Showing posts with label ahlus sunnah. Show all posts
Showing posts with label ahlus sunnah. Show all posts

Saturday, January 1, 2022

Keindahan Mengenal Sifat Sifat Allah

Semoga Bermanfaat

Label :

Update kajian Islam, Kajian Sunnah, Sunnah, Info Islam, Info Islam Terbaru, Update Kajian Sunnah,Kajian Islam, Ahlus Sunnah, Tips Islam, Cahaya Islam, salaf, ghurroba, Ittiba,Fiqih Asmaul Husna Al Wahab

Silahkan Share Untuk Memperoleh Pahala Jariyah, Insya Allah

Didukung Oleh :

https://griyakajiansunnah.blogspot.com

https://btqs.blogspot.com ( Back to Qur’an & Sunnah )

https://gotauhid.blogspot.com


Thursday, December 30, 2021

Ma'rifatullah

Semoga Bermanfaat

Label :

Update kajian Islam, Kajian Sunnah, Sunnah, Info Islam, Info Islam Terbaru, Update Kajian Sunnah,Kajian Islam, Ahlus Sunnah, Tips Islam, Cahaya Islam, salaf, ghurroba, Ittiba,Fiqih Asmaul Husna Al Wahab

Silahkan Share Untuk Memperoleh Pahala Jariyah, Insya Allah

Didukung Oleh :

https://griyakajiansunnah.blogspot.com

https://btqs.blogspot.com ( Back to Qur’an & Sunnah )

www.KonsultasiSyariah.com

www.kajian.net


Jangan Mengeluh Kepada Manusia

Seberat apapun cobaan yang anda alami karena musibah wabah ini, janganlah mengeluh kepada manusia, terutama mengeluh di medsos. Teladanilah Nabi Ya’qub ‘alaihissalam, ketika beliau berkata:

إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى الله

“Sesungguhnya aku keluhkan kesulitanku dan kesedihanku hanya kepada Allah” (QS. Yusuf: 86).

Teladanilah para salaf kita, diantaranya Thawus bin Kaisan dan Imam Ahmad bin Hambal rahimahumallah,

أنه بلغه –وهو يئن في مرض موته– “عن طاووس: أن الملك يكتب حتى أنين المريض، فأمسك عن الأنين. وفي رواية: بلغه أَن طاووسا كره أَنِين الْمَرِيض، وَقَالَ: إنه شكوى، فَمَا أَنّ –أحمد– حَتَّى مَاتَ

“Bahwa ketika Imam Ahmad sakit menjelang wafatnya, beliau mengaduh-aduh. Thawus (bin Kaisan) menyampaikan kepadanya bahwa aduhan orang yang sakit itu pun ditulis Malaikat. Maka mendengar itu, Imam Ahmad pun berhenti mengaduh. Dalam riwayat lain, Imam Ahmad mendengar bahwa Thawus tidak menyukai aduhan orang sakit. Thawus mengatakan: “Aduhan orang sakit itu termasuk mengeluh”. Maka Imam Ahmad sejak itu tidak pernah mengaduh lagi sampai beliau wafat” (Masa’il Imam Ahmad).

Maka silakan menangis, mengeluh, merengek, mengaduh, mengemis, minta tolong kepada Allah ta’ala. Itulah perwujudan tauhid yang hakiki.

Syaikh Muhammad Sa’id Ruslan menjelaskan: “Mengadukan masalah kepada Allah merupakan bentuk perwujudan tauhid yang hakiki. Dan ia diantara tanda bahwa seorang hamba menggantungkan dirinya pada Dzat yang bisa memberikan kebahagiaan yang hakiki, dan memohon kepada Dzat yang paling hakiki bisa mengabulkan permohonan, dan meminta pertolongan kepada Dzat yang bisa memberikan pertolongan hakiki. Maka ini menunjukkan tulusnya hati dia untuk kembali kepada Allah dan menunjukkan kebenaran dari tauhidnya”.

Adapun mengeluhkan musibah kepada manusia, sama saja mengadukan Allah kepada makhluk. Pantaskah itu?

Ibnul Qayyim rahimahullah bersya’ir:

وَإِذَا عَرَتْكَ بَلِيَّةٌ فَاصْبِرْ لَهَا ** صَبْرَ الْكَرِيمِ فَإِنَّهُ بِكَ أَعْلَمُ

وَإِذَا شَكَوْتَ إِلَى ابْنِ آدَمَ إِنَّمَا ** تَشْكُو الرَّحِيمَ إِلَى الَّذِي لَا يَرْحَمُ

Jika engkau tertimpa musibah, maka bersabarlah…

Dengan kesabaran yang mulia, karena Allah lebih tahu yang baik bagimu…

Jika engkau mengeluh kepada Bani Adam, sesungguhnya…

Engkau telah mengadukan Allah Ar Rahim kepada makhluk yang tidak bisa memberi rahmah…

(Madarijus Salikin, 2/160).

Dan orang yang mengeluh kepada makhluk, itu tanda bahwasanya ia tidak sabar. Padahal sabar itu wajib. As Sa’di rahimahullah bertutur:

الشكوى إلى الله لا تنافي الصبر، وإنما الذي ينافيه، الشكوى إلى المخلوقين

“Mengadu kepada Allah, tidak menafikan kesabaran. Yang menafikan kesabaran adalah mengeluh kepada makhluk” (Tafsir As Sa’di, hal. 411).

Jadi, bersabarlah dan mintalah pertolongan Allah semata, jangan mengeluh di medsos!

Semoga Allah ta’ala memberi taufik.

Sumber::

https://kangaswad.wordpress.com/2020/04/09/jangan-mengeluh-kepada-manusia/

Aqidah dan Manhaj


https://t.me/menebar_cahayasunnah

Mereka ahlussunnah meyakini bahwa mengikuti hawa nafsu dalam masalah kebid’ahan itu akan merusak agama lebih berat dari pada mengikuti hawa nafsu dalam masalah syahwat, walaupun dua-duanya berat.

Bukan berarti bahwa melakukan hawa nafsu dalam syahwat itu di anggap remeh…”TIDAK“.

Akan tetapi kalau di banding-bandingkan mana yang lebih berat antara mengikuti hawa nafsu dalam masalah ke bid’ahan, dimana seseorang beribadah sesuai dengan seleranya dan hawa nafsunya, sehingga kemudian ia membuat-buat ibadah yang tidak di syari’atkan atau membuat-buat keyakinan sesuai dengan akalnya saja. Sehingga merubah ketentuan syari’at.

Mana yang lebih besar antara orang yang itu dengan orang yang mengikuti hawa nafsu dalam syahwat, seperti misalnya berzina ataupun yang lainnya.

Maka ahlussunnah memandang bahwa mengikuti hawa nafsu dalam masalah yang pertama untuk kebid’ahan itu lebih berat,..”KENAPA ❓”

👉Karena itu bisa merusak-rusak aqidah, merusak agama, merusak ketentuan syari’at.


👉Sedangkan syahwat itu hanya merusak pribadi orangnya saja, tidak sampai merusak agama Dien ini, walaupun ke dua-duanya merupakan perkara yang berat yang bisa menjerumuskan pelakunya ke dalam api neraka.

Kenapa demikian ❓

Karena yang pertama ini sudah kita sebutkan bisa merusak agama. Dan itulah yang menyebabkan orang-orang ahli kitab dan orang-orang musyrikin kafir kepada kebenaran.

Allah berfirman : [QS Al-Qasas : 50]

‎فَإِنْ لَمْ يَسْتَجِيبُوا لَكَ فَاعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَاءَهُمْ ۚ

“Jika mereka tidak mau mengikuti dakwah, wahai Muhammad, ketahuilah sesungguhnya mereka mengikuti hawa nafsu mereka“

‎وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِنَ اللَّهِ ۚ

“Dan adakah orang yang paling sesat dari orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tanpa petunjuk dari Allah”

Disini Allah mengatakan, bahwa orang yang paling sesat itu adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan tidak mau mengikuti petunjuk, tidak mau mengikuti hidayah, tidak mau mengikuti dien yang Allah turunkan karena lebih mengikuti nenek moyang atau keyakinan-keyakinan bapak-bapak atau pendeta-pendeta mereka dan yang lainnya.

Inilah yang di sebut dengan hawa nafsu dalam dien dengan kebid’ahan dan pemikiran-pemiliran yang menyesatkan.

Allah mengatakan bahwa adakan orang yang paling sesat atau lebih sesat dari orang-orang seperti itu.

Ini menunjukkan ini adalah lebih berat dan sangat berat sekali.

Maka dari itu ikhwatal Islam saudaku sekalian, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan itu dalam ayat-ayat yang banyak tentang bahaya mengikuti hawa nafsu dalam masalah dien.

Allah juga berfirman: [QS Al-Maidah : 77]

‎يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ غَيْرَ الْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعُوا أَهْوَاءَ قَوْمٍ قَدْ ضَلُّوا مِنْ قَبْلُ وَأَضَلُّوا كَثِيرًا وَضَلُّوا عَنْ سَوَاءِ السَّبِيلِ

“Hai ahli kitab, jangan kamu berlebih-lebihan dalam agama kamu itu dengan tanpa hak, jangan kamu mengikuti hawa nafsu kaum yang yelah sesat sebelum kamu. Mereka telah menyesatkan banyak orang dan sesat dari jalan yang lurus“

Allah mengatakan bahwa di larang untuk berlebih-lebihan dalam dien. Lalu Allah mengatakan jangan mengikuti hawa nafsu, artinya dalam agama tidak boleh di sesuaikan dengan selera dan hawa nafsu karena inilah lebih berat.

Allah juga berfirman: [QS Al-Baqarah : 120]

‎وَلَنْ تَرْضَىٰ عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ _ۗ

“Orang Yahudi dan Nasrani  tidak akan ridha kepada kamu, sampai kamu mengikuti millah mereka.

‎وَلَنْ تَرْضَىٰ عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ _ۗ

✅Katakanlah sesungguhnya hidayah Allah itulah hidayah yang terbaik

‎وَلَنْ ۗ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ

Kalau kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang kepada kamu dari ilmu, maka Allah tidak akan menjadi wali dan tidak pula menjadi penolong buat kamu.“

Disini ancaman keras bagi orang yang mengikuti

hawa nafsu Yahudi dan Nasrani di dalam agama dan merubah-rubah dien.

‎نسأل الله السلامة والعافية

Wallahu a’lam 

Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Monday, December 27, 2021

Wanita Sudah Menapause Boleh Buka Aurat

Semoga Bermanfaat

Label :

Update kajian Islam, Kajian Sunnah, Sunnah, Info Islam, Info Islam Terbaru, Update Kajian Sunnah,Kajian Islam, Ahlus Sunnah, Tips Islam, Cahaya Islam, salaf, ghurroba, Ittiba,Fiqih Asmaul Husna Al Wahab

Silahkan Share Untuk Memperoleh Pahala Jariyah, Insya Allah

Didukung Oleh :

https://griyakajiansunnah.blogspot.com

https://btqs.blogspot.com ( Back to Qur’an & Sunnah )

www.KonsultasiSyariah.com

www.kajian.net


Sunday, December 26, 2021

Apakah Wanita Haid Boleh Memegang Al Quran

Semoga Bermanfaat

Label :

Update kajian Islam, Kajian Sunnah, Sunnah, Info Islam, Info Islam Terbaru, Update Kajian Sunnah,Kajian Islam, Ahlus Sunnah, Tips Islam, Cahaya Islam, salaf, ghurroba, Ittiba,Fiqih Asmaul Husna Al Wahab

Silahkan Share Untuk Memperoleh Pahala Jariyah, Insya Allah

Didukung Oleh :

https://griyakajiansunnah.blogspot.com

https://btqs.blogspot.com ( Back to Qur’an & Sunnah )

www.KonsultasiSyariah.com

www.kajian.net


Wednesday, December 22, 2021

Hukum Membuka Jilbab

Semoga Bermanfaat

Label :

Update kajian Islam, Kajian Sunnah, Sunnah, Info Islam, Info Islam Terbaru, Update Kajian Sunnah,Kajian Islam, Ahlus Sunnah, Tips Islam, Cahaya Islam, salaf, ghurroba, Ittiba,Fiqih Asmaul Husna Al Wahab

Silahkan Share Untuk Memperoleh Pahala Jariyah, Insya Allah

Didukung Oleh :

https://griyakajiansunnah.blogspot.com

https://btqs.blogspot.com ( Back to Qur’an & Sunnah )

www.KonsultasiSyariah.com

www.kajian.net


Ketuban Pecah Ketika Persalinan Normal

Semoga Bermanfaat

Label :

Update kajian Islam, Kajian Sunnah, Sunnah, Info Islam, Info Islam Terbaru, Update Kajian Sunnah,Kajian Islam, Ahlus Sunnah, Tips Islam, Cahaya Islam, salaf, ghurroba, Ittiba,Fiqih Asmaul Husna Al Wahab

Silahkan Share Untuk Memperoleh Pahala Jariyah, Insya Allah

Didukung Oleh :

https://griyakajiansunnah.blogspot.com

https://btqs.blogspot.com ( Back to Qur’an & Sunnah )

www.KonsultasiSyariah.com

www.kajian.net


Kaki Wanita Termasuk Aurat

Semoga Bermanfaat

Label :

Update kajian Islam, Kajian Sunnah, Sunnah, Info Islam, Info Islam Terbaru, Update Kajian Sunnah,Kajian Islam, Ahlus Sunnah, Tips Islam, Cahaya Islam, salaf, ghurroba, Ittiba,Fiqih Asmaul Husna Al Wahab

Silahkan Share Untuk Memperoleh Pahala Jariyah, Insya Allah

Didukung Oleh :

https://griyakajiansunnah.blogspot.com

https://btqs.blogspot.com ( Back to Qur’an & Sunnah )

www.KonsultasiSyariah.com

www.kajian.net


Hukum Wanita Tidak Menyusui Bayi

Semoga Bermanfaat

Label :

Update kajian Islam, Kajian Sunnah, Sunnah, Info Islam, Info Islam Terbaru, Update Kajian Sunnah,Kajian Islam, KonsultasiSyariah.com, Ahlus Sunnah, Tips Islam, Cahaya Islam, salaf, ghurroba, Ittiba,Fiqih Asmaul Husna Al Wahab

Silahkan Share Untuk Memperoleh Pahala Jariyah, Insya Allah

https://griyakajiansunnah.blogspot.com

KonsultasiSyariah.com

www.kajian.net


Tuesday, December 21, 2021

Hukum Darah yang Keluar Sebelum Melahirkan

Semoga Bermanfaat

Label :

Update kajian Islam, Kajian Sunnah, Sunnah, Info Islam, Info Islam Terbaru, Update Kajian Sunnah,Kajian Islam, KonsultasiSyariah.com, Ahlus Sunnah, Tips Islam, Cahaya Islam, salaf, ghurroba, Ittiba,Fiqih Asmaul Husna Al Wahab

Silahkan Share Untuk Memperoleh Pahala Jariyah, Insya Allah

https://griyakajiansunnah.blogspot.com

KonsultasiSyariah.com

www.kajian.net


Thursday, December 16, 2021

Julukan Ahlus Sunnah Jangan Salah Kaprah

https://t.me/menebar_cahayasunnah

💬 Sebutan Ahlus Sunnah 

diriwayatkan dari salah seorang shohabat Nabi yaitu Ibnu Abbas ketika menjelaskan firman Allah, 

يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ ۚ   )*

"Hari dimana ada yang wajahnya putih berseri dan ada pula yang wajahnya hitam."

 📖  Ali Imron: 106.

❉ Beliau berkata,

فأما الذين ابيضت وجوههم: فأهل السنة والجماعة وأولوا العلم وأما الذين اسودت وجوههم: فأهل البدع والضلالة

"Adapun mereka yang putih wajahnya adalah Ahlus Sunnah wal Jamaah dan ahlul ilmi, sedangkan orang yang hitam wajahnya mereka adalah ahlul bida' wad dholalah." 

📒 'Syarh Ushul I’tiqod Ahlis 

Sunnah' 1/72,  'Ma'alimut Tanzil' 1/339, Tafsir Ibnu Katsir 2/72.

𑁍 Kemudian penyebutan Ahlus Sunnah dipopulerkan oleh para ulama setelahnya seperti Muhammad bin Sirin, Ayyub As Sakhtiyani, Sufyan Ats Tsawri, Al Fudhoil bin Iyadh, Abu Ubaid Al Qosim bin Sallam, Ahmad bin Hanbal dan yang lain.

❉ Maka Ahlus Sunnah wal Jamaah pada asalnya merupakan lawan dari Ahlul Bid'ah wad Dholalah.

۞ Yakni orang yang berislam dengan mengikuti sunnah (petunjuk) Nabi ﷺ dan berkumpul di atas al jamaah (kebenaran).

⚠️ Tidak sebagaimana ahlul 

bid'ah yang menuruti selera hawa nafsunya dalam beragama, mengedepankan kepentingan ormasnya, hanya mengikuti pendapat dan pemikiran tokohnya.

🎙️ Syaikhul Islam Ibnu 

Taimiyyah berkata, 

هم المتمسكون بكتاب الله وسنة رسوله ﷺ وما اتفق عليه السابقون الأولون من المهجرين والأنصار والذين اتبعوهم بإحسان

"Mereka adalah orang-orang yang memegang teguh Al Qur'an dan sunnah (petunjuk) Rosul-Nya ﷺ dan semua yang disepakati oleh para shohabat generasi pendahulu ummat ini dari kalangan Muhajirin dan Anshor serta yang mengikuti jalan mereka dengan baik."

📕 'Majmu' Fatawa' 2/375.

☝Siapa yang berislam dan 

memahami Al-Qur'an berdasarkan penafsiran Rosulullah ﷺ dan para shohabat serta mengikuti ijma' para salaf maka dialah Ahlus Sunnah.

💦 Semoga Allah 

menggolongkan kita termasuk Ahlus Sunnah yang hakiki, bersabar mengikuti sunnah, dan dijauhkan dari perkara baru yang diada-adakan dalam beragama.

✍🏻  Ustadz Fikri Abul Hasan حفظہ ٱللہ

*(  Lafazh ayat ditambahkan oleh Admin.

Monday, November 29, 2021

[KHB VIDGRAM] Hal Yang Pasti Akan Datang, Kematian! (2021)


Hal Yang Pasti Akan Datang, Kematian

Semoga Bermanfaat

Label :

Update kajian Islam, Kajian Sunnah, Sunnah, Info Islam, Info Islam Terbaru, Update Kajian Sunnah,Kajian Islam, Konsultasi Syariah, Ahlus Sunnah

Silahkan Share Untuk Memperoleh Pahala Jariyah, Insya Allah

https://griyakajiansunnah.blogspot.com


Obat dari Penyakit Al Khusumah dan Al Ghadhab ( Amarah )

 


بسم الله الرحمن الرحيم 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

الحمدلله و صلاة وسلم على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه، و لَاحول ولاقوة الا بالله أما بعد

Sahabat BiAS kaum muslimin yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

In syā Allāh kembali kita akan melanjutkan pembahasan dari Risalah Āfātul Lisān fī Dhau'il Kitābi was Sunnah ( آفات اللسان في ضوء الكتاب والسُّـنَّة) karya Syaikh Dr. Sa'id bin Ali bin Wahf Al Qahthāni rahimahullāhu ta'āla. 

Pada kesempatan kali ini kita akan memasuki bab seputar: 

▪︎Obat dari Penyakit Al Khushūmah dan Al Ghadhab (Amarah)

Cara mengobati penyakit ini sendiri ialah dengan terus berusaha memadamkan amarah dan meredam emosi.

Lebih detailnya terdapat dua metode yang bisa kita lakukan agar emosi kita stabil dan tidak mudah meluap-luap.

• Melakukan Pencegahan (الوقاية)

Hal ini sebagaimana dalam sebuah peribahasa yang masyhur: 

 الوقاية خير من العلاج 

"Mencegah itu lebih baik daripada mengobati."

Maksudnya ialah kita berusaha menjauhkan diri kita dari hal-hal yang kerap menimbulkan amarah. Diantara faktor utama yang menimbulkan amarah ialah sikap sombong dan bangga terhadap diri sendiri.

Di mana saat kita merasa orang lain meremehkan kedudukan dan harga diri kita, maka secara otomatis rasa amarah dan murka akan mudah sekali muncul.

Faktor lain yang berpotensi menimbulkan amarah ialah bercanda pada momen tidak tepat.

Sahabat BiAS kaum muslimin yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla. 

Bercanda atau bergurau, memang bukan perkara yang terlarang. Akan tetapi jika terlalu berlebihan tentunya tidaklah baik. Seseorang yang terlalu sering dan berlebihan dalam bercanda ditakutkan akan dapat menyinggung perasaan orang lain yaitu saat ia bercanda pada momen yang seharusnya tidak dijadikan bahan gurauan. 

Ia mungkin merasa bahwa apa yang ia lakukan wajar (hal yang biasa), akan tetapi tidak dengan orang lain. Orang lain belum tentu merasa hal yang biasa. Saat ini orang lain tersebut akan marah, tidak senang dengan gurau yang ia buat dan secara otomatis membuat orang tersebut menjadi naik pitam. Seorang muslim yang baik tentunya harus bijak dalam bercanda.

Adapun cara yang kedua adalah:

• Berusaha Meredam Amarah yang Ada dalam Dada, jika memang kita sudah terlanjur tersulut emosi.

Ada beberapa tahapan yang perlu kita lakukan untuk meredam emosi tersebut. 

⑴ Kita harus segera beristi'adzah, meminta perlindungan dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla dengan mengucapkan: أعوذ بالله من الشيطان الرجيم 

⑵ Segera mengambil wudhu'.

⑶ Beralih dari posisi kita saat marah. Jika kita berdiri maka segera duduk, jika duduk maka segera berbaring, kemudian diam dan tidak perlu berkata-kata atau mungkin bisa keluar dari tempat tersebut.

⑷ Berusaha mengingat-ingat janji Allāh Subhānahu wa Ta'āla kepada mereka yang mampu menahan amarah dan tidak melampiaskannya. 

Begitu juga kita berusaha mengingat bahwa efek jangka panjang yang akan muncul karena melampiaskan amarah sering kali akan menjadi penyesalan seumur hidup. Terlebih lagi hukuman yang akan Allāh Subhānahu wa Ta'āla berikan di akhirat nanti.

Dalam hal ini Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah bersabda: 

  مَنْ كَظَمَ غَيْظًا - وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ - دَعَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُءُوسِ الْخَلاَئِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ اللَّهُ مِنَ الْحُورِ مَا شَاءَ

"Barangsiapa sanggup menahan amarahnya padahal ia mampu untuk melampiaskan maka Allāh Subhānahu wa Ta'āla akan memanggilnya di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat hingga Dia memberinya kebebasan untuk memilih bidadari yang ia suka."

(Hadīts hasan riwayat Abu Dawud nomor 4777)

Sahabat BiAS kaum muslimin yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla. 

Jika tahapan-tahapan ini sudah kita lakukan, in syā Allāh emosi dan amarah yang tadinya meluap-luap akan berkurang sedikit demi sedikit, sehingga tidak muncul permusuhan diantara kita dan orang lain.

Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla senantiasa melindungi kita dari penyakit ini. آمين يا رب العالمين 

صلى الله على نبينا محمّد و على آله وصحبه وسلم 

و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 


Cara Membedakan Ustadz Sunnah atau Bukan || Ustadz Sofyan Chalid Ruray

 


Semoga Bermanfaat

Label :

Update kajian Islam, Kajian Sunnah, Sunnah, Info Islam, Info Islam Terbaru, Update Kajian Sunnah,Kajian Islam, Konsultasi Syariah, Ahlus Sunnah

Silahkan Share Untuk Memperoleh Pahala Jariyah, Insya Allah

https://griyakajiansunnah.blogspot.com


Tanya Jawab Sunnah | Ustadz Khalid Basalamah

Semoga Bermanfaat

Label :

Update kajian Islam, Kajian Sunnah, Sunnah, Info Islam, Info Islam Terbaru, Update Kajian Sunnah,Kajian Islam, Konsultasi Syariah, Ahlus Sunnah

Silahkan Share Untuk Memperoleh Pahala Jariyah, Insya Allah

https://griyakajiansunnah.blogspot.com


Shalat 5 Waktu Menggugurkan Dosa

Semoga Bermanfaat

Label :

Update kajian Islam, Kajian Sunnah, Sunnah, Info Islam, Info Islam Terbaru, Update Kajian Sunnah,Kajian Islam, Konsultasi Syariah, Ahlus Sunnah

Silahkan Share Untuk Memperoleh Pahala Jariyah, Insya Allah

https://griyakajiansunnah.blogspot.com


Friday, November 26, 2021

Faedah Subuh

Meninggalkan shalat bukanlah perkara sepele.

Dosanya bukan dosa yang biasa-biasa saja
Perlu diketahui, bahwa dosa meninggalkan shalat adalah termasuk dosa besar yang paling besar, sebagaimana yang dikatakan oleh para ulama berikut ini:

Ibnul Qoyyim dalam kitabnya Ash Sholah wa Hukmu Tarikiha, hal. 7, mengatakan:
“Kaum Muslimin tidaklah berselisih pendapat (sepakat), bahwa meninggalkan shalat wajib (shalat lima waktu) dengan sengaja adalah dosa besar yang paling besar, dan dosanya lebih besar dari dosa membunuh, merampas harta orang lain, zina, mencuri, dan minum minuman keras.
Orang yang meninggalkannya akan mendapat hukuman dan kemurkaan Allah, serta mendapatkan kehinaan di dunia dan Akhirat.”

Dinukil oleh Adz Dzahabi dalam Al Kaba’ir (Pembahasan Dosa-Dosa Besar), hal. 25, Ibnu Hazm berkata:
“Tidak ada dosa setelah kejelekan yang paling besar, daripada dosa meninggalkan shalat hingga keluar waktunya, dan membunuh seorang Mukmin tanpa alasan yang bisa dibenarkan.”

Adz Dzahabi dalam Al Kaba’ir, hal. 26-27, juga mengatakan:
“Orang yang mengakhirkan shalat hingga keluar waktunya termasuk pelaku dosa besar.
Dan yang meninggalkan shalat secara keseluruhan, yaitu satu shalat saja, dianggap seperti orang yang berzina dan mencuri. Karena meninggalkan shalat atau luput darinya termasuk dosa besar.
Oleh karena itu, orang yang meninggalkannya sampai berkali-kali termasuk pelaku dosa besar sampai dia bertobat. Sesungguhnya orang yang meninggalkan shalat termasuk orang yang merugi, celaka dan termasuk orang Mujrim (yang berbuat dosa).”

*Penulis: Al-Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, MSc hafizhahulla*

*Sumber: muslim.or.id/460-lalai-shalat-shubuh.html*


Thursday, November 25, 2021

Fiqih Asmaul Husna, Al Hayyiyu


Semoga Bermanfaat

Label :

Update kajian Islam, Kajian Sunnah, Sunnah, Info Islam, Info Islam Terbaru, Update Kajian Sunnah,Kajian Islam, Konsultasi Syariah, Ahlus Sunnah

Silahkan Share Untuk Memperoleh Pahala Jariyah, Insya Allah

https://griyakajiansunnah.blogspot.com


Hukum Pamer Kemesraan di Medsos

Awal mulanya saya mengomentari suatu foto di Facebook yang memposting seorang ustadzah muda yang sering kita lihat di televisi yang bergandengan tangan dan berpelukan dengan suaminya

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits ( dewan pembina https://konsultasisyariah.com/ )

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Bermesraan setelah menikah memang sesuatu yang dihalalkan. Tapi kita perlu ingat, tidak semua yang halal boleh ditampakkan dan dipamerkan di depan banyak orang.

Ada beberapa pertimbangan yang akan membuat anda tidak lagi menyebarkan foto kemesraan di Medsos,

Pertama, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan agar umatnya memiliki sifat malu. Bahkan beliau sebut, itu bagian dari konsekuensi iman.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ شُعْبَةً وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيمَانِ

Iman itu ada tujuh puluh sekian cabang. Dan rasa malu salah satu cabang dari iman. (HR. Ahmad 9361, Muslim 161, dan yang lainnya).

Dan bagian dari rasa malu adalah tidak menampakkan perbuatan yang tidak selayaknya dilakukan di depan umum.

Kedua, islam juga mengajarkan agar seorang muslim menghindari khawarim al-muru’ah. Apa itu khawarim al-muru’ah? Itu adalah semua perbuatan yang bisa menjatuhkan martabat dan wibawa seseorang. Dia menjaga adab dan akhlak yang mulia.

Ibnu Sholah mengatakan,

أجمع جماهير أئمة الحديث والفقه على أنه يشترط فيمن يحتج بروايته أن يكون عدلاً ضابطاً لما يرويه .وتفصيله أن يكون : مسلماً بالغاً عاقلاً، سالماً من أسباب الفسق وخوارم المروءة

Jumhur ulama hadis dan fiqh sepakat, orang yang riwayatnya boleh dijadikan hujjah disyaratkan harus orang yang adil dan kuat hafalan (penjagaan)-nya terhadap apa yang dia riwayatkan. Dan rinciannya, dia harus muslim, baligh, berakal sehat, dan bersih dari sebab-sebab karakter fasik dan yang menjatuhkan wibawanya. (Muqadimah Ibnu Sholah, hlm. 61).

Dan bagian dari menjaga wibawa adalah tidak menampakkan foto kemesraan di depan umum.

Syaikh Muhammad bin Ibrahim – Mufti resmi Saudi pertama – menyatakan tentang hukum mencium istri di depan umum,

بعض الناس -والعياذ بالله- من سوء المعاشرة أنه قد يباشرها بالقبلة أمام الناس ونحو ذلك ، وهذا شيء لا يجوز

Sebagian orang, bagian bentuk kurang baik dalam bergaul dengan istri, terkadang dia mencium istrinya di depan banyak orang atau semacamny. Dan ini tidak boleh. – kita berlindung kepada Allah dari dampak buruknya –. (Fatawa wa Rasail Muhammad bin Ibrahim, 10/209).

An-Nawawi dalam kitab al-Minhaj menyebutkan beberapa perbuatan yang bisa menurunkan kehormatan dan wibawa manusia,

وقبلة زوجة وأمة بحضرة الناس، وإكثار حكايات مضحكة

Mencium istri atau budaknya di depan umum, atau banyak menyampaikan cerita yang memicu tawa pendengar. (al-Minhaj, hlm. 497).

Ketiga, gambar semacam ini bisa memicu syahwat orang lain yang melihatnya. Terutama ketika terlihat bagian badan wanita, tangannya atau wajahnya.. lelaki jahat bisa memanfaatkannya untuk tindakan yang tidak benar.

Dan memicu orang untuk berbuat maksiat, termasuk perbuatan maksiat.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا

Barangsiapa yang mengajak kepada sebuah kesesatan maka dia mendapatkan dosa  seperti dosa setiap orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun. (HR. Ahmad 9160, Muslim 6980, dan yang lainnya).

Bisa jadi anda menganggap itu hal biasa, tapi orang lain menjadikannya sebagai sumber dosa.

Mencegah lebih baik dari pada mengobati…

Allahu a’lam.

Sumber::

https://konsultasisyariah.com/28247-hukum-pamer-kemesraan-di-medsos.html