Skip to main content

Posts

Showing posts with the label sombong

Jauhilah Sikap Sombong

Oleh dr. Adika Mianoki, Sp.S.  Salah satu tujuan diutusnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah untuk memperbaiki akhlak manusia. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang baik.” (HR. Ahmad 2/381. Syaikh Syu’aib Al Arnauth menyatakan bahwa hadits ini shahih) Islam adalah agama yang mengajarkan akhlak yang luhur dan mulia. Oleh karena itu, banyak dalil al Quran dan as Sunnah yang memerintahkan kita untuk memiliki akhlak yang mulia dan menjauhi akhlak yang tercela. Demikian pula banyak dalil yang menunjukkan pujian bagi pemilik akhlak baik dan celaan bagi pemilik akhlak yang buruk. Salah satu akhlak buruk yang harus dihindari oleh setiap muslim adalah sikap sombong. Sikap sombong adalah memandang dirinya berada di atas kebenaran dan merasa lebih di atas orang lain. Orang yang sombong merasa dirinya sempurna dan memandang dirinya berada di atas orang lain. (Bahjatun Na

Ikhlas Syarat Diterima Amal

  Jauhilah Riya' Oleh Ustadz Abu Isma’il Muslim al-Atsari  Tidak ada perbedaan pendapat di kalangan Ulama bahwa ikhlas dan mutâba’ah (mengikuti tuntunan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ) merupakan dua syarat diterimanya amal seorang Mukmin. Allâh Azza wa Jalla berfirman:  تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ﴿١﴾ الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ  Maha suci Allâh yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. [Al-Mulk/57:1-2]  Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata, “yang lebih baik amalnya” yaitu yang lebih ikhlas dan lebih benar. Suatu amal tidak akan diterima sehingga menjadi amal yang ikhlas dan benar. Ikhlas, jika amal itu karena Allâh Azza wa Jalla , dan benar, jika amal itu di atas Sunnah

Waspadai Pujian

Oleh Ustadz Badrusalam Lc https://cintasunnah.com/ Pujian itu banyak disenangi orang. Bahkan demi pujian banyak orang yang melakukan tindakan yang membahayakan diri sendiri.  Namun bila kita renungkan, sebetulnya pujian itu membahayakan keikhlasan dan keistiqomahan.  Pujian membuka pintu riya sehingga dapat membatalkan amalan.  Pujian juga membuka pintu ujub sehingga merasa memiliki kelebihan. Pujian membuat seseorang puas dengan pujian tersebut walaupun mungkin sebetulnya ia tak berhak mendapat pujian, sehingga ia merasa puas dengan apa yang tidak ia miliki, dan itu bagaikan memakai dua pakaian kedustaan kata Nabi. Bahkan keseringan dipuji menjadikan kita lupa untuk intopeksi diri dan mengingat dosa dan kesalahan. Oleh karena itu Nabi shallallahu alaihi wasallam menamai pujian sebagai sembelihan. Dari Abu Bakrah, ia menceritakan bahwa ada seorang pria yang disebutkan di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu seorang hadirin memuji orang tersebut. Rasulullah shallallahu

MERASA DIRI LEBIH BAIK

Bismillaah

Sombong Karena Menolak Kebenaran

Bismillaah

Hukum Riya’

Riya’ ada dua jenis. Jenis yang pertama hukumnya syirik akbar. Hal ini terjadi jika sesorang melakukan seluruh amalnya agar dilihat manusia, dan tidak sedikit pun mengharap wajah Allah. Dia bermaksud bisa bebas hidup bersama kaum muslimin, menjaga darah dan hartanya. Inilah riya’ yang dimiliki oleh orang-orang munafik. Allah berfirman tentang keadaan mereka (yang artinya), “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka . Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali” (QS. An Nisaa’:142). Adapun yang kedua adalah riya’ yang terkadang menimpa orang yang beriman. Sikap riya’ ini terjadang muncul dalam sebagian amal. Seseorang beramal karena Allah dan juga diniatkan untuk selain Allah. Riya’ jenis seperti ini merupakan perbuatan syirik asghar.[I’aanatul Mustafiid bi Syarhi Kitaabi at Tauhiid II/84. Syaikh Shali

Obat Riya’ dan Kesombongan

٩. قال ابن القيم رحمه الله كثير ما أسمع ابن تيمية يقول (إياك نعبد) فيه علاج للرياء. و(إياك نستعين) فيه علاج للكبرياء. Ibnul Qoyyim rohimahullah mengatakan, “Aku sering mendengar Ibnu Taimiyah mengatakan (hanya kepada Mu lah kami menyembah) merupakan obat untuk riya’ dan (hanya kepada Mu lah kami meminta pertolongan) adalah obat untuk kesombongan”. [Syaikh Prof. DR. ‘Abdur Rozzaq dlm Min Hidayat Suroh Al Fatihah hal. 7] Semoga bermanfaat, Baca Juga :  Artikel Terbaru  Kami  Disini  :  Rasulullooh Juga Berdagang Cara Mengatasi Pandemi  Besarnya Dosa Meninggalkan Sholat Kunci Bahagia dan Sukses Belajar Al Qur'an Dengan Metode Ummi (jilid 3 ) Buku-buku Penuh Manfaat dan Hikmah Kisah Nabi Ismail as dan Telaga Zam-Zam Manusia - Manusia Lemah Carilah Sahabat Seperti ini Sebab Sempit Hati Wanita Wajib Izin Suami Saat Akan Keluar Rumah Kisah Nabi Luth as. Balasan Penyebar Aib Istighfar/Doa Anak  Pejuang Sunnah Pendidikan Agama Anak Lunasi Hutang Dengan Kesederhanaan Tiga Kamus Bahasa Tentan

SOMBONG TIDAK MENGENAL BATASAN

Sombong itu bukan hanya pada perkara dunia… Seseorang bisa sombong karena ilmunya, bisa karena gelarnya, bisa karena sanadnya, bisa karena gurunya, bisa karena masjidnya, majelis taklimnya, tajwidnya, sedekahnya… dll Jangan sampai ibadahmu, yang seharusnya menjadikanmu semakin tawadu, malah menjerumuskanmu dalam kesombongan dan menilai rendah selainmu. Semoga bermanfaat, Baca Juga :  Artikel Terbaru  Kami  Disini  :  Rasulullooh Juga Berdagang Cara Mengatasi Pandemi  Belajar Al Qur'an Dengan Metode Ummi (jilid 3 ) Buku-buku Penuh Manfaat dan Hikmah Kisah Nabi Ismail as dan Telaga Zam-Zam Manusia - Manusia Lemah Carilah Sahabat Seperti ini Sebab Sempit Hati Wanita Wajib Izin Suami Saat Akan Keluar Rumah Kisah Nabi Luth as. Balasan Penyebar Aib Istighfar/Doa Anak  Pendidikan Agama Anak Lunasi Hutang Dengan Kesederhanaan Tiga Kamus Bahasa Tentang Pekerjaan Perhiasan dalam Tiga Bahasa Tiga Bahasa Untuk Warna dan Busana Tiga Bahasa Untuk Perkakas dan Elektronik Tiga Bahasa Bab Sekolahan

4 Penyebab Kesombongan

  Semoga bermanfaat. Baca Juga :  Artikel Terbaru  Kami  Disini  :  Rasulullooh Juga Berdagang Kisah Nabi Ismail as dan Telaga Zam-Zam Kisah Nabi Luth as. Lunasi Hutang Dengan Kesederhanaan Tiga Kamus Bahasa Tentang Pekerjaan Perhiasan dalam Tiga Bahasa Tiga Bahasa Untuk Warna dan Busana Tiga Bahasa Untuk Perkakas dan Elektronik Tiga Bahasa Bab Sekolahan Hak Istri Dalam Rumah Tangga Perdebatan Nabi Ibrahim dan Raja Namrud Mendo'akan Orang Tua Bertaubat, Setiap Dosa Akan di Ampuni Perbanyak Doa Untuk Melunasi Hutang Ciri Suami Pembawa Rejeki Tiga Bahasa Tentang Organ Tubuh Perilaku yang Sesuai Surat Yunus Tiga Bahasa Tentang Hari dan Bulan Cara Melindungi Akun Whatsapp Menghidupkan Sunnah Infak dan Sedekah Kandungan Surat Az zumar dan Surat At taub ah Kandungan Surat An nisa dan Al maidah Lailatul Qadar Mengatasi Malas Menuntut Ilmu Sholat Taubat Sunnah yang Terlupakan Menyembunyikan Kebaikan Seputar Syirik Islam Telah Sempurna  Beriman Kepada Nabi Muhammad Melihat Kebawah Dalam Uru

POKOK SEMUA KESALAHAN ADA TIGA

قال ابن القيم – رحمه الله – : ” أصول الخطايا كلها ثلاثة : الكِبْرُ : وهو الذي صار إبليس إلى ما أصاره . والحرص : وهو الذي أخرج آدم من الجنة . والحسد : وهو الذي جر ابن آدم على أخيه . فمن وقي شر هذه الثلاثة فقد وقي الشر فالكفر من الكبر والمعاصي من الحرص والبغي والظلم من الحسد ” . Imam Ibnul Qoyyim rohimahullah berkata, “Pokok semua kesalahan ada tiga (yaitu).. 1. Sombong . Hal inilah yang menjadikan Iblis seperti itu. 2. Rakus (Ambisi). Hal inilah yang menjadikan nabi Adam dikeluarkan (Allah) dari dalam Surga. 3 Iri dan dengki . Inilah yang menyebabkan putra Adam (Qobil) berbuat zholim terhadap saudaranya (yaitu membunuh Habil). Maka barangsiapa dilindungi (Allah) dari keburukan tiga kesalahan tersebut, maka sungguh ia telah dilindungi dari segala keburukan. Yang demikian ini karena kekufuran itu terjadi disebabkan sifat sombong, perbuatan maksiat disebabkan sifat rakus (ambisi terhadap dunia), dan perbuatan zholim terjadi disebabkan sifat iri dan dengki..” (Lihat kitab Al-Fawaaid hal. 58

Dunia Adalah Ajang Berbangga

Dunia jadi ajang berbangga di antara manusia, sibuk dengan memperbanyak harta dan begitu bangga dengan anak. Itulah yang Allah subhanahu wa ta’ala firmankan, وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ “dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak”. Syaikh As Sa’di rahimahullah menerangkan, “Setiap pengagum dunia begitu saling berbangga satu dan lainnya. Inilah yang sering kita lihat. Mereka sangat ingin sekali tersohor dalam hal itu dari yang lainnya.”[4] Beliau menjelaskan lagi, “Setiap pengagum dunia  akan selalu berbangga dengan banyaknya harta dan anak dari yang lainnya. Ini suatu realitas pada pengagum dunia.”[5] Lalu bagaimanakah sikap yang benar? Syaikh As Sa’di rahimahullah menjelaskan kembali, “Hal ini berbeda dengan orang yang mengenal dunia dan hakikatnya. Ia hanya menjadikan dunia sebagai tempat berlalu, bukan negeri yang ia menetap selamanya. Dunia hanya dijadikan negeri sebagai ajang untuk saling berlomb

RIYA DAN TANDA-TANDANYA

🎙️ *Berkata Asy Syaikh Shalih Fauzan Al Fauzan hafidzhahullah :* الـــرياء :  هـو أن يعـمل الإنـسان العـمل الصـالح لأجـل أن يـراه الـناس فيمـدحوه . وهـو محـبط للعـمل ، ومـوجب للعـقاب ، وهـو شـيء فـي القلـب . وقـد سـماه النبـي ﷺ [ الشـرك الخـفي ] . *"Riya' adalah seseorang melakukan amal shalih agar supaya manusia melihatnya lalu memujinya.*  *Riya' ini membatalkan amal, menyebabkan  adzab (bagi pelakunya), dan ia adalah sesuatu yang ada di dalam hati. Dan Nabi ﷺ menamainya dengan syirik yang samar (khafy).*  ومــن عــلاماته : أن ينشـط الإنـسان فـي العمـل إذا كـان يـراه النـاس ، وإذا كانـوا لا يـرونه ؛ تـرك العـمل . *Dan di antara tanda-tandanya adalah  seseorang semangat dalam beramal apabila manusia melihatnya, dan apabila manusia tidak melihatnya iapun meninggalkan amal.*  والـذي يبتلـى بالـرياء : " يُنصـح بالخـوف مـن الله ، ويـذكر باطـلاع الله علـى مـا فـي قـلبه ، وشـدة عـقوبته للمـرائين ، وبـأن عملـه سيكـون تعبـا بـلا فائـدة ،