dia merupakan tiang agama, lambang kesuksesan, tanda ketakwaan. Dia adalah amal yang paling pertama dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat. Jika hisab shalatnya baik, maka baiklah seluruh amalnya, sedangkan jika shalatnya buruk, maka buruklah seluruh amalnya.

Tidak diragukan pula bahwa memperhatikan pendidikan anak dengan pendidikan Islam yang benar untuk menegakkan shalat, bertakwa kepada Allah dalam ucapan dan perbuatan, merupakan tanda-tanda mendapatkan taufik dan jalan yang benar. 

Allah Ta'ala berfirman kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا (سورة طه: 132)

"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya." (QS. Thaha: 132)

Maksudnya adalah perintahkan keluargamu menunaikan shalat, doronglah mereka melaksanakannya, baik yang fadhu maupun yag sunah. Perintah terhadap sesuatu adalah perintah dengan segala sesuatu yang tidak sempurna sesuatu tersebut kecuali dengannya. Maka itu juga merupakan perintah untuk mengajarkan mereka, apa yang menyebabkan shalat menjadi sah atau batal atau apa yang menyempurnakannya. (Tafsir As-Sa'di, hal. 517)

Allah Ta'ala befirman tentang Nabi Ismail alaihissalam,

   وَكَانَ يَأْمُرُ أَهْلَهُ بِالصَّلاةِ وَالزَّكَاةِ وَكَانَ عِنْدَ رَبِّهِ مَرْضِيًّا (سورة مريم: 55)

"Dan ia menyuruh ahlinya untuk bersembahyang dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya." (QS. Maryam: 55)

Allah Ta'ala berfirman kepada orang yang beriman, 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ ... (سورة التحريم: 6)

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras…." (QS. At-Tahrim: 6)

Maksudnya adalah perintahkan mereka melakukan yang ma'ruf dan cegahlah mereka dari perbuatan munkar, jangan sia-siakan mereka dimangsa neraka pada hari kiamat."

(Tafsir Ibnu Katsir, 5/240)

Abu Daud (no. 495) dan Ahmad (6650) meriwayatkan dari Amr bin Syuaib dari bapaknya, dari kakeknya, dia berkata, "Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "

مُرُوا أَوْلادَكُمْ بِالصَّلاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ ، وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ ، وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ (وصححه الألباني في "الإرواء"، رقم 247)

"Perintahkan anak kalian untuk shalat saat mereka berusia tujuh tahun, pukullah mereka (jika tidak melaksanakan shalat) saat mereka berusia sepuluh tahun. Bedakan mereka di tempat tidurnya." (Dishahihkan oleh Al-Albany dalam Irwaul Ghalil, no. 247)

Syekh Bin Baz rahimahullah berkata, "

"Perhatikan keluarga, jangan lalai mendidik mereka wahai hamba Allah. Anda harus bersungguh-sungguh untuk memperbaiki mereka. Hendaklah anak-anak diperintahakan shalat jika sudah berusia tujuh tahun, dan pukullah (jika belum melaksanakan shalat) jika telah berusia sepuluh tahun dengan pukulan ringan yang mendorongnya untuk taat kepada Allah serta membiasakan mereka untuk menunaikan shalat pada waktunya, agar mereka istiqamah di jalan Allah serta mengenal yang haq. Sebagaimana hal tersebut diriwayatkan dalam sunah sahih." (Majmu Fatawa Bin Baz, 6/46)

Kedua:

Adapun cara yang dapat membantu mendidik anak untuk mengerjakan shalat serta menghormatinya, dapat disimpulkan sebagai berikut;

- Pentingnya ada teladan praktis, yaitu sikap orang tua yang menanmpakkan perhatian besar mereka terhadap shalat dengan melaksanakannya tepat pada waktunya.

- Sang bapak selalu berusaha mengajak anak laki-lakinya untuk shalat bersamanya, sedangkan ibu selalu berusaha mengajak putrinya shalat bersamanya di rumahnya.

- Mengingatkan tentang pentingnya shalat dan menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan rukun agama yang sangat agung dan agama tidak sempurna kecuali dengannya.

- Menganjurkan melaksanakan shalat pada waktunya dan menjelaskan bahwa Allah menjanjikan surga bagi orang yang melaksanakan shalat. Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Daud (425), dari Ubadah bin Shamit radhiallahu anhu dia berkata, "Aku bersaksi bahwa aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "

خَمْسُ صَلَوَاتٍ افْتَرَضَهُنَّ اللَّهُ تَعَالَى ، مَنْ أَحْسَنَ وُضُوءَهُنَّ وَصَلاهُنَّ لِوَقْتِهِنَّ وَأَتَمَّ رُكُوعَهُنَّ وَخُشُوعَهُنَّ كَانَ لَهُ عَلَى اللَّهِ عَهْدٌ أَنْ يَغْفِرَ لَهُ ، وَمَنْ لَمْ يَفْعَلْ فَلَيْسَ لَهُ عَلَى اللَّهِ عَهْدٌ ، إِنْ شَاءَ غَفَرَ لَهُ وَإِنْ شَاءَ عَذَّبَهُ ) صححه الألباني في "صحيح أبي داود"

"Lima shalat yang Allah Ta'ala wajibkan, siapa yang membaguskan wudunya dan shalat pada waktunya serta menyempurnakan ruku dan khusyu'nya, maka janji Allah akan mengampuninya. Siapa yang tidak melaksanakannya maka tidak ada janji Allah kepadanya. Jika Dia kehendaki, Dia akan mengampuninya, dan jika Dia menghendaki Dia akan mengazabnya." (Dishahihkan oleh Al-Albany dalam Shahih Abu Daud)

Siapa yang ingin mendapatkan janji Allah hendaklah dia shalat, siapa yang tidak ingin mendapatkan janji Allah dan menempatkan dirinya dalam ancaman azab yang pedih dan murka Allah hendaklah dia meninggalkan shalat!

Sambil menyebut hadits-hadits anjuran dan ancaman dalam bab shalat.

- Menggunakan semua sarana yang tersedia dengan cara nasehat yang mudah dan lembut. Menyediakan buku-buku dan kaset-kaset yang berbicara tentang perkara shalat serta menjelaskan kedudukannya yang tinggi.

- Mendorong anak untuk bergaul dengan orang yang komitmen melaksanakan shalat ditambah dorongan positif dalam diri mereka untuk berlomba dalam kebaikan dalam berupa menunaikan shalat dan bersegera dalam kebaikan.

- Memberikan dorongan materi dan moral, dalam bentuk hadiah materi dan ungkapan pujian serta dorangan dan semacamanya.

- Menggunakan metode Nabi dalam mengatasi masalah shalat, sebagaimana telah disebutkan dalam hadits Abu Daud, yaitu dengan memerintahkan anak-anak untuk shalat saat mereka berusia tujuh tahun, kemudian memukul mereka (jika belum juga shalat) jika mereka berusia sepuluh tahun. Dengan tetap memelihara sikap bijak dalam memukul sekiranya diperkirakan lebih besar manfaatnya. Hendaknya menggunakan sikap tegas dengan cara yang tepat.

- Menggunakan metode isolasi atau tegas ketika meninggalkan shalat atau meremehkannya. Yaitu dalam bentuk hukuman syari yang memberikan pengaruh.

- Memperbanyak doa dan harap kepada Allah, semoga Allah memberikan hidayah kepada mereka di jalannya yang lurus dan menjadikan mereka termasuk orang-orang yang suka melaksanakan shalat dan bertakwa. Hal ini pada kenyataannya merupakan sebab yang paling bermanfaat untuk kebaikan anak keturunan meskipun banyak orang yang tidak menyadarinya.

- Orang tua hendaknya tidak bosan memberikan peringatan, nasehat, pembinaan, walaupun anak-anak mengulangi lagi sikap meremehkan dan mengabaikan. Jangan pula bosan untuk memberi hadiah kepada anak-anak. Tidak seorang pun yang tahu, kapan waktunya ucapan nasehatnya bermanfaat baginya.

Semoga Bermanfaat

Baca Juga Artikel Terbaru Kami Disini : 

Rasulullooh Juga Berdagang

Cara Mengatasi Pandemi 

Cara Membayar/Memberikan Fidyah

Mengatasi Susah Buang Besar

Mengatasi Batu Empedu

Mengatasi Cacing Kremi

Extra Food ( Suplemen Buah dan Sayur )

Sabun Herbal Kolagen 

Sabun Herbal Propolos 

Sabun Madu ( Honey ) 

Pasta Gigi Herbal

Jumlah Rakaat Shalat Tarawih

Habbatussauda

Andrographis Centella Untuk Imunitas

Deep Squa 

Bilberry Untuk Kesehatan Mata

Carnocap 

Biosir Efektif Untuk Wasir / Ambeien

Pembalut Herbal HIBIS

Haid di Bulan Ramadhan

Pengobatan Cacar Air Bernanah

Besarnya Dosa Meninggalkan Sholat

Kunci Bahagia dan Sukses

Prinsip Aqidah Ahlussunnah Waljamaah

Belajar Al Qur'an Dengan Metode Ummi (jilid 3 )

Gara-gara Menyiksa Kucing

Buku-buku Penuh Manfaat dan Hikmah

Kisah Nabi Ismail as dan Telaga Zam-Zam

Manusia - Manusia Lemah

Carilah Sahabat Seperti ini

Hukum Riya'

Sebab Sempit Hati

Wanita Wajib Izin Suami Saat Akan Keluar Rumah

Kisah Nabi Luth as.

Balasan Penyebar Aib

Bejat jadi Bisa Lebih Baik

Istighfar/Doa Anak 

Pejuang Sunnah

Pendidikan Agama Anak

Lunasi Hutang Dengan Kesederhanaan

Tiga Kamus Bahasa Tentang Pekerjaan

Perhiasan dalam Tiga Bahasa

Tiga Bahasa Untuk Warna dan Busana

Tiga Bahasa Untuk Perkakas dan Elektronik

Tiga Bahasa Bab Sekolahan

Meskipun Sakit, Pahala Tetap Mengalir

Hak Istri Dalam Rumah Tangga

Perdebatan Nabi Ibrahim dan Raja Namrud

Mendo'akan Orang Tua

Utusan Setan

Bertaubat, Setiap Dosa Akan di Ampuni

Perbanyak Doa Untuk Melunasi Hutang

Ciri Suami Pembawa Rejeki

Tiga Bahasa Tentang Organ Tubuh

Perilaku yang Sesuai Surat Yunus

Tiga Bahasa Tentang Hari dan Bulan

Cara Melindungi Akun Whatsapp

Menghidupkan Sunnah

Infak dan Sedekah

Kandungan Surat Az zumar dan Surat At taubah

Kandungan Surat An nisa dan Al maidah

Lailatul Qadar

Hukum Jual Beli

Mengatasi Malas Menuntut Ilmu

Sholat Taubat

Sunnah yang Terlupakan

Menyembunyikan Kebaikan

Hakikat Dunia

Hukum memakai Hijab dalam pandangan 4 Mazhab

Panduan Shalat Tahajud

Adab Berbuka Puasa yang Benar

Meminta Izin dan Mengucapkan Salam

Seputar Syirik

Mata Cerminan Hati

Dikagumi Oleh Allaah, Kok Bisa ya ?

Sakit Adalah Ujian, Cobaan, dan Takdir

Islam Telah Sempurna 

Sifat Orang yang Sering Berhutang

Beriman Kepada Nabi Muhammad

Melihat Kebawah Dalam Urusan Dunia

Doa Memohon Anak Yang Shalih

Sakit manghapuskan dosa-dosa kit

Ganti Kulit Di Neraka

Ibu, Ibu, Ibu, Bapak

#griyakajiansunnah


Silahkan di share atau simpan link ini, sehingga  link bisa dibagikan setiap saat

Jazakallah Khairan.



Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.