Skip to main content

Jangan Remehkan Dosa (Meskipun) Kecil

Tulisan ini adalah nasehat bagi penulis dan pembaca untuk tidak meremehkan dosa, apakah itu dosa kecil atau besar.

بسم الله الرحمن الرحيم, الحمد لله رب العالمين, و صلى الله و سلم و بارك على نبينا محمد و آله و صحبه أجمعين, أما بعد:

 1. Memang sebagian besar ulama Islam membagi dosa itu ada yang besar dan kecil, sebagaimana yang telah disebutkan di dalam Al Quran dan Sunnah:

{إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا} [النساء: 31]

Artinya: "Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga)". QS. An Nisa: 31.

Ath Thufi berkata: "Di dalam ayat ini terdapat pembagian dosa-dosa kepada besar dan kecil, dan sesungguhnya menjauhi seluruh dosa besar merupakan penghapus لاشله dosa kecil". Lihat Al Isyarat Al Ilahiyyah, 2/23-24.

{الَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ إِلَّا اللَّمَمَ إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ} [النجم: 32]

Artinya: "(Yaitu) orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari Al lamam (dosa-dosa kecil). Sesungguhnya Rabbmu Maha Luas ampunan-Nya". QS. An Najm: 32.

Kebanyakan para ulama tafsir dari genereasi terdahulu dan belakangan berpendapat bahwa Al Lammamadalah: dosa-dosa kecil. 

Lihat kitab Al Kabair, karya Adz Dzahaby dan ditahqiq oleh Syeikh Masyhur Hasan Salman.

Dan Hadits yang menunjukkan bahwa dosa itu terbagi menjadi besar dan kecil:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ - رضى الله عنه -  قَالَ قَالَ رسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- «الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ مَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرُ»

Artinya: "Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:"Shalat lima waktu, mengerjakan shalat jumat kepada shalat jumat (setelahnya) dan puasa di bulan Ramadhan kepada bulan Ramadhan (setelahnya) merupakan penebus dosa diantaranya selama menjauhi dosa-dosa besar". HR. Ahmad dan dishahihkan di dalam kitab Silsilat Al Ahadits Ash Shahihah, no. 3322.

عَنْ أَنَسٍ - رضى الله عنه - قَالَ سُئِلَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - عَنِ الْكَبَائِرِ قَالَ «الإِشْرَاكُ بِاللَّهِ ، وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ ، وَقَتْلُ النَّفْسِ ، وَشَهَادَةُ الزُّورِ» 

Artinya: "Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata: "Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallampernah ditanya tentang dosa-dosa besar?", beliau menjawab: "Menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orangtua, membunuh seseorang, bersaksi palsu". HR. Bukhari dan Muslim.

Oleh sebab inilah Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:

وقد دل القرآن والسنة وإجماع الصحابة والتابعين بعدهم والأئمة على أن من الذنوب كبائر وصغائر...

Artinya: "Dan sungguh telah ditunjukkan oleh Al Quran, Sunnah dan Ijma' para shahabat, tabi'ien setelah mereka serta para imam, bahwa dosa itu ada yang besar dan kecil…". Lihat Ad Da'u wa ad Dawa'.

Dan definisi dosa besar menurut Abdullah bin Abbas radhiyallahu 'anhuma dan Al Hasan Al Bashrirahimahullah adalah:

الكبائر كل ذنب ختمه الله تعالى بنار أو غضب أو لعنة أو عذاب 

Artinya: "Dosa besar adalah setiap dosa yang ditutup Allah dengan (ancaman masuk) neraka, (mendapatkan) kemurkaan, (mendapatkan) laknat atau (mendapatkan) siksa". Lihat Syarah Shahih Muslim, karya An Nawawi.

2. Tetapi, meskipun ada pembagian dosa, jangan sekali-kali meremehkan sebuah dosa, baik kecil apalagi dosa besar.

Allah Ta'ala berfirman tentang orang-orang munafik yang menyebarkan berita dusta tentang istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam Aisyah radhiyallahu 'anha dan mereka mengira bahwa perbuatan tersebut ringan dan remeh padahal:

{...وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمٌ}

Artinya: "…dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja.  Padahal dia pada sisi Allah adalah besar". QS. An Nur: 15. Lihat Tafsir Ibnu Katsir.

Dan terkadang amalan tersebut remeh, rendah menurut kita, ternyata di zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, menurut para shahabat radhiyallahu 'anhum tergolong dosa yeng membinasakan dan akhirnya menyeburkannya ke dalam neraka.

عَنْ أَنَسٍ - رضى الله عنه - قَالَ إِنَّكُمْ لَتَعْمَلُونَ أَعْمَالاً هِىَ أَدَقُّ فِى أَعْيُنِكُمْ مِنَ الشَّعَرِ ، إِنْ كُنَّا نَعُدُّهَا عَلَى عَهْدِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - الْمُوبِقَاتِ 

Artinya: "Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata: "Sesungguhnya kalian benar-benar melakukan perbuatan-perbuatan yang di mata kalian lebih tipis daripada rambut, tetapi kami di zaman Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam menganggapnya sebagai dosa-dosa yang membinasakan".HR. Bukhari.

Seorang yang beriman sangat takut akan sebuah dosa yang dia lakukan, adapun seorang yang sering melakukan dosa sangat meremehkan dosa yang dia lakukan.

عَنِ الْحَارِثِ بْنِ سُوَيْدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ حَدِيثَيْنِ أَحَدُهُمَا عَنِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - وَالآخَرُ عَنْ نَفْسِهِ قَالَ «إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ قَاعِدٌ تَحْتَ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ ، وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ» 

Artinya: "Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata: "Sesungguhnya seorang mukmin memandang dosa-dosanya seakan-akan ia sedang duduk di bawah gunung dan ia takut gunung tersebut jatuh menimpanya. Dan seorang fajir (yang selalu berbuat dosa) memandang dosa-dosanya seperti seekor lalat yang lewat di hidungnya lalu ia berkata demikian (mengipaskan tangannya di atas hidungnya) untuk mengusir lalat tersebut". HR. Bukhari.

Dan… Perhatikan! Perhatikan! Perhatikan!

Perkataan penuh makna dan pelajaran di bawah ini, Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:

وههنا أمر ينبغي التفطن له وهو أن الكبيرة قد يقترن بها من الحياء والخوف والاستعظام لها ما يلحقها بالصغائر وقد يقترن بالصغيرة من قلة الحياء وعدم المبالاة وترك الخوف والاستهانة بها ما يلحقها بالكبائر بل يجعلها في أعلى رتبها وهذا أمر مرجعه إلى ما يقوم بالقلب. 

Artinya: "Dan disini ada sebuah perkara yang harus dicermati, yaitu bahwa sebuah dosa besar terkadang dibarengi dengan sifat malu, rasa takut dan pengagungan akan beratnya dosa tersebut yang menjadikannya dikategorikan dengan dosa-dosa kecil, dan (sebaliknya) terkadang sebuah dosa kecil dibarengi dengan sedikit rasa malu, tidak mengacuhkan, tidak takut dan sikap meremehkan dengan dosa tersebut yang menjadikannya dikategorikan dengan dosa-dosa besar, bahkan menjadikannya di tingkatan yang paling tinggi (dari dosa-dosa besar itu). Dan perkara ini kembalinya kepada apa yang terbetik di dalam hati". Lihat kitab Madarij As Salikin, karya Ibnul Qayyim.

Sebagian orang terlalu PEDE dengan banyaknya amalan dan terlalu merasa aman dari ancaman siksa atas dosa-dosanya.

Yang benar adalah tetaplah beramal dan berharap amalannya diterima dan takutlah sebuah dosa dan berharap Allah Ta'ala mengampuninya.

قَالَ ابْنُ عَوْنٍ رحمه الله: " لَا تَثِقْ بِكَثْرَةِ الْعَمَلِ، فَإِنَّكَ لَا تَدْرِي تُقْبَلُ مِنْكَ أَمْ لَا، وَلَا تَأْمَنْ ذُنُوبَكَ، فَإِنَّكَ لَا تَدْرِي هَلْ كُفِّرَتْ عَنْكَ أَمْ لَا، إِنَّ عَمَلَكَ عَنْكَ مُغَيَّبٌ مَا تَدْرِي مَا اللهُ صَانِعٌ فِيهِ، أَيَجْعَلُهُ فِي سِجِّينَ ، أَمْ يَجْعَلُهُ فِي عِلِّيِّينَ "

Artinya: "Ibnu 'Aun rahimahullah berkata: "Jangan terlalu yakin dengan banyaknya amal, karena sesungguhnya Anda tidak mengetahui, apakah amalan Anda diterima atau tidak?, dan jangan pula terlalu merasa aman dengan dosa-dosa Anda, karena sesungguhnya Anda tidak mengetahui, apakah diampuni dosa Anda atau tidak?, sesungguhnya amalan Anda gaib dari Anda, Anda tidak mengetahui apa yang Allah perbuat terhadap amalan Anda, apakah Allah jadikannya di dalam Sijjin (buku catatan dosa)? Ataukah dijadikan-Nya di dalam 'Illyyin (buku catatan amal shalih)?".Lihat Kitab Syu'ab Al Iman, karya Al Baihaqi.

Pesan yang ingin disampaikan dalam tulisan in adalah:

1. Jangan sekali-kali meremehkan sebuah dosa

2. dosa kecil ditambah dosa kecil ditambah dosa kecil lainnya dan seterusnya akan menjadi segunung dosa, bahkan bisa menjadi dosa besar.

Ath Tahbarani rahimahullah berkata: 

أن الإصرار على الصغائر حكمه حكم مرتكب الكبيرة الواحدة على المشهور.

Artinya: "Sesungguhnya selalu melakukan dosa-dosa kecil maka hukumnya adalah hukum pelaku sebuah dosa besar, menurut pendapat yang terkenal (diantara para ulama)". Lihat Kitab Al Mu'jam Al Awsath, karya Ath Thabrani, no. 3759.

Bilal bin Sa'ad seorang tabi'ie rahimahullah berkata:

لا تنظر إلى صغر المعصية وانظر إلى عظمة من عصيت

Artinya: "Janganlah kamu lihat kepada kecilnya sebuah maksiat akan tetapi lihatlah agungnya Yang kamu maksiati".

خلِّ الذنوب صغيرها * وكبيرها ذاك التقى

Tinggalkanlah semua dosa kecilnya # Dan besarnya, yang demikian itulah ketakwaan

واصنع كماشٍ فوق * أرض الشوك يحذرُ ما يرى

Berbuatlah seperti seorang yang berjalan di atas # Tanah yang penuh denga duri dan berhati-hati atas apa yang dia lihat.

لا تحقرن صغيرةً * إن الجبال من الحصى

Janganlah sekali-kali kamu menghina sebuah dosa kecil # Sesungguhnya gunung-gunung berasal dari bebatuan kecil. Wallahu a'lam

Ditulis oleh Ahmad Zainuddin, Ahad, 6 Jumadal Ula 1423H, Dammam KSA.

http://www.dakwahsunnah.com/artikel/fiqhsunnah/26-jangan-remehkan-dosa-meskipun-kecil

Semoga Bermanfaat

Baca Juga Artikel Terbaru Kami Disini : 

Rasulullooh Juga Berdagang

Cara Mengatasi Pandemi 

Cara Membayar/Memberikan Fidyah

Mengatasi Susah Buang Besar

Mengatasi Batu Empedu

Mengatasi Cacing Kremi

Extra Food ( Suplemen Buah dan Sayur )

Sabun Herbal Kolagen 

Sabun Herbal Propolos 

Sabun Madu ( Honey ) 

Pasta Gigi Herbal

Jumlah Rakaat Shalat Tarawih

Habbatussauda

Andrographis Centella Untuk Imunitas

Deep Squa 

Bilberry Untuk Kesehatan Mata

Carnocap 

Biosir Efektif Untuk Wasir / Ambeien

Pembalut Herbal HIBIS

Haid di Bulan Ramadhan

Pengobatan Cacar Air Bernanah

Besarnya Dosa Meninggalkan Sholat

Kunci Bahagia dan Sukses

Prinsip Aqidah Ahlussunnah Waljamaah

Belajar Al Qur'an Dengan Metode Ummi (jilid 3 )

Gara-gara Menyiksa Kucing

Buku-buku Penuh Manfaat dan Hikmah

Kisah Nabi Ismail as dan Telaga Zam-Zam

Manusia - Manusia Lemah

Carilah Sahabat Seperti ini

Hukum Riya'

Sebab Sempit Hati

Wanita Wajib Izin Suami Saat Akan Keluar Rumah

Kisah Nabi Luth as.

Balasan Penyebar Aib

Bejat jadi Bisa Lebih Baik

Istighfar/Doa Anak 

Pejuang Sunnah

Pendidikan Agama Anak

Lunasi Hutang Dengan Kesederhanaan

Tiga Kamus Bahasa Tentang Pekerjaan

Perhiasan dalam Tiga Bahasa

Tiga Bahasa Untuk Warna dan Busana

Tiga Bahasa Untuk Perkakas dan Elektronik

Tiga Bahasa Bab Sekolahan

Meskipun Sakit, Pahala Tetap Mengalir

Hak Istri Dalam Rumah Tangga

Perdebatan Nabi Ibrahim dan Raja Namrud

Mendo'akan Orang Tua

Utusan Setan

Bertaubat, Setiap Dosa Akan di Ampuni

Perbanyak Doa Untuk Melunasi Hutang

Ciri Suami Pembawa Rejeki

Tiga Bahasa Tentang Organ Tubuh

Perilaku yang Sesuai Surat Yunus

Tiga Bahasa Tentang Hari dan Bulan

Cara Melindungi Akun Whatsapp

Menghidupkan Sunnah

Infak dan Sedekah

Kandungan Surat Az zumar dan Surat At taubah

Kandungan Surat An nisa dan Al maidah

Lailatul Qadar

Hukum Jual Beli

Mengatasi Malas Menuntut Ilmu

Sholat Taubat

Sunnah yang Terlupakan

Menyembunyikan Kebaikan

Hakikat Dunia

Hukum memakai Hijab dalam pandangan 4 Mazhab

Panduan Shalat Tahajud

Adab Berbuka Puasa yang Benar

Meminta Izin dan Mengucapkan Salam

Seputar Syirik

Mata Cerminan Hati

Dikagumi Oleh Allaah, Kok Bisa ya ?

Sakit Adalah Ujian, Cobaan, dan Takdir

Islam Telah Sempurna 

Sifat Orang yang Sering Berhutang

Beriman Kepada Nabi Muhammad

Melihat Kebawah Dalam Urusan Dunia

Doa Memohon Anak Yang Shalih

Sakit manghapuskan dosa-dosa kit

Ganti Kulit Di Neraka

Ibu, Ibu, Ibu, Bapak

#griyakajiansunnah


Silahkan di share atau simpan link ini, sehingga  link bisa dibagikan setiap saat

Jazakallah Khairan.



Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.