Skip to main content

MELURUSKAN KEKELIRUAN SEPUTAR NUZULUL QUR-AN (TURUNNYA ALQUR-AN)

 

Abu Rumaysho’

18 Ramadhan 1442 H (30/4/2021)

WAWOTOBI

1- AlQur-an Al-Karim turun sebanyak 2 kali :

= Al-Imam As-Suyuthi (السيوطي) ketika menjelaskan masalah ini, Beliau menyebutkan 3 pendapat para ulama, Beliau berkata :

أَحَدُهَا - وَهُوَ الْأَصَحُّ الْأَشْهَرُ - : أَنَّهُ نَزَلَ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا لَيْلَةَ الَقَدْرِ جُمْلَةً وَاحِدَةً ثُمَّ نَزَلَ بَعْدَ ذَلِكَ مُنَجَّمًا فِي عشرين سنة وثلاث وعشرين أو خمس وَعِشْرِينَ عَلَى حَسْبِ الْخِلَافِ فِي مُدَّةِ إِقَامَتِهِ بمكة بعد البعثة

“Pendapat pertama - dan ini adalah pendapat yang paling kuat dan pendapat yang paling terkenal - : Bahwa AlQur-an turun ke langit dunia pada (malam) Lailatul Qadr sekaligus (secara keseluruhan), kemudian setelah itu turun secara berangsur-angsur selama 23 atau 25 tahun, sesuai berbedaan dalam hitungan lamanya Beliau tinggal di Mekkah setelah diangkat menjadi seorang Nabi”.

(Al-Itqan Fi ‘Ulumil Qur-an (الإتقان في علوم القرآن) : 1/146).

= Disebutkan dalam Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah :

نزل القرآن الكريم جملة إلى بيت العزة في السماء الدنيا ليلة القدر في شهر رمضان، قال تعالى: {شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ}، وقال تعالى: {إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ}، ثم نزل بعد ذلك على النبي صلى الله عليه وسلم منجما حسب الوقائع والأحوال في ثلاث وعشرين سنة.

“AlQur-an Al-Karim turun sekaligus (secara keseluruhan) ke Baitul Izzah (بيت العزة) dilangit dunia pada (malam) Lailatul Qadr dalam bulan Ramadhan. Allah Ta’ala berfirman : (Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) AlQur-an sebagai petunjuk bagi manusia). (QS. Al-Baqarah (2) : 185). Allah Ta’ala berfirman : (Sesungguhnya kami telah menurunkannya (AlQur-an) pada (malam) Lailatul Qadr) (QS. Al-Qadr (97) : 1). Kemudian turun setelah itu kepada Nabi ﷺ secara berangsur-angsur sesuai kejadian dan keadaan selama 23 tahun”.

Anggota : Abdullah bin Ghadyan (عبد الله بن غديان)

Wakil : Abdurrazzaq ‘Afifi (عبد الرزاق عفيفي)

Ketua : Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz (عبد العزيز بن عبد الله بن باز)

(Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah : 2-3/60 no. 14599).

2- Benarkah AlQur-an diturunkan pada malam ke-17 Ramadhan ?

* Perhatikan dengan baik, Firman Allah Ta’ala :

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

“Sesungguhnya kami telah menurunkannya (AlQur-an) pada (malam) Lailatul Qadr)”. (QS. Al-Qadr (97) : 1)”.

= Ayat ini menunjukkan bahwa AlQur-an diturunkan pada (malam) Lailatul Qadr !!!

* Sedangkan Sabda Nabi ﷺ :

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ القَدْرِ فِي العَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

“Carilah dengan sungguh-sungguh Lailatul Qadr pada 10 malam terakhir dari bulan Ramadhan”.

(Al-Bukhari no. 2020 dan Muslim no. 1169).

= Hadits ini menunjukkan bahwa Lailatul Qadr itu terletak pada 10 malam terakhir dari bulan Ramadhan, yaitu dimulai dari malam ke-21 sampai malam ke-30.

 Dari sini, apakah anda menyadari suatu kekeliruan ?

 Benar, bahwa anggapan Nuzulul Qur-an (diturunkannya AlQur-an) terjadi pada malam ke-17 tidak sesuai dengan dalil-dalil yang ada, dimana malam ke-17 tersebut tidak termasuk dalam hitungan 10 malam terakhir, tetapi justru termasuk bagian dari 10 malam kedua atau pertengahan.

3- Dalil yang menunjukkan bahwa AlQur-an diturunkan pada 17 Ramadhan serta jawabannya :

* Firman Allah Ta’ala :

{وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ} [الأنفال: 41]

“Dan kepada APA YANG KAMI TURUNKAN kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Al-Furqan* yaitu di hari bertemunya dua pasukan”.

(QS. Al-Anfal (8) : 41).

* Al-Furqan : Pemisah antara yang hak dan yang bathil. 

 Yang dimaksud dengan hari Al-Furqan ialah hari jelasnya kemenangan orang Islam dan kekalahan orang kafir, yaitu hari bertemunya dua pasukan di perang Badar, pada hari Jum’at 17 Ramadhan tahun ke 2 Hijriyah. 

 Sebagian ulama ahli tafsir berpendapat bahwa ayat ini mengisyaratkan kepada hari permulaan turunnya Al-Quran Al-Karim pada malam 17 Ramadhan.

Juga berdalil dengan hadits Abdullah bin Mas’ud :

قَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اطْلُبُوهَا لَيْلَةَ سَبْعَ عَشْرَةَ مِنْ رَمَضَانَ

“Rasulullah ﷺ bersabda kepada kami : Carilah (Lailatul Qadr) pada malam ke-17 dari bulan Ramadhan”.

(Hadits Lemah).

(HR. Abu Dawud no. 1384).

# Jawabannya :

* Adapun Firman Allah dalam (QS. Al-Anfal (8) : 41) YANG DIPAHAMI bahwa AlQur-an turun pada malam ke-17 Ramadhan sangat jelas bertentangan dengan ayat yang sangat jelas yang menunjukkan bahwa AlQur-an diturunkan pada (malam) Lailatul Qadr, sedangkan (malam) Lailatul Qadr terletak pada 10 malam terakhir Ramadhan, sedangkan malam ke-17 tidak termasuk bagian dari malam-malam 10 terakhir Ramadhan, sehingga pemahaman ini dianggap lemah.

* Adapun tentang Hadits Abdullah bin Mas’ud yang diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 1384, maka hadits tersebut LEMAH karena beberapa alasan, diantaranya :

- Riwayat ini bertentangan dengan riwayat dari Abdullah bin Mas’ud sendiri yang meriwayatkan dari Nabi ﷺ bahwa Lailatul Qadr itu terletak pada 10 malam terakhir dari bulan Ramadhan, Abdullah bin Mas’ud berkata :

نبّأنا أنَّ ليلةَ القَدْر في النصف من السَّبع الأواخر

“Kami telah diberitahukan (oleh Nabi ﷺ) bahwa sesungguhnya Lailatul Qadr itu berada pada pertengahan dari 7 malam terakhir (Ramadhan)”.

(Shahih).

(Diriwayatkan oleh Ahmad no. 4374. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah : 3/106 dan Syaikh Ahmad Muhammad Syakir dalam Tahqiqnya : 4/233)

4- Kapan AlQur-an diturunkan ?

 Disebutkan didalam hadits bahwa AlQur-an diturunkan pada malam ke-25 Ramadhan.

= Dari Wa-tsilah bin Al-Asqa’ (وَاثِلَة بْنِ الْأَسْقَعِ) berkata :

أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : أُنْزِلَتْ صُحُفُ إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ فِي أَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ، وَأُنْزِلَتِ التَّوْرَاةُ لِسِتٍّ مَضيْنَ مِنْ رَمَضَانَ، وَالْإِنْجِيلُ لِثَلَاثَ عَشْرَةَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ، وَأُنْزِلَ الْفُرْقَانُ لِأَرْبَعٍ وَعِشْرِينَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ

“Sesungguhnya Rasulullah ﷺ bersabda : Shuhuf (lembaran) Ibrahim عَلَيْهِ السَّلَامُ diturunkan pada awal malam Ramadhan. Taurat diturunkan pada 6 Ramadhan. Injil pada 13 Ramadhan. Dan Al-Furqan (AlQur-an) diturunkan pada 24 Ramadhan”.

(Hadits Hasan).

(HR. Ahmad no. 16984. Lihat Ash-Shahihah no. 1575).

= Al-Imam Al-Baihaqi (البيهقي) berkata tentang hadits ini :

قَالَ الْحليمِيُّ رَحِمَهُ اللهُ : يُرِيدُ بِهِ لَيْلَةَ خَمْسٍ وَعِشْرِينَ

“Al-Halimi (الْحليمِيُّ) Rahimahullah berkata : Yang dimaksud adalah malam 25 (Ramadhan)”.

(Syu’abul Iman (شعب الإيمان) : 3/522).

# Catatan : Hadits ini tidak menunjukkan bahwa Lailatul Qadr hanya ada pada malam ke-25 Ramadhan saja, akan tetapi berpindah-pindah pada 10 malam terakhir.

- Semoga bermanfaat.

- Silahkan di bagikan TANPA PERLU MEMINTA IZIN selama tidak merubahnya, kecuali merubah kesalahan seperti salah ketik dan yang lainnya.

Semoga Bermanfaat

Baca Juga Artikel Terbaru Kami Disini : 

Rasulullooh Juga Berdagang

Cara Mengatasi Pandemi 

Cara Membayar/Memberikan Fidyah

Mengatasi Susah Buang Besar

Mengatasi Batu Empedu

Mengatasi Cacing Kremi

Extra Food ( Suplemen Buah dan Sayur )

Sabun Herbal Kolagen 

Sabun Herbal Propolos 

Sabun Madu ( Honey ) 

Pasta Gigi Herbal

Jumlah Rakaat Shalat Tarawih

Habbatussauda

Andrographis Centella Untuk Imunitas

Deep Squa 

Bilberry Untuk Kesehatan Mata

Carnocap 

Biosir Efektif Untuk Wasir / Ambeien

Pembalut Herbal HIBIS

Haid di Bulan Ramadhan

Pengobatan Cacar Air Bernanah

Besarnya Dosa Meninggalkan Sholat

Kunci Bahagia dan Sukses

Prinsip Aqidah Ahlussunnah Waljamaah

Belajar Al Qur'an Dengan Metode Ummi (jilid 3 )

Gara-gara Menyiksa Kucing

Buku-buku Penuh Manfaat dan Hikmah

Kisah Nabi Ismail as dan Telaga Zam-Zam

Manusia - Manusia Lemah

Carilah Sahabat Seperti ini

Hukum Riya'

Sebab Sempit Hati

Wanita Wajib Izin Suami Saat Akan Keluar Rumah

Kisah Nabi Luth as.

Balasan Penyebar Aib

Bejat jadi Bisa Lebih Baik

Istighfar/Doa Anak 

Pejuang Sunnah

Pendidikan Agama Anak

Lunasi Hutang Dengan Kesederhanaan

Tiga Kamus Bahasa Tentang Pekerjaan

Perhiasan dalam Tiga Bahasa

Tiga Bahasa Untuk Warna dan Busana

Tiga Bahasa Untuk Perkakas dan Elektronik

Tiga Bahasa Bab Sekolahan

Meskipun Sakit, Pahala Tetap Mengalir

Hak Istri Dalam Rumah Tangga

Perdebatan Nabi Ibrahim dan Raja Namrud

Mendo'akan Orang Tua

Utusan Setan

Bertaubat, Setiap Dosa Akan di Ampuni

Perbanyak Doa Untuk Melunasi Hutang

Ciri Suami Pembawa Rejeki

Tiga Bahasa Tentang Organ Tubuh

Perilaku yang Sesuai Surat Yunus

Tiga Bahasa Tentang Hari dan Bulan

Cara Melindungi Akun Whatsapp

Menghidupkan Sunnah

Infak dan Sedekah

Kandungan Surat Az zumar dan Surat At taubah

Kandungan Surat An nisa dan Al maidah

Lailatul Qadar

Hukum Jual Beli

Mengatasi Malas Menuntut Ilmu

Sholat Taubat

Sunnah yang Terlupakan

Menyembunyikan Kebaikan

Hakikat Dunia

Hukum memakai Hijab dalam pandangan 4 Mazhab

Panduan Shalat Tahajud

Adab Berbuka Puasa yang Benar

Meminta Izin dan Mengucapkan Salam

Seputar Syirik

Mata Cerminan Hati

Dikagumi Oleh Allaah, Kok Bisa ya ?

Sakit Adalah Ujian, Cobaan, dan Takdir

Islam Telah Sempurna 

Sifat Orang yang Sering Berhutang

Beriman Kepada Nabi Muhammad

Melihat Kebawah Dalam Urusan Dunia

Doa Memohon Anak Yang Shalih

Sakit manghapuskan dosa-dosa kit

Ganti Kulit Di Neraka

Ibu, Ibu, Ibu, Bapak

#griyakajiansunnah


Silahkan di share atau simpan link ini, sehingga  link bisa dibagikan setiap saat

Jazakallah Khairan.


Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.