Showing posts with label update kajian islam. Show all posts
Showing posts with label update kajian islam. Show all posts

Tuesday, March 8, 2022

Hukum Menghina Allah Rasulullah Dan Ayat Ayat Al Quran

Semoga Bermanfaat,

Silahkan Berkomentar, like, Share dan Subscribe

Baca Juga Kajian Lainnya di

https://griyakajiansunnah.blogspot.com

www.tujuanmu.com

Label :

#Update kajian

#Kajian Islam

#Info Islam

#Update Islam

#Ilmu Islam

#Update Hadist

#Update Sunnah

#Sunnah

#konsultasi syariah,kajian.net

Tag :

Update Kajian Sunnah, Kajian Islam, Kajian Islam Terbaru,Update Kajian,Update sunnah, info Islam,Info Kajian Islam, News Islam, Berita Islam, Kabar Islam, Dunia Islam, Belajar Islam, Manhaj Salaf, Tauhid, go Tauhid, Griya Kajian Sunnah

Tuesday, March 1, 2022

Dahulukan perkataan Allah dan Rasul-Nya dari perkataan siapapun

MANHAJ SALAF DALAM MASALAH TARBIYAH DAN PERBAIKAN — KAIDAH KE-8

Oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
https://t.me/bbg_alilmu

Bahwa mereka tidak menentang nash dengan akal, tidak pula dengan hawa nafsu, tidak pula dengan perasaan, tidak pula dengan ucapan siapapun dari manusia.
Karena manhaj salaf mengagungkan dari diatas segala-galanya.

Akal hanya di gunakan untuk memahami bukan untuk menentang hawa nafsu wajib mengikuti keinginan Allah dan Rasul-Nya.
Perasaanpun demikian, pendapat manusia, itu semua di bawah pendapat Allah dan Rasul-Nya.

Kewajiban seluruh manusia adalah untuk mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya.

Maka kewajiban kita adalah untuk senantiasa lebih mengagungkan dalil daripada akal ataupun pendapat manusia.

Allah Subhanahu wa Ta’ala mencela orang-orang yang lebih mengikuti hawa nafsunya daripada mengukuti perintah Allah dan Rasul-Nya.

Allah berfirman [ QS Asy Syura : 15]

‎ ۖ واستقم كما أمرت ۖ ولا تتبع أهواءهم

“Dan istiqomahlah sebagaimana kamu di perintahkan dan jangan kamu mengikuti hawa nafsu mereka.”

Allah juga berfirman [QS Al-Ahzab: 36]

‎وما كان لمؤمن ولا مؤمنة إذا قضى الله ورسوله أمرا أن يكون لهم الخيرة من أمرهم ۗ

“Tidak layak bagi mukmin tidak pula mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah memutuskan perkara, mereka mencari alternatif yang lain dari mereka sendiri.”

Tidak layak apabila Allah dan Rasul-Nya sudah memutuskan, maka tidak boleh kita tolak dengan hawa nafsu kita atau akal kita atau pendapat seorang alim atau kyai atau yang lainnya.

👉MAKA KEWAJIBAN KITA ADALAH MENJADIKAN ALLAH dan RASUL-NYA SEGALA-GALANYA.
Dan ITU KESEMPURNAAN IMAN.

Allah berfirman [QS An_ Nisaa’: 65]

‎فلا وربك لا يؤمنون حتى يحكموك فيما شجر بينهم ثم لا يجدوا في أنفسهم حرجا مما قضيت ويسلموا تسليما

“Maka tidak demi Rab-mu, mereka tidak beriman sampai mereka berhakim kepadamu dalam perkara yang mereka perselisihkan diantara mereka, kemudian mereka tidak mendapatkan rasa berat untuk menerima keputusan-Mu dan mereka taslim dengan sebenar-benarnya taslim.“

Ini ayat menyebutkan bahwa keimanan tidak sempurna sampai terpenuhi 3 syarat.

👉Yang PERTAMA: Berhakim kepada Rasulullah dalam perkara yang di perselisihkan.
Berarti mendahulukan Rasulullah dari segala-galanya.

👉Kemudian yang KE DUA: Tidak mendapatkan rasa berat untuk menerima keputusan Rasul.

👉Kemudian yang KE TIGA : Taslim

Maka dari itulah orang yang lebih mendahulukan ro’yunya atau hawa nafsunya berarti dia belum taslim.
Dia belum menyerahkan dirinya kepada Allah dan Rasul-Nya.

Oleh karena itu Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman [QS Al-Hujurat: 1]

‎يا أيها الذين آمنوا لا تقدموا بين يدي الله ورسوله

“Hai orang-orang yang beriman jangan kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya.“

Artinya juga, jangan mendahulukan perkataan siapapun dari pada perkataan Allah dan Rasul-Nya.

Disebutkan dalam Hadits Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash, ia berkata; Aku mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

“Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan sekali cabut dari dada manusia tapi dengan di wafatkannya para Ulama. Maka tersisalah orang-orang yang bodoh yang di mintai fatwa, lalu berfatwa dengan ro’yunya.”
Maka mereka sesat dan menyesatkan
Kata Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam (HR Bukhori dan Muslim).

Wallahu a’lam

Dari buku yang berjudul “Al Ishbaah Fii Bayani Manhajis Salaf Tarbiyati wal Ishlah“, tentang Manhaj Salaf Dalam Masalah Tarbiyah dan Perbaikan, ditulis oleh Syaikh Al Ubailaan حفظه الله تعالى.


Sumber::
https://bbg-alilmu.com/archives/33674

Thursday, February 3, 2022

Hukum Memanjangkan Kuku


Oleh Ustadz Ammi Nur Baits

https://t.me/KonsultasiSyariah

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,

Islam mengajarkan akan kemuliaan manusia. Sementara memanjangkan kuku, identik dengan binatang. Karena itu, islam melarang umatnya memanjangkan kuku. Untuk menunjukkan jati diri mereka sebagai manusia yang berbeda dengan binatang.

Abu Ayyub Al Azdi menceritakan,

“Ada seseorang yang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia bertanya pada beliau mengenai berita langit. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,

يَسْأَلُ أَحَدُكُمْ عَنْ خَبَرِ السَّمَاءِ ، وَهُوَ يَدَعُ أَظْفَارَهُ كَأَظْفَارِ الطَّيْرِ يَجْمَعُ فِيهَا الْجَنَابَةُ وَالتَّفَثُ

“Ada orang diantara kalian yang bertanya tentang berita langit, sementara dia biarkan kukunya panjang seperti cakar burung, dengan kuku itu, burung mengumpulkan janabah dan kotoran.” (HR. Ahmad 23542, al-Baihaqi dalam Sunan al-Kubro 861, dan hadis ini dinilai dhaif oleh Syuaib al-Arnauth).

Untuk itulah, bagian dari ajaran para nabi, mereka tidak membiarkan kuku mereka. Mereka memotong kuku mereka, karena ini yang sesuai fitrah manusia. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْفِطْرَةُ خَمْسٌ الْخِتَانُ وَالِاسْتِحْدَادُ وَقَصُّ الشَّارِبِ وَتَقْلِيمُ الْأَظْفَارِ وَنَتْفُ الْآبَاطِ

“Ada lima macam fitrah , yaitu : khitan, mencukur bulu kemaluan, memotong kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak.” (HR. Bukhari 5891 dan Muslim 258).

*Jangan Biarkan Panjang!*

Sebagai bentuk penekanan, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi batas waktu kepada para sahabat, agar kuku mereka tidak dibiarkan panjang.

Sahabat Anas bin Malik mengatakan,

وُقِّتَ لَنَا فِى قَصِّ الشَّارِبِ وَتَقْلِيمِ الأَظْفَارِ وَنَتْفِ الإِبْطِ وَحَلْقِ الْعَانَةِ أَنْ لاَ نَتْرُكَ أَكْثَرَ مِنْ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً

“Kami diberi batasan dalam memendekkan kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, agar tidak tidak dibiarkan lebih dari 40 hari.” (HR. Muslim 258).

Batas yang diberikan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sifatnya umum, berlaku untuk semua bagian badan yang dianjurkan untuk dipotong. Hanya saja, jika kuku dibiarkan sampai 40 hari, tentu akan sangat mengerikan. Sehingga untuk kuku, yang menjadi acuan adalah panjangnya. Akan tetapi, semalas-malasnya orang, maksimal kukunya harus dipotong dalam 40 hari.

Imam Nawawi menjelaskan,

وأما التوقيت في تقليم الاظفار فهو معتبر بطولها: فمتى طالت قلمها ويختلف ذلك باختلاف الاشخاص والاحوال: وكذا الضابط في قص الشارب ونتف الابط وحلق العانة:

Batasan waktu memotong kuku, dengan memperhatikan panjangnya kuku tersebut. Ketika telah panjang, segera dipotong. Ini berbeda satu orang dan lainnya, juga dengan melihat kondisi. Aturan ini juga yang menjadi standar dalam menipiskan kumis, mencabut bulu ketiak dan mencabut bulu kemaluan.” (Al-Majmu’, 1/158).

*Apakah hukumnya haram?*

Imam Ibnu Utsaimin menegaskan,

تطويل الأظافر مكروه إن لم يكن محرماً ، لأن النبي صلى الله عليه وسلم وقت في تقليم الأظافر ألا تترك فوق أربعين يوماً

Memanjangkan kuku hukumnya makruh, jika tidak dihukumi haram. Karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi batas waktu agar tidak membiarkan kuku kita lebih dari 40 hari. (Majmu Fatawa Ibnu Utsaimin, 11/131).

*Allahu a’lam.*

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)

Sumber::

https://konsultasisyariah.com/24307-memanjangkan-kuku-haram.html

Saturday, January 1, 2022

Keindahan Mengenal Sifat Sifat Allah

Semoga Bermanfaat

Label :

Update kajian Islam, Kajian Sunnah, Sunnah, Info Islam, Info Islam Terbaru, Update Kajian Sunnah,Kajian Islam, Ahlus Sunnah, Tips Islam, Cahaya Islam, salaf, ghurroba, Ittiba,Fiqih Asmaul Husna Al Wahab

Silahkan Share Untuk Memperoleh Pahala Jariyah, Insya Allah

Didukung Oleh :

https://griyakajiansunnah.blogspot.com

https://btqs.blogspot.com ( Back to Qur’an & Sunnah )

https://gotauhid.blogspot.com


Thursday, December 30, 2021

Ma'rifatullah

Semoga Bermanfaat

Label :

Update kajian Islam, Kajian Sunnah, Sunnah, Info Islam, Info Islam Terbaru, Update Kajian Sunnah,Kajian Islam, Ahlus Sunnah, Tips Islam, Cahaya Islam, salaf, ghurroba, Ittiba,Fiqih Asmaul Husna Al Wahab

Silahkan Share Untuk Memperoleh Pahala Jariyah, Insya Allah

Didukung Oleh :

https://griyakajiansunnah.blogspot.com

https://btqs.blogspot.com ( Back to Qur’an & Sunnah )

www.KonsultasiSyariah.com

www.kajian.net


Jangan Mengeluh Kepada Manusia

Seberat apapun cobaan yang anda alami karena musibah wabah ini, janganlah mengeluh kepada manusia, terutama mengeluh di medsos. Teladanilah Nabi Ya’qub ‘alaihissalam, ketika beliau berkata:

إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى الله

“Sesungguhnya aku keluhkan kesulitanku dan kesedihanku hanya kepada Allah” (QS. Yusuf: 86).

Teladanilah para salaf kita, diantaranya Thawus bin Kaisan dan Imam Ahmad bin Hambal rahimahumallah,

أنه بلغه –وهو يئن في مرض موته– “عن طاووس: أن الملك يكتب حتى أنين المريض، فأمسك عن الأنين. وفي رواية: بلغه أَن طاووسا كره أَنِين الْمَرِيض، وَقَالَ: إنه شكوى، فَمَا أَنّ –أحمد– حَتَّى مَاتَ

“Bahwa ketika Imam Ahmad sakit menjelang wafatnya, beliau mengaduh-aduh. Thawus (bin Kaisan) menyampaikan kepadanya bahwa aduhan orang yang sakit itu pun ditulis Malaikat. Maka mendengar itu, Imam Ahmad pun berhenti mengaduh. Dalam riwayat lain, Imam Ahmad mendengar bahwa Thawus tidak menyukai aduhan orang sakit. Thawus mengatakan: “Aduhan orang sakit itu termasuk mengeluh”. Maka Imam Ahmad sejak itu tidak pernah mengaduh lagi sampai beliau wafat” (Masa’il Imam Ahmad).

Maka silakan menangis, mengeluh, merengek, mengaduh, mengemis, minta tolong kepada Allah ta’ala. Itulah perwujudan tauhid yang hakiki.

Syaikh Muhammad Sa’id Ruslan menjelaskan: “Mengadukan masalah kepada Allah merupakan bentuk perwujudan tauhid yang hakiki. Dan ia diantara tanda bahwa seorang hamba menggantungkan dirinya pada Dzat yang bisa memberikan kebahagiaan yang hakiki, dan memohon kepada Dzat yang paling hakiki bisa mengabulkan permohonan, dan meminta pertolongan kepada Dzat yang bisa memberikan pertolongan hakiki. Maka ini menunjukkan tulusnya hati dia untuk kembali kepada Allah dan menunjukkan kebenaran dari tauhidnya”.

Adapun mengeluhkan musibah kepada manusia, sama saja mengadukan Allah kepada makhluk. Pantaskah itu?

Ibnul Qayyim rahimahullah bersya’ir:

وَإِذَا عَرَتْكَ بَلِيَّةٌ فَاصْبِرْ لَهَا ** صَبْرَ الْكَرِيمِ فَإِنَّهُ بِكَ أَعْلَمُ

وَإِذَا شَكَوْتَ إِلَى ابْنِ آدَمَ إِنَّمَا ** تَشْكُو الرَّحِيمَ إِلَى الَّذِي لَا يَرْحَمُ

Jika engkau tertimpa musibah, maka bersabarlah…

Dengan kesabaran yang mulia, karena Allah lebih tahu yang baik bagimu…

Jika engkau mengeluh kepada Bani Adam, sesungguhnya…

Engkau telah mengadukan Allah Ar Rahim kepada makhluk yang tidak bisa memberi rahmah…

(Madarijus Salikin, 2/160).

Dan orang yang mengeluh kepada makhluk, itu tanda bahwasanya ia tidak sabar. Padahal sabar itu wajib. As Sa’di rahimahullah bertutur:

الشكوى إلى الله لا تنافي الصبر، وإنما الذي ينافيه، الشكوى إلى المخلوقين

“Mengadu kepada Allah, tidak menafikan kesabaran. Yang menafikan kesabaran adalah mengeluh kepada makhluk” (Tafsir As Sa’di, hal. 411).

Jadi, bersabarlah dan mintalah pertolongan Allah semata, jangan mengeluh di medsos!

Semoga Allah ta’ala memberi taufik.

Sumber::

https://kangaswad.wordpress.com/2020/04/09/jangan-mengeluh-kepada-manusia/

Monday, December 27, 2021

Wanita Sudah Menapause Boleh Buka Aurat

Semoga Bermanfaat

Label :

Update kajian Islam, Kajian Sunnah, Sunnah, Info Islam, Info Islam Terbaru, Update Kajian Sunnah,Kajian Islam, Ahlus Sunnah, Tips Islam, Cahaya Islam, salaf, ghurroba, Ittiba,Fiqih Asmaul Husna Al Wahab

Silahkan Share Untuk Memperoleh Pahala Jariyah, Insya Allah

Didukung Oleh :

https://griyakajiansunnah.blogspot.com

https://btqs.blogspot.com ( Back to Qur’an & Sunnah )

www.KonsultasiSyariah.com

www.kajian.net


Sunday, December 26, 2021

Apakah Wanita Haid Boleh Memegang Al Quran

Semoga Bermanfaat

Label :

Update kajian Islam, Kajian Sunnah, Sunnah, Info Islam, Info Islam Terbaru, Update Kajian Sunnah,Kajian Islam, Ahlus Sunnah, Tips Islam, Cahaya Islam, salaf, ghurroba, Ittiba,Fiqih Asmaul Husna Al Wahab

Silahkan Share Untuk Memperoleh Pahala Jariyah, Insya Allah

Didukung Oleh :

https://griyakajiansunnah.blogspot.com

https://btqs.blogspot.com ( Back to Qur’an & Sunnah )

www.KonsultasiSyariah.com

www.kajian.net


Wednesday, December 22, 2021

Hukum Membuka Jilbab

Semoga Bermanfaat

Label :

Update kajian Islam, Kajian Sunnah, Sunnah, Info Islam, Info Islam Terbaru, Update Kajian Sunnah,Kajian Islam, Ahlus Sunnah, Tips Islam, Cahaya Islam, salaf, ghurroba, Ittiba,Fiqih Asmaul Husna Al Wahab

Silahkan Share Untuk Memperoleh Pahala Jariyah, Insya Allah

Didukung Oleh :

https://griyakajiansunnah.blogspot.com

https://btqs.blogspot.com ( Back to Qur’an & Sunnah )

www.KonsultasiSyariah.com

www.kajian.net


Ketuban Pecah Ketika Persalinan Normal

Semoga Bermanfaat

Label :

Update kajian Islam, Kajian Sunnah, Sunnah, Info Islam, Info Islam Terbaru, Update Kajian Sunnah,Kajian Islam, Ahlus Sunnah, Tips Islam, Cahaya Islam, salaf, ghurroba, Ittiba,Fiqih Asmaul Husna Al Wahab

Silahkan Share Untuk Memperoleh Pahala Jariyah, Insya Allah

Didukung Oleh :

https://griyakajiansunnah.blogspot.com

https://btqs.blogspot.com ( Back to Qur’an & Sunnah )

www.KonsultasiSyariah.com

www.kajian.net


Tuesday, December 21, 2021

Hukum Darah yang Keluar Sebelum Melahirkan

Semoga Bermanfaat

Label :

Update kajian Islam, Kajian Sunnah, Sunnah, Info Islam, Info Islam Terbaru, Update Kajian Sunnah,Kajian Islam, KonsultasiSyariah.com, Ahlus Sunnah, Tips Islam, Cahaya Islam, salaf, ghurroba, Ittiba,Fiqih Asmaul Husna Al Wahab

Silahkan Share Untuk Memperoleh Pahala Jariyah, Insya Allah

https://griyakajiansunnah.blogspot.com

KonsultasiSyariah.com

www.kajian.net


Thursday, December 9, 2021

Rokok Mengantar Ke Neraka, Kok Bisa ?

 


Semoga Bermanfaat dan bebas di share

Label :

Update kajian Islam, Kajian Sunnah, Sunnah, Info Islam, Info Islam Terbaru, Update Kajian Sunnah,Kajian Islam, Konsultasi Syariah, Ahlus Sunnah Tips Islam, Cahaya Islam, salaf, ghurroba, Ittiba,Fiqih Asmaul Husna Al Wahab

Silahkan Share Untuk Memperoleh Pahala Jariyah, Insya Allah

https://griyakajiansunnah.blogspot.com

https://griyakajiansunnah.blogspot.com/2021/12/rokok-mengantar-ke-neraka.html

Monday, December 6, 2021

Jauhilah Toxic Friend

Toxic friend adalah istilah yang mengacu pada teman yang tidak mendukung dan memberikan kontribusi positif untuk hidup kita.

Teman yang buruk itu lebih berbahaya dari ular yang berbisa. Teman yang buruk bisa menjerumuskan kita pada neraka Jahim.

Bertemanlah dengan orang-orang yang baik yang bisa mengantarkan kepada surga.

Friend list kita di instagram dan facebook bagaimana bro and sis, apa ada yang toxic friend?
 

al-fattaan adalah ahlul fitnah, yaitu yang membuat orang jadi sesat atau kufur.
 

Baca artikel Rumaysho:
Manfaat teman yang baik
https://rumaysho.com/13311-manfaat-teman-yang-baik.html

Tawakal Terlarang

https://ilmiyyah.com/archives/6864

🎙 Ustadz Firanda Andirja, MA حفظه لله تعالى

〰〰〰
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله

Di antara hal yang bertentangan dengan tawakal -yang ini sudah pernah kita bahas- adalah ‘ujub. ‘Ujub adalah bentuk hal yang bertentangan dengan tawakal. Karena ‘ujub -sebagaimana pernah kita jelaskan- adalah bentuk bertawakal kepada diri sendiri, PD (percaya diri) dengan kemampuannya, lupa untuk bersandar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Oleh karenanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:


ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ

“Tiga perkara yang membinasakan,” di antaranya:

إِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ

“Seseorang ‘ujub dengan dirinya.”

Ini menimpa sebagian orang. Ketika dia bangga dengan dirinya, bangga dengan kemampuannya, bangga dengan kepintarannya, bangga dengan pasukannya, dia lupa bertawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Padahal yang menentukan keberhasilan hanyalah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Betapa banyak sebab yang sedikit ternyata bisa berhasil. contoh firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:


كَم مِّن فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ

“Betapa banyak kelompok yang sedikit mengalahkan kelompok yang besar dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. Al-Baqarah[2]: 249)

Maka seseorang melakukan sebab, dia berusaha belajar, dia berusaha bekerja, dia berikhtiar, tapi tawakalnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jangan tawakal kepada dirinya, ‘ujub dengan dirinya, ‘ujub dengan kecerdasannya, ‘ujub dengan kemampuannya. Karena barangsiapa yang ‘ujub (merasa PD) dengan apa yang dia miliki, dengan usaha yang telah dilakukan, ketika itu dia tidak lagi bertawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka dia terjerumus dalam salah satu bentuk kesyirikan. Menyandarkan hati bukan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, tetapi kepada diri sendiri.

Makanya di antara doa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ ، وَ أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ ، وَ لاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْن

“Ya Allah, dengan rahmatMu aku mohon pertolongan, maka perbaikilah segala urusanku, dan jangan Kau biarkan aku bersandar kepada diriku meskipun hanya sekejap mata.” (HR. An Nasa’i No. 10330)

Kalau seseorang bersandar kepada dirinya, dia bersandar kepada sesuatu yang sangat lemah. Kita ini siapa? Kita ini manusia yang tahu banyak kelemahan diri sendiri. Meksipun kita memiliki kecerdasan, kita memiliki keterampilan, meskipun kita memiliki pengalaman, kita ini (hakikatnya) lemah.

Lihatlah betapa lemahnya manusia. Sekarang Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi pandemi, tidak berkutik semuanya, lumpuh. Kegiatan ekonomi dunia lumpuh, negara-negara adidaya lumpuh, mana kesombongan dan keangkuhan? Manusia sangat lemah, tidak berkutik dengan kondisi di sekitarnya, tunduk kepada kondisi di sekitarnya.

Oleh karenanya seseorang yang menyadarkan keberhasilannya kepada dirinya sendiri, ini adalah suatu bentuk ‘ujub. Jadi tidak boleh seseorang demikian. Seseorang bersandar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan berikhtiar, itu yang benar. Sebagaimana sudah kita jelaskan tentang definisi tawakal, menyandarkan hatinya kepada Allah dan berikhtiar.

Adapun kemudian lupa kepada Allah, PD pada kemampuan, ‘ujub dengan diri sendiri, maka inilah sumber kegagalan cepat atau lambat. Karena seorang ketika ‘ujub dia bersandar kepada dirinya yang penuh dengan kelemahan. Masing-masing kita sadar akan kekurangan dan kelemahan diri kita. Maka biasakan selalu bersandar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam melaksanakan segala aktivitas.

Friday, December 3, 2021

Ketetapan Allaah Adalah Yang Terbaik

Perjalanan kehidupan manusia tidaklah selalu sesuai diharapkan, terkadang seorang manusia harus melewati jalan terjal setelah beberapa waktu menikmati jalan yang landai.

Hari-harinya pun penuh warna, terkadang gembira namun sewaktu-waktu ia dihampiri rasa sedih, duka dan nestapa, inilah tabiat kehidupan. Tak ada yang dapat mengelak dari kenyataan ini.

Allah berfirman:

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي كَبَدٍ

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.” (QS. Al-Balad: 4).

Di antara kesedihan yang banyak menimpa manusia adalah kondisi dimana seseorang mendapatkan sesuatu yang tidak diharapkannya. Banyak orang yang berusaha menggapai sesuatu yang kelihatannya baik, ia mati-matian mendapatkannya dan mengorbankan apapun yang ia miliki demi terwujudnya impian itu.

Tetapi tanpa disadari hal itu tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Ketika hal seperti ini terjadi, tak sedikit orang yang menyalahkan pihak lain, bahkan Allah, Rabb yang mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya pun tak luput untuk disalahkan.

Orang-orang seperti ini, hendaknya mengingat sebuah firman Allah:

وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).

Ayat ini merupakan kaidah yang agung, kaidah yang memiliki hubungan erat dengan salah satu prinsip keimanan, yaitu iman kepada qadha dan qadar. Musibah-musibah yang menimpa manusia semuanya telah dicatat oleh Allah lima puluh ribu tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi.

Meletakkan ayat di atas sebagai pedoman hidup akan membuat hati ini tenang, nyaman dan jauh dari keresahan.

Andai kita mau kembali melihat lembaran-lembaran sejarah di dalam Al-Qur’an, membuka mata tuk mengamati realita yang ada, niscaya kita akan menemukan pelajaran-pelajaran dan bukti yang sangat banyak. Bukti yang menunjukkan bahwa keputusan Allah adalah yang terbaik, di antaranya adalah:

Kisah ibunda Nabi Musa ‘alaihissalam yang menghanyutkan anaknya di atas laut. Lihatlah, kecemasan dan ketakutan yang luar biasa menginggapi saat mengetahui anaknya berada di tangan keluarga raja Fir’aun. Tetapi, tanpa diduga tragedi itu berbuah manis di kemudian hari.

Perhatikan pula dengan seksama kisah hidup Nabi Yusuf ‘alaihissalam, maka kamu akan menemukan bahwa kaidah ini cukup menggambarkan drama mengharukan antara Nabi Yusuf dan sang ayah, Nabi Ya’qub ‘alaihimassalam.

Lihatlah kisah bocah laki-laki yang dibunuh oleh Nabi Khidir ‘alaihissalam atas perintah langsung dari Allah. Apa yang dilakukan oleh Nabi Khidir itu membuat Nabi Musa ‘alahissalam bertanya-tanya, maka Nabi Khidir pun memberikan jawaban yang kata-katanya diabadikan di dalam al-Qur’an.وَأَمَّا الْغُلَامُ فَكَانَ أَبَوَاهُ مُؤْمِنَيْنِ فَخَشِينَا أَنْ يُرْهِقَهُمَا طُغْيَانًا وَكُفْرًا (80) فَأَرَدْنَا أَنْ يُبْدِلَهُمَا رَبُّهُمَا خَيْرًا مِنْهُ زَكَاةً وَأَقْرَبَ رُحْمًا (81)“Dan adapun anak muda itu, maka keduanya adalah orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran. Dan kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya).” (QS.Al-Kahfi: 80-81).

Renungkan pula kisah Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha yang ditinggal wafat oleh suaminya Abu Salamah radhiyallahu ‘anhu. Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha berkata, ‘Aku mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tiada seorang muslim yang ditimpa musibah, lalu ia mengucapkan doa yang diperintahkan oleh Allah:إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي، وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا، إِلَّا أَخْلَفَ اللهُ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا‘Sesungguhnya kami milik Allah dan kami akan kembali kepada-Nya. Ya Allah, limpahkan pahala kepadaku atas musibah yang menimpaku dan berikanlah gantinya yang lebih baik.’Kecuali Allah akan member gantinya yang lebih baik.’ Ummu Salamah berkata, Ketika Abu Salamah meninggal dunia aka bertanya,’Siapa di antara seorang mu’min yang lebih baik dari Abu Salamah?! Siapakah penghuni rumah yang pertama kali hijrah kepada Rasulullah?! Kemudian aku mengucapkan doa di atas. Lalu Allah menggantikannya dengan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda. (HR. Muslim no. 918).

Demikianlah Ummu Salamah menjalankan apa yang diperintahkan untuk dilakukan saat menerima musibah; bersabar, membaca istirja’ (kalimat inna lillahi wa inna ilaihi raji’un) dan mengucapkan doa di atas, maka Allah menggantinya dengan yang terbaik, yang tidak ia bayangkan sebelumnya.

Inti dari semua ini adalah sebagaimana yang dinyatakan oleh seorang penyair,

عَلَى الْمَرْءِ أَنْ يَسْعَى إِلَى الْخَيْرِ جُهْدَهُ 

وَلَيْسَ عَلَيْهِ أَنْ تَتِمَّ الْمَقَاصِدُ

Seseorang seharusnya berusaha sekuat tenaganya mendapatkan kebaikan

Tetapi, ia tidak akan bisa menetapkan keberhasilannya

Segala sesuatu yang terjadi pada seorang muslim dan hal tersebut tidak sesuai dari apa yang diharapkannya adalah salah satu bentuk kasih sayang-Nya. Ujian itu hadir dengan tujuan menuntut mereka menuju kesempurnaan diri dan kesempurnaan kenikmatan-Nya. Jangan buru-buru mencela musibah yang Allah berikan, yakinlah ketetapan Allah adalah yang terbaik.

Allah juga berfirman:

فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا

“Mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisa’: 19).

Wallahu A’lam.

Referensi: Qawa’id Quraniyyah 50 Qa’idatan Quraniyyatan Fin Nafsi wal Hayat. Cetakan ketiga, tahun 1433 H. Dr. Umar bin Abdullah Muqbil. Markaz Tadabbur. Riyadh.

Akhukum Noviyardi Amarullah Tarmizi

STAI Ali bin Abi Thalib Surabaya

Sumber: https://muslim.or.id/27649-ketetapan-allah-adalah-yang-terbaik.html

Ilmu itu Didatangi Bukan Mendatangi

Ustadz Aris Munandar Hafidzahullah.

Dari Abul Qosim at-Tafakur, aku mendengar Abu Ali al-Hasan bin 'Ali bin Bundar al-Zanjani bercerita bahwa Kholifah Harun ar-Rosyid rohimahullah mengutus seseorang kepada Imam Malik bin Anas rohimahullah agar beliau berkenan datang ke istana supaya dua anak Harun ar-Rosyid yaitu Amin dan Makmun bisa belajar agama langsung kepada Imam Malik. Imam Malik menolak permintaan Kholifah Harun ar-Rosyid dan mengatakan:

"Ilmu agama itu didatangi bukan mendatangi."

Untuk kedua kalinya Kholifah Harun ar-Rosyid mengutus utusan yang membawa pesan sang Kholifah:

"Kukirimkan kedua anakku agar bisa belajar agama bersama murid-muridmu."

Respons balik Imam Malik:

"Silakan, dengan syarat keduanya tidak boleh melangkahi pundak supaya bisa duduk di depan dan keduanya duduk dimana ada tempat yang longgar saat pengajian."

Akhirnya, kedua putra Kholifah tersebut hadir dengan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Imam Malik rohimahullah.

(Mukhtashor Tarikh Dimasyq hlm. 3769,  Syamilah)


AL FURQON Edisi 10 Tahun Kesepuluh Jumada Ula 1432 H [April 2011] )

Hlm: 27.

Monday, November 29, 2021

[KHB VIDGRAM] Hal Yang Pasti Akan Datang, Kematian! (2021)


Hal Yang Pasti Akan Datang, Kematian

Semoga Bermanfaat

Label :

Update kajian Islam, Kajian Sunnah, Sunnah, Info Islam, Info Islam Terbaru, Update Kajian Sunnah,Kajian Islam, Konsultasi Syariah, Ahlus Sunnah

Silahkan Share Untuk Memperoleh Pahala Jariyah, Insya Allah

https://griyakajiansunnah.blogspot.com


Obat dari Penyakit Al Khusumah dan Al Ghadhab ( Amarah )

 


بسم الله الرحمن الرحيم 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

الحمدلله و صلاة وسلم على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه، و لَاحول ولاقوة الا بالله أما بعد

Sahabat BiAS kaum muslimin yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

In syā Allāh kembali kita akan melanjutkan pembahasan dari Risalah Āfātul Lisān fī Dhau'il Kitābi was Sunnah ( آفات اللسان في ضوء الكتاب والسُّـنَّة) karya Syaikh Dr. Sa'id bin Ali bin Wahf Al Qahthāni rahimahullāhu ta'āla. 

Pada kesempatan kali ini kita akan memasuki bab seputar: 

▪︎Obat dari Penyakit Al Khushūmah dan Al Ghadhab (Amarah)

Cara mengobati penyakit ini sendiri ialah dengan terus berusaha memadamkan amarah dan meredam emosi.

Lebih detailnya terdapat dua metode yang bisa kita lakukan agar emosi kita stabil dan tidak mudah meluap-luap.

• Melakukan Pencegahan (الوقاية)

Hal ini sebagaimana dalam sebuah peribahasa yang masyhur: 

 الوقاية خير من العلاج 

"Mencegah itu lebih baik daripada mengobati."

Maksudnya ialah kita berusaha menjauhkan diri kita dari hal-hal yang kerap menimbulkan amarah. Diantara faktor utama yang menimbulkan amarah ialah sikap sombong dan bangga terhadap diri sendiri.

Di mana saat kita merasa orang lain meremehkan kedudukan dan harga diri kita, maka secara otomatis rasa amarah dan murka akan mudah sekali muncul.

Faktor lain yang berpotensi menimbulkan amarah ialah bercanda pada momen tidak tepat.

Sahabat BiAS kaum muslimin yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla. 

Bercanda atau bergurau, memang bukan perkara yang terlarang. Akan tetapi jika terlalu berlebihan tentunya tidaklah baik. Seseorang yang terlalu sering dan berlebihan dalam bercanda ditakutkan akan dapat menyinggung perasaan orang lain yaitu saat ia bercanda pada momen yang seharusnya tidak dijadikan bahan gurauan. 

Ia mungkin merasa bahwa apa yang ia lakukan wajar (hal yang biasa), akan tetapi tidak dengan orang lain. Orang lain belum tentu merasa hal yang biasa. Saat ini orang lain tersebut akan marah, tidak senang dengan gurau yang ia buat dan secara otomatis membuat orang tersebut menjadi naik pitam. Seorang muslim yang baik tentunya harus bijak dalam bercanda.

Adapun cara yang kedua adalah:

• Berusaha Meredam Amarah yang Ada dalam Dada, jika memang kita sudah terlanjur tersulut emosi.

Ada beberapa tahapan yang perlu kita lakukan untuk meredam emosi tersebut. 

⑴ Kita harus segera beristi'adzah, meminta perlindungan dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla dengan mengucapkan: أعوذ بالله من الشيطان الرجيم 

⑵ Segera mengambil wudhu'.

⑶ Beralih dari posisi kita saat marah. Jika kita berdiri maka segera duduk, jika duduk maka segera berbaring, kemudian diam dan tidak perlu berkata-kata atau mungkin bisa keluar dari tempat tersebut.

⑷ Berusaha mengingat-ingat janji Allāh Subhānahu wa Ta'āla kepada mereka yang mampu menahan amarah dan tidak melampiaskannya. 

Begitu juga kita berusaha mengingat bahwa efek jangka panjang yang akan muncul karena melampiaskan amarah sering kali akan menjadi penyesalan seumur hidup. Terlebih lagi hukuman yang akan Allāh Subhānahu wa Ta'āla berikan di akhirat nanti.

Dalam hal ini Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah bersabda: 

  مَنْ كَظَمَ غَيْظًا - وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ - دَعَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُءُوسِ الْخَلاَئِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ اللَّهُ مِنَ الْحُورِ مَا شَاءَ

"Barangsiapa sanggup menahan amarahnya padahal ia mampu untuk melampiaskan maka Allāh Subhānahu wa Ta'āla akan memanggilnya di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat hingga Dia memberinya kebebasan untuk memilih bidadari yang ia suka."

(Hadīts hasan riwayat Abu Dawud nomor 4777)

Sahabat BiAS kaum muslimin yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla. 

Jika tahapan-tahapan ini sudah kita lakukan, in syā Allāh emosi dan amarah yang tadinya meluap-luap akan berkurang sedikit demi sedikit, sehingga tidak muncul permusuhan diantara kita dan orang lain.

Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla senantiasa melindungi kita dari penyakit ini. آمين يا رب العالمين 

صلى الله على نبينا محمّد و على آله وصحبه وسلم 

و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 


Cara Membedakan Ustadz Sunnah atau Bukan || Ustadz Sofyan Chalid Ruray

 


Semoga Bermanfaat

Label :

Update kajian Islam, Kajian Sunnah, Sunnah, Info Islam, Info Islam Terbaru, Update Kajian Sunnah,Kajian Islam, Konsultasi Syariah, Ahlus Sunnah

Silahkan Share Untuk Memperoleh Pahala Jariyah, Insya Allah

https://griyakajiansunnah.blogspot.com


Tanya Jawab Sunnah | Ustadz Khalid Basalamah

Semoga Bermanfaat

Label :

Update kajian Islam, Kajian Sunnah, Sunnah, Info Islam, Info Islam Terbaru, Update Kajian Sunnah,Kajian Islam, Konsultasi Syariah, Ahlus Sunnah

Silahkan Share Untuk Memperoleh Pahala Jariyah, Insya Allah

https://griyakajiansunnah.blogspot.com