Showing posts with label kajian al qur'an. Show all posts
Showing posts with label kajian al qur'an. Show all posts

Saturday, November 6, 2021

KAIDAH USHUL FIQIH KE-53 : SETIAP YANG TELAH DIKETAHUI


Setiap yang telah diketahui ada atau tidak adanya, maka pada asalnya ditetapkan sesuai yang telah diketahui tersebut.

⚉ Bila yakin adanya wudlu namun ragu apakah berhadats setelahnya atau tidak, maka tidak perlu berwudlu kembali karena telah diketahui adanya wudlu.

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا وَجَدَ أَحَدُكُمْ فِي بَطْنِهِ شَيْئًا فَأَشْكَلَ عَلَيْهِ أَخَرَجَ مِنْهُ شَيْءٌ أَمْ لَا، فَلَا يَخْرُجَنَّ مِنْ الْمَسْجِدِ حَتَّى يَسْمَعَ صَوْتًا أَوْ يَجِدَ رِيحًا

“Jika salah seorang dari kalian merasakan sesuatu diperutnya, lalu ia ragu apakah telah keluar (angin/kentut) atau tidak, janganlah sekali-kali ia keluar dari masjid, hingga ia mendengar suara atau mencium bau.” (Hr. Muslim, IV:274, no. 803; dari Abu Hurairah.

Dalam redaksi lain, beliau mengingatkan,

إِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ فِي الصَّلَاةِ فَوَجَدَ حَرَكَةً فِي دُبُرِهِ أَحْدَثَ أَوْ لَمْ يُحْدِثْ فَأَشْكَلَ عَلَيْهِ فَلَا يَنْصَرِفْ حَتَّى يَسْمَعَ صَوْتًا أَوْ يَجِدَ رِيحًا

“Jika salah seorang dari kalian sedang shalat lalu merasakan gerakan di duburnya, hingga ia merasa ragu apakah telah batal atau tidak, janganlah ia membatalkan shalatnya hingga mendengar suara atau mencium bau.” (Hr. Abu Daud; dari Abu Hurairah; dinyatakan sahih oleh Syekh Al-Albani)

Referensi: https://konsultasisyariah.com/7483-kentut-kecil-ketika-shalat.html

⚉ Ketika sahur, kita ragu apakah sudah masuk waktu shubuh atau belum, maka boleh terus bersahur karena pada asalnya malam masih ada sampai yakin bahwa waktu shubuh telah benar benar masuk.

Ibnu Abbas rodhiyallahu ‘anhumaa berkata, “Makan sahurlah selama kamu ragu sampai tidak ragu.”

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا سَمِعَ أَحَدُكُمُ النِّدَاءَ وَالإِنَاءُ عَلَى يَدِهِ فَلاَ يَضَعْهُ حَتَّى يَقْضِىَ حَاجَتَهُ مِنْهُ

“Jika salah seorang di antara kalian mendengar azan sedangkan sendok terakhir masih ada di tangannya, maka janganlah dia meletakkan sendok tersebut hingga dia menunaikan hajatnya hingga selesai.

Referensi : https://muslim.or.id/9737-hukum-makan-ketika-adzan-shubuh-2.html

https://konsultasisyariah.com/19283-bolehkah-makan-sahur-setelah-imsak.html

⚉ Bila merasa ragu apakah sudah mengqodlo sholat apa belum, maka wajib ia mengqodlo karena pada asalnya ia belum melakukan.

Dari Anas bin Malik, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ نَسِيَ صَلَاةً، أَوْ نَامَ عَنْهَا، فَكَفَّارَتُهَا أَنْ يُصَلِّيَهَا إِذَا ذَكَرَهَا

“Barang siapa yang kelupaan shalat atau tertidur sehingga terlewat waktu shalat maka penebusnya adalah dia segera shalat ketika ia ingat.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Referensi: https://konsultasisyariah.com/15931-enam-catatan-tentang-qadha-shalat.html

⚉ Bila ragu apakah telah jatuh talaq apa belum, maka pada asalnya pernikahan itu ada dan talaq tidak ada.

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلاَثَةٍ: الصَّغِيْرُ حَتَّى بَيْلُغَ، وَالنَّائِمُ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ، وَالْمَجْنُوْنُ حَتَّى يَفِيْقَ

“Pena diangkat dari tiga orang: anak kecil hingga dia baligh, orang yang tidur sampai dia terbangun, dan orang gila sampai dia sadar dari gilanya/waras kembali.” [HR. Abu Dawud, sahih dalam Irwau’’azza wa jalla Ghalil no. 297]

Juga sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

لاَ طَلاَقَ وَلاَ عِتَاقَ فِي إِغْلاَقٍ

“Tidak ada talak, tidak pula pemerdekaan budak dalam keadaan pikiran tertutup.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah, sahih al-Hakim]

Wallahu a’lam 

Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.

Dari kitab “Syarah Mandzumah Ushul Fiqih“, yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al’Utsaimin, رحمه الله تعالى.

Silahkan bergabung di Telegram Channel dan Facebook Page:

https://t.me/kaidah_ushul_fiqih

https://www.facebook.com/kaidah.ushul.fiqih/

Friday, July 9, 2021

Bekal Di Bulan Dzulhijjah

Diantara kasih sayang Allah azza wa jalla terhadap hamba-Nya Dia menjadikan untuk mereka musim-musim ketaatan, dimana di dalamnya mereka dianjurkan untuk memperbanyak amal sholeh. Walaupun pada hakikatnya ketaatan hakiki itu tidak mengenal musim. Dan diantara musim ketaatan tersebut adalah bulan Dzulhijjah.

Berikut ini beberapa amalan yang disunnahkan dibulan Dzulhijjah.

Menjaga amalan-amalan fardhu dan memperbanyak sholat-sholat nafilah (sunnah). Hal ini berdasarkan keumuman dalil yang menganjurkan memperbanyak amal sholeh di bulan ini.

Berpuasa pada 9 hari pertama di bulan Dzulhijjah. Sebagian istri nabi menuturkan, “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berpuasa pada 9 hari di bulan Dzulhijjah, hari Asyuro’ dan tiga hari pada setiap bulan” (HR. Ahmad, Abu Daud dan An-Nasai).

Bila tidak mampu berpuasa 9 hari berturut turut, maka jangan sampai melewatkan puasa Arafah. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya tentang puasa hari Arafah, lalu beliau menjawab,

يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ

“Puasa itu menghapus dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun berikutnya” (HR. Muslim)

Bertakbir, bertahlil dan bertahmid. Hal ini berdasarkan hadits Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنْ التَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيرِ وَالتَّحْمِيدِ

“Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah), karenanya perbanyaklah tahlil, t

akbir, dan tahmid di dalamnya” (HR. Ahmad. Sanad hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir).

Imam Bukhari mengatakan, “Dahulu Umar –radhiallahu anhu– mengumandangkan takbir di dalam kemahnya di mina, maka penghuni masjipun mendengarnya, lalu mereka bertakbir, orang-orang dipasarpun ikut bertakbir hingga mina dipenuhi gema takbir”.

Disunnahkan untuk mengeraskan takbir, baik di jalanan, di pasar-pasar, bahkan diatas pembaringan sekalipun sebagaimana praktek yang dilakukan salafus sholeh. Berikut ini beberapa bentuk lafdz takbir yang disunnahkan.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Kabiiran

Allahu Akbar, Allahu Akbar, la Ilaaha Illallahu Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, la Ilaaha illallahu Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd.

Catatan: Sunnah memperbanyak takbir, tahlil dan tahmid ini mulai dilalaikan banyak orang tidak hanya orang awam, bahkan orang-orang sholeh pun mulai meninggalkan sunnah ini, tentu ini sangat disayangkan. Kondisi ini jauh berbeda dengan kondisi di zaman salafussholeh –ridhwanullah alaihim-. Jadi sudah selayaknya kita menghidupkan kembali sunnah yang mulai dilalaikan banyak orang ini.

Berqurban. Allah azza wa jalla berfirman:

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

“Maka dirikanlah Shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah” (Al-Kautsar;2).

Ibadah ini merupakan sunnah muakkadah tidak sampai pada derajad wajib. Imam At-Thahawi mengatakan:

ويدل على عدم الوجوب أن أبا بكر ـ رضي الله عنه ـ ترك التضحية, وكذلك عمر وابن عباس وعدد من الصحابة, خشية أن يرى الناس أن التضحية واجبة،

“Dan yang menunjukkan bahwa ibadah ini tidaklah wajib adalah perbuatan Abu Bakar -radhiallahu anhu- yang pernah meninggalkan berkurban, demikian juga Umar, Ibnu Abbas dan beberapa sahabat lain -radhiallahu anhum-. Mereka tidak berkurban karena khawatir orang-orang akan menyangkanya sebagai ibadah yang wajib”.

As-Sya’bi –rahimahullah– meriwayatkan bahwa Imam Syuraih mengatakan,

رأيت أبا بكر وعمر ـ رضي الله عنهما ـ وما يضحيان كراهة أن يقتدى بهما

“Aku melihat Abu Bakar dan Umar –radhiallahu anhuma– tidak melakukan Ibadah Qurban karena takut orang-orang akan mengikuti keduanya”. Maksudnya mereka meninggalkannya karena takut orang-orang akan menganggapnya sebagai sesuatu yang wajib.

Adapun Hadits Abu Hurairah –radhiallahu anhu– yang berbunyi:

من وجد سعة لأن يضحي فلم يضح فلا يحضر مصلانا

“Barangsiapa memiliki kesanggupan lantas ia tidak berkurban, maka janganlah ia menghadiri lapangan tempat shalat kami ini“.

Hadits tersebut di atas mauquf kepada Abu Hurairah. Bahkan Al- Arna’uth di dalam takhrij Musnad mendhaifkan hadits tersebut dikarenakan adanya rowi yang bernama Abdullah Ibnu Ayyasy, dan beliau dhoif.

Meskipun tidak sampai pada derajad wajib tetap saja ibadah ini tidak layak ditinggalkan apalagi disaat Allah memberi kelapangan rezeki kepada kita.

Melaksanakan Ibadah Haji bagi yang mampu. Dan diwajibkan bagi orang yang belum menunaikan haji islam.

Hendaklah seorang muslim menyambut musim ketaatan ini dengan taubat yang tulus, tekad yang kuat untuk tidak kembali melakukan dosa serta bersungguh-sungguh dalam melakukan amal sholeh seperti membaca Al-Quran, Dzikrullah dan amalan baik lainnya.

Sekian, semoga bermanfaat.

Madinah 29 Dzulhijjah 1435 H

[diadaptasi dari risalah seputar bulan Dzulhijjah oleh Syaikh Muhammad sholeh Al Utsaimin –rahimahullah– ]

Penulis: Aan Chandra Thalib, Lc.

Artikel Muslimah.Or.Id

Wednesday, November 11, 2020

Kisah Nabi Ismail a.s Sejarah Telaga Zam-Zam

Sejarah Telaga Zam-Zam

Nabi Ismail adalah putra Nabi Ibrahim  dengan istri keduanya yang bernama Siti Hajar. Sedang istri Nabi Ibrahim yang pertama, Siti Sarah belum juga dikaruniai anak.  Walaupun menjadi istri Nabi Siti Sarah tidak dapat lepas dari kewajaran semua wanita, yaitu tidak mau berdekatan dengan Siti Hajar, apalagi sudah dikarunia anak.

Siti Sarah merasa tidak suka hidup dengan Siti Hajar. Berkali - kali ia minta kepada suaminya agar Siti Hajar dan anaknya dipindahkan ketempat lain. Nabi Ibrahim tidak segera menuruti permintaannya. Barulah setelah menerima perintah Allaah, Nabi Ibrahim mengajak Siti Hajar dan Ismail pindah ke mekkah.

Pada saat itu Ismail masih bayi dan masih menyusu. Iapun dibawa kedua orang tuanya menempuh perjalanan jauh. Perjalanan yang melelahkan. Hajar dan Ismail diletakkan didaerah yang tandus, padang pasir yang sunyi dan terik matahari yang menyengat kulit. Tidak ada seorangpun kecuali hanya mereka berdua.

Setelah berdoa Nabi Ibrahim kembali lagi ke negery syam. Setelah beberapa lama kemudian, bekal yang dibawa oleh Siti Hajarpun habis. Siti Hajar merasa kehausan dan bayinyapun tidak dapat menyusu karena kekurangan air. Karena disekitar tempat itu tidakada mata air, maka Ismail pun menangis karena tidak tahan menahan haus. "Sabarlah Anakku, ibu akan mencari air untukmu." Demikian kata Siti hajar kepada Ismail sambil berlari-lari mencari air.

Siti Hajarpun berdoa " Ya Tuhan, tolonglah hamba-Mu ini,  yang sedang dalam bahaya kematian, kami bertambah payah, lemah dan kehausan"

Siti hajar berusaha mencari air. Dia berlari kegunung Shafa tetapi tidak terdapat air, kemudian turun naik lagi ke gunung Marwa, dan tidak ada setets air juga. Sekembalinya mencari air, Siti hajar bersedih dan kebingungan, karena Ismail yang kehausan itu terus saja menangis dan semakin lama tangisannya semakin keras.

Dalam keadaan yang demikian, maka Allaah mengeluarkan air dari bumi yang terjejak oleh kaki ismail pada saat menangis tadi. Melihat itu, Siti hajar pun minum air itu dan segera menyusui Ismail. Mula-mula air itu tumpah kemana-mana, Siti hajar pun menggerak-gerakkan tangannya sambil mengucapkan "Zam-Zam" yang artinya "Berkumpulah". Maka airpun berkumpul menjadi mata air yang sejak saat itu disebut TELAGA ZAM-ZAM. Pada suatu hari lewatlah rombongan Jurhum, yaitu bangsa yang hidupnya berpindah - pindah mencari tempat yang ada mata airnya. Melihat mata air Zam-Zam itu, merekapun meminta air kepada Siti Hajar, dan Siti Hajar mengizinkan untuk mengambilnya. Mereka juga minta izin untuk menetap disitu. Atas kebaikan Siti Hajar, mereka memberi sesuatu barang dagangannya kepada Siti Hajar, sehingga hidupnya berkecukupan dan lama kelamaan bertambah banyaklah penduduknya.  Akhirnya tempat itu menjadi sebuah desa yang aman, tentram, dan subur makmur.

Dan bekas perjalanan Siti Hajar, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sampai zaman sekarang ini dijadikan amalah ibadah haji. Siti Hajar dan Nabi Ismail dianggap sebagai pemilik tempat itu sehingga para pendatang yang berasal dari suku Jurhum itu sangat menghormatinya.

Ujian Bagi Nabi Ibrahim dan Ismail

Atas perintah Allaah SWT, Nabi Ibrahim as pergi ke Mekkah untuk melihat anak dan istrinya disana. Setiap kali ia mengirim utusan melihat keadaan anak dan isterinya, setiap itu pula ia merasa lega. Ternyata dari keterangan para utusan bahwa Siti Hajar dan Ismail dalam keadaan baik-baik saja. Anak dan isterinya dianggap pemilik dan pemimpin Mekkah. Karena Isteri dan anaknyalah itu yang pertama kali menetap dan bertempat tinggal disana.

Demikianlah Nabi Ibrahim akhirnya tidak dapat menahan kerinduannya yang selama ini terpendam. Dia berangkat ke Mekkah dan bertemu dengan Siti Hajar dan Ismail dipadang Arafah. Anak dan isterinya sedang menggembala ternak yang cukup banyak. Dia merasa lega bercampur haru, ternyata kehidupan isteri dan anaknya serba berkecukupan.

Dalam perjalanan pulang ke mereka kelelahan dan beristirahat di Muzdalifah, Mekkah-Palestine bukanlah jarak yang dekat. Maka nabi Ibrahim tertidur. Dalam tidurnya yang sebentar itu ia mendapat wahyu lewat mimpi, bahwa ia diperintah Allaah supaya menyembelih Ismail. Ya, Ismail harus dikorbankan sebagai bukti tunduk patuhnya Nabi Ibrahim Kepada Tuhannya.

Saat terbangun Nabi Ibrahim Berdebar-debar. Ujian kali ini benar-benar berat. Ia begitu menyayangi Ismail, tapi Tuhan menghendaki anak yang sangat dicintainya itu. Agak ragu, namun akhirnya ia menguatkan hati demi rasa cintanya yang lebih besar kepada Tuhan. Iapun memberitahukan hal mimpi itu kepada Ismail. " wahai Ismail, aku tadi malam diperintah Allaah untuk menyerahkanmu sebagai korban, aku harus menyembelihmu, sekarang bagaimana pendapatmu, nak? " kata Nabi Ibrahim. Ismail menjawab " wahai ayah, sekiranya itu perintah Allaah, maka laksanakan apa yang diperintahkan itu dan aku akan tetap sabar dan ikhlas." jawab Ismail. Dikisahkan betapa iblis berusaha merintangi perintah Allaah. Nabi Ibrahim, Siti Hajar, Ismail berkali-kali dibujuk agar tidak mau melaksanakan perintah itu. Namun ketiganya tetap melaksanakan perintah Allah. Iblis tidak mampu menggoda mereka.

Ismail dibawa ke atas bukit, pedang sudah disiapkan, ketika pedang itu berada diatas leher Ismail hampir menempel, tiba-tiba tubuh Ismail diganti dengan seekor kambing yang gemuk. Malaikat jibrilah yang melakukannya. Dengan demikian selamatlah Ismail dari penyembelihan.

Allaah berfirman kepada Nabi Ibrahim :"Hai Ibrahim, kau sudah melaksanakn perintah-Ku dengan Ikhlas, dan sekarang sebagai gantinya Aku berikan binatang ternak untuk disembelih, ini adalah cobaan yang sangat besar bagimu."

Peristiwa ini terjadi pada tanggal 10 Dzulhijjah di Mina. Hingga sekarang dirayakan umat Islam sebagai hari Raya Korban. Umat Islam yang melaksanakan ibadah haji juga melakukan korban di Mina sebagai penghormatan atas Nabi Ibrahim.

Petunjuk Nabi Ibrahim Kepada Putranya Ismail dalam Memilih Isteri

Makin hari semakin banyak orang yang menetap disekitar sumur Zam-Zam, umur Ismail semakin bertambah dan sudah tiba saatnya ia dikawinkan dengan wanita Jurhum. Pada suatu hari  Nabi Ibrahim mengunjungi Rumah Ismail dan tidak bertemu dengan Ismail, hanya isterinya yang ada dirumah.

"dimana Ismail?" tanya Nabi Ibrahim

" Ismail sedang keluar untuk berburu," jawab isteri Ismail

" Bagaimana keadaan rumah ini?" tanya ibrahim lagi

" Aduh," Keluh wanita itu. " Rumah ini dalam keadaan kesulitan dan kesempitan."

Wanita itu kemudian menceritakan keburukan dan kekurangan Ismail.

" Apakah kamu mempunyai jamuan?" tanya Nabi Ibrahim

" Aku tidak punya makanan dan minuman, aku tidak punya apa-apa," jawab wanita itu.

Betapa kecewa Nabi Ibrahim melihat penampilan isteri anaknya. Wanita itu tidak menghormati suaminya dengan menceritakan  kekurangan suaminya sendiri tanpa tersisa. Sebelum pamit Nabi Ibrahim berpesan kepada wanita itu : "Katakan kepada suamimu bahwa ambang pintu sebelah ini cepat diganti."

Ketika Ismail pulang dan diceritakan semua yang terjadi kepada suaminya, juga wasiat ayahnya, Ismail mengangguk, kemudian berkata kepada istrinya : " Maksud ayahku, aku harus menceraikanmu, kamu harus kerumah keluargamu."

Sesudah bercerai dengan wanita itu Ismail Kawin lagi dengan wanita lain. Kali ini istrinya berbudi mulia, mukanya selalu manis dan ramah. Ketika Nabi ibrahim berkunjung disambutnya dengan ramah tamah dan tidak menceritakan kejelekan serta kekurangan Ismail. Sebelum pergi  Ibrahim berpesan kepada manentunya itu : "Katakanlah kepada suamimu, ambang pintu jangan diganti."

Bahasa isyarat itu cepat dimengerti oleh Ismail. Kali ini ayahnya menyetujui perkawinannya. Isterinya kali ini adalah pilihan yang tepat. Ismail hidup bahagia dengan isterinya itu. Ia mempunyai beberapa keturunan. Dari keturunannya inilah akan lahir seorang Nabi Penutup yaitu Mukhammad SAW.

Ka'bah Tempat Peribadatan Pertama

Setelah Ismail dewasa, oleh ayahnya diajak bersama-sama melaksanakan perintah Allaah untuk mendirikan Baitullaah ( Ka'bah ) sebagai kiblat bagi semua kaum muslim diwaktu shalat. Nabi Ibrahim mendapat perintah untuk mendirikan Ka'abah didekat Telaga Zam-Zam. Maka keduanya sepakat untuk membangun rumah Allaah yang akan dipergunakan untuk beribadah. Mereka membangun Ka'bah tersebut dengan tangan-tangan mereka sendiri. Diangkutnya batu dan pasir serta bahan-bahan lainnya dengan tenaga yang ada padanya. Setiap usai bekerja mereka berdoa kepada Allaah : " Ya Allaah terimalah persembahan kami ini. Engkau maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Wahai Tuhan kami jadikanlah kami berdua orang yang tunduk dan patuh kepada Engkau, begitu pula anak dan keturunan kami semua menjadi ummat yang tunduk dan patuh, tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkau yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."

Pada saat membangun rumah suci itu, Nabi Ibrahim dan Ismail meletakkan sebuah batu besar berwarna hitam mengkilat. Dan sebelum meletakkannya batu itu diciuminya sambil mengelilingi bangunan Ka'bah. Batu tersebut sampai sekarang masih ada dan dinamakan Hajar Aswad.

Setelah bangunan itu selesai Allaah mengajarkan kepada Nabi Ibrahim dan Ismail tata cara beribadah menyembah Allaah. Tata cara yang diajarkan kepada Nabi Ibrahim dan Ismail inilah yang juga akan diajarkan kepada Nab-Nabi dan Rasul-Rasul yang akan datang hingga Nabi Mukhammad SAW.

Tentang Khitan

Ketika Nabi Ibrahim berumur 90 tahun dan Ismail 13 tahun, mendapat perintah Allaah untuk melakukan khitan atau sunat. Khitan ini terus dilakukan Oleh Nabi-Nabi dan Rosul-Rosul Setelahnya, termasuk ini ajaran Nabi Isa as dan Nabi Mukhammad SAW. Dengan khitan terhindarlah seseorang dari penyakit. Konon khitannya Nabi Ismail dilakukan dengan Kampak

Semoga bermanfaat.

Baca Juga : 

Malaikat Menunggu Kita di Pintu Masjid

Kisah Nabi Luth as.

Tiga Kamus Bahasa Tentang Pekerjaan

Perhiasan dalam Tiga Bahasa

Tiga Bahasa Untuk Warna dan Busana

Tiga Bahasa Untuk Perkakas dan Elektronik

Tiga Bahasa Bab Sekolahan

Hak Istri Dalam Rumah Tangga

Perdebatan Nabi Ibrahim dan Raja Namrud

Mendo'akan Orang Tua

Ciri Suami Pembawa Rejeki

Tiga Bahasa Tentang Organ Tubuh

Perilaku yang Sesuai Surat Yunus

Tiga Bahasa Tentang Hari dan Bulan

Cara Melindungi Akun Whatsapp

Infak dan Sedekah

Kandungan Surat Az zumar dan Surat At taubah

Kandungan Surat An nisa dan Al maidah

Lailatul Qadar

Seputar Syirik

Beriman Kepada Nabi Muhammad

#griyakajiansunnah


Friday, March 13, 2020

FAIDAH AGUNG BUAT PARA WANITA


🎙️Berkata Syaikh 'Allamah/
Muhammad bin Shaleh Utsaimin رحمه الله :

👈((لتعلم المرأة أن ما يصيبها من أذى وألم في حال الحمل، أو عند الوضع أو في الحضانة بعد ذلك فإنما هو رفعة في درجاتها وكفارة لسيئاتها إذا احتسبت هذا على الله سبحانه وتعالى)).

🔸Hendaknya diketahui oleh wanita bahwasannya apa yang menimpanya dari gangguan dan rasa sakit pada saat hamil... 
Atau ketika melahirkan... 
Atau ketika mengasuh anaknya... 

🔹Maka dia hanyalah untuk  pegangkat derajatnya... 
Dan penggugur dosa-dosanya...
Jika dia mengharapkan pahala dari Allah عز وجل  atas hal tersebut. 

________
📚 Sumber👇 :
📚(فتاوى نور على الدرب ج11ص280)

✍️ *Ust. Abu Abdillah Fakhruddin hafizhahullah*
┅┅══✿❀🌕❀✿══┅┅


___________

______________
📱Silsilah Durus Linnisa' 📚

Thursday, May 9, 2019

Mendengarkan Al Qur'an 30 juz tanpa harus men-download

Mendengarkan Al Qur'an 30 juz tanpa harus men-download : 


Kirimkan ke beberapa teman, saudara sebagai Amal Ibadah kita , semoga bermanfaat...🤲🏻 Aamiin Ya Rabbal'alamiin.

Hikmah Berqurban