Skip to main content

Posts

Showing posts with the label kajian al qur'an

KAIDAH USHUL FIQIH KE-53 : SETIAP YANG TELAH DIKETAHUI

Setiap yang telah diketahui ada atau tidak adanya, maka pada asalnya ditetapkan sesuai yang telah diketahui tersebut. ⚉ Bila yakin adanya wudlu namun ragu apakah berhadats setelahnya atau tidak, maka tidak perlu berwudlu kembali karena telah diketahui adanya wudlu. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, إِذَا وَجَدَ أَحَدُكُمْ فِي بَطْنِهِ شَيْئًا فَأَشْكَلَ عَلَيْهِ أَخَرَجَ مِنْهُ شَيْءٌ أَمْ لَا، فَلَا يَخْرُجَنَّ مِنْ الْمَسْجِدِ حَتَّى يَسْمَعَ صَوْتًا أَوْ يَجِدَ رِيحًا “Jika salah seorang dari kalian merasakan sesuatu diperutnya, lalu ia ragu apakah telah keluar (angin/kentut) atau tidak, janganlah sekali-kali ia keluar dari masjid, hingga ia mendengar suara atau mencium bau.” (Hr. Muslim, IV:274, no. 803; dari Abu Hurairah. Dalam redaksi lain, beliau mengingatkan, إِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ فِي الصَّلَاةِ فَوَجَدَ حَرَكَةً فِي دُبُرِهِ أَحْدَثَ أَوْ لَمْ يُحْدِثْ فَأَشْكَلَ عَلَيْهِ فَلَا يَنْصَرِفْ حَتَّى يَسْمَعَ صَوْتًا أَوْ يَجِدَ رِيحًا “Jika salah seorang dari kal

Bekal Di Bulan Dzulhijjah

Diantara kasih sayang Allah azza wa jalla terhadap hamba-Nya Dia menjadikan untuk mereka musim-musim ketaatan, dimana di dalamnya mereka dianjurkan untuk memperbanyak amal sholeh. Walaupun pada hakikatnya ketaatan hakiki itu tidak mengenal musim. Dan diantara musim ketaatan tersebut adalah bulan Dzulhijjah. Berikut ini beberapa amalan yang disunnahkan dibulan Dzulhijjah. Menjaga amalan-amalan fardhu dan memperbanyak sholat-sholat nafilah (sunnah). Hal ini berdasarkan keumuman dalil yang menganjurkan memperbanyak amal sholeh di bulan ini. Berpuasa pada 9 hari pertama di bulan Dzulhijjah. Sebagian istri nabi menuturkan, “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berpuasa pada 9 hari di bulan Dzulhijjah, hari Asyuro’ dan tiga hari pada setiap bulan” (HR. Ahmad, Abu Daud dan An-Nasai). Bila tidak mampu berpuasa 9 hari berturut turut, maka jangan sampai melewatkan puasa Arafah. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya tentang puasa hari Arafah, lalu beliau menjawab, يُكَفّ

Kisah Nabi Ismail a.s Sejarah Telaga Zam-Zam

Sejarah Telaga Zam-Zam Nabi Ismail adalah putra Nabi Ibrahim  dengan istri keduanya yang bernama Siti Hajar. Sedang istri Nabi Ibrahim yang pertama, Siti Sarah belum juga dikaruniai anak.  Walaupun menjadi istri Nabi Siti Sarah tidak dapat lepas dari kewajaran semua wanita, yaitu tidak mau berdekatan dengan Siti Hajar, apalagi sudah dikarunia anak. Siti Sarah merasa tidak suka hidup dengan Siti Hajar. Berkali - kali ia minta kepada suaminya agar Siti Hajar dan anaknya dipindahkan ketempat lain. Nabi Ibrahim tidak segera menuruti permintaannya. Barulah setelah menerima perintah Allaah, Nabi Ibrahim mengajak Siti Hajar dan Ismail pindah ke mekkah. Pada saat itu Ismail masih bayi dan masih menyusu. Iapun dibawa kedua orang tuanya menempuh perjalanan jauh. Perjalanan yang melelahkan. Hajar dan Ismail diletakkan didaerah yang tandus, padang pasir yang sunyi dan terik matahari yang menyengat kulit. Tidak ada seorangpun kecuali hanya mereka berdua. Setelah berdoa Nabi Ibrahim kembali lagi ke

FAIDAH AGUNG BUAT PARA WANITA

🎙️Berkata Syaikh 'Allamah/ Muhammad bin Shaleh Utsaimin رحمه الله : 👈((لتعلم المرأة أن ما يصيبها من أذى وألم في حال الحمل، أو عند الوضع أو في الحضانة بعد ذلك فإنما هو رفعة في درجاتها وكفارة لسيئاتها إذا احتسبت هذا على الله سبحانه وتعالى)). 🔸Hendaknya diketahui oleh wanita bahwasannya apa yang menimpanya dari gangguan dan rasa sakit pada saat hamil...  Atau ketika melahirkan...  Atau ketika mengasuh anaknya...  🔹Maka dia hanyalah untuk  pegangkat derajatnya...  Dan penggugur dosa-dosanya... Jika dia mengharapkan pahala dari Allah عز وجل  atas hal tersebut.  ________ 📚 Sumber👇 : 📚(فتاوى نور على الدرب ج11ص280) ✍️ *Ust. Abu Abdillah Fakhruddin hafizhahullah* ┅┅══✿❀🌕❀✿══┅┅ ___________ ______________ 📱Silsilah Durus Linnisa' 📚