Showing posts with label syirik. Show all posts
Showing posts with label syirik. Show all posts

Monday, August 8, 2022

SALAFY DENGAN WAHABI ITU BERBEDA


https://t.me/dakwahtauhid_dan_sunnah

Pertanyaan:

Mengapa banyak sekali yang mengatakan "Salafy itu Wahabi"?Sebenarnya Wahabi itu apa?

Jawaban: 

Bismillah, alhamdulillah, ash shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du. 

Salafy adalah orang yang mengikuti cara beragama Salaf, baik dalam akidah, ibadah, akhlak, muamalah, jihad, amar makruf nahi munkar, serta al-wala' wal baro'. Salaf adalah ringkasan dari kata "Salafus Sholih" yaitu "Para pendahulu yang saleh" dari kalangan sahabat Nabi, tabi'in, tabi'ut tabi'in. 

Ketiga generasi ini yang telah Allah puji keimanan mereka di dalam Alquran, dan juga dipuji oleh Rasulullah ﷺ di dalam As-Sunnah. Dan kaum Muslimin diperintah mengikuti jalan mereka, karena keislaman mereka yang paling murni dan paling bersih dari berbagai macam polusi pemikiran.

Ringkasnya, Salafy adalah orang yang mengikuti para Salaf dalam berislam. Salafy BUKAN organisasi, BUKAN kelompok yang di dalamnya ada anggota dan ketua, BUKAN pula orang yang menisbatkan dirinya kepada syaikh tertentu, ustadz tertentu, ataupun harokah (pergerakan) tertentu di dalam beragama. 

Adapun "Wahabi" adalah STIGMA NEGATIF yang dilontarkan orang-orang belakangan terhadap dakwah yang mengajak kembali kepada kemurnian tauhid dan Sunnah Nabi ﷺ. Mereka berang apabila kebiasaan masyarakat yang sangat kental dengan tradisi syirik dan bidah yang sudah mendarah daging itu dikritik.

Maka, istilah Wahabi sebetulnya label yang sengaja dicuatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, AGAR MANUSIA LARI DARI DAKWAH TAUHID DAN SUNNAH. Umat Islam dilarang kritis dan dikukuhkan status kebodohannya. Padahal mengamalkan tauhid dan sunnah adalah penopang utama bagi kekuatan iman mereka.

Apabila label Wahabi itu dinisbatkan kepada sosok yang bernama Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab, maka sesungguhnya beliau juga salah seorang Ulama Ahlussunnah yang mengikuti para Salaf. Beliau tidak pernah membuat madzhab baru seperti yang dituduhkan. Beliau hanya mengajak manusia kepada kemurnian tauhid dan pengamalan Sunnah Nabi ﷺ yang mulia. Jika mau berlaku adil, silakan Anda baca karya-karya beliau yang sudah banyak dicetak dan tersebar luas.

Oleh: Ustadz Fikri Abul Hasan hafidzhahullah

 https://nasihatsahabat.com/salafy-dengan-wahabi-itu-berbeda/

Monday, May 30, 2022

Sejarah Kesyirikan

https://bekalislam.firanda.com/5996-sejarah-kesyirikan.html

Asal kesyirikan disebabkan pengkultusan terhadap orang-orang saleh

Untuk membuktikan bahwasanya asal kesyirikan adalah karena pengkultusan terhadap orang-orang saleh, maka kita bisa melihat perbandingan antara kesyirikan terdahulu dan di zaman sekarang.

1. Kesyirikan terdahulu

Ada beberapa contoh penyembahan terhadap orang-orang saleh terdahulu di antaranya:

1.1. Sidharta Gautama

Jika kita membaca literatur-literatur yang ada, maka kita tentu tidak akan menemukan bahwasanya Sidharta Gautama mengaku sebagai Tuhan, tidak! Sidharta Gautama hanyalah seorang yang tidak setuju dengan kasta-kasta yang tersebar di agama Hindu. Sebab ketidaksepakatannya tersebut, akhirnya Sidharta Gautama meninggalkan perkara dunia dan mengasingkan diri, hingga akhirnya ia menyucikan dirinya hingga pada akhirnya ia sampai pada derajat yang orang-orang menyebutnya derajat nirwana.

Ketika ia masih hidup, ia tidak pernah menciptakan makhluk. Ia hanyalah orang bijak yang menyampaikan pendapat-pendapatnya, dan ia juga orang baik lagi berakhlak. Akan tetapi, ketika dia telah meninggal dunia, orang-orang kemudian mulai mengkultuskannya hingga menyembahnya sampai saat ini (dalam bentuk patung).

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tuhan_dalam_agama_Buddha

1.2. Konghucu

Konghucu atau Konfusius juga asalnya hanyalah manusia biasa yang bijak dan terkenal sebagai filsuf Tiongkok. Namun, karena orang-orang bersikap berlebihan kepadanya, hingga akhirnya mereka pun menyembah konghucu (dalam bentuk patung).

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tuhan_dalam_agama_dan_Kepercayaan_Tionghoa

1.3. Uzair

Uzair dikultuskan secara berlebihan oleh kaum Yahudi.
Allah ﷻ berfirman,

﴿وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ﴾

“Orang-orang Yahudi berkata, ‘Uzair itu putra Allah’.” (QS. At-Taubah: 30)

Disembah atau tidaknya Uzair oleh orang-orang Yahudi, tetap saja mereka telah berlebih-lebihan terhadap Uzair, karena perkataan mereka tersebut sudah seperti mengangkat Uzair kepada derajat Tuhan, padahal kita sama-sama paham bahwasanya hal tersebut tidaklah diperbolehkan.

https://almanhaj.or.id/5807-siapakah-uzair-yang-dijuluki-anak-allah.html

https://bekalislam.firanda.com/3740-khutbah-jumat-anak-tuhan.html

1.4. Nabi Isa ‘alaihissalam dan Maryam

Nabi Isa ‘alaihissalam beserta ibunya Maryam dikultuskan berlebih-lebihan oleh orang-orang Nasrani. Oleh karenanya, ketika pada hari kiamat kelak, Allah ﷻ akan kumpulkan Nabi Isa ‘alaihissalam bersama pengikutnya dan berfirman kepada mereka,

﴿وَإِذْ قَالَ اللَّهُ يَاعِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَهَيْنِ مِن دُونِ اللَّهِ قَالَ سُبْحَانَكَ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ إِن كُنتُ قُلْتُهُ فَقَدْ عَلِمْتَهُ تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلَا أَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِكَ إِنَّكَ أَنتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ﴾

“Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, ‘Wahai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?’ Isa menjawab, ‘Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib-gaib’.” (QS. Al-Maidah: 116)

Nabi Isa ‘alaihissalam dan Maryam hanyalah manusia biasa. Bahkan, Allah ﷻ memberikan bantahan telak bagi orang-orang Nasrani hanya dengan memberikan perumpamaan,

﴿مَّا الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِن قَبْلِهِ الرُّسُلُ وَأُمُّهُ صِدِّيقَةٌ كَانَا يَأْكُلَانِ الطَّعَامَ انظُرْ كَيْفَ نُبَيِّنُ لَهُمُ الْآيَاتِ ثُمَّ انظُرْ أَنَّى يُؤْفَكُونَ﴾

“Isa putra Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan.” (QS. Al-Maidah: 75)

Ayat ini jelas menggambarkan bahwasanya Nabi Isa ‘alaihissalam dan Maryam makan, sedangkan kita tahu bahwa makan karena lapar adalah sifat manusia. Adapun Tuhan tidak makan, sebagaimana firman Allah ﷻ dalam ayat yang lain,


﴿قُلْ أَغَيْرَ اللَّهِ أَتَّخِذُ وَلِيًّا فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ يُطْعِمُ وَلَا يُطْعَمُ﴾

“Katakanlah, ‘Apakah akan aku jadikan pelindung selain dari Allah yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak diberi makan?’.” (QS. Al-An’am: 14)

Intinya, Nabi Isa ‘alaihissalam dikultuskan oleh orang-orang Nasrani sampai pada derajat Tuhan ketika ia telah diangkat oleh Allah ﷻ, dan Maryam pun juga dikultuskan oleh sebagian orang-orang Nasrani sepeninggalnya.

1.5. Rahib-rahib dan para pendeta

Allah ﷻ telah berfirman,

﴿اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِّن دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لَّا إِلَهَ إِلَّا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ﴾

“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putra Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka sekutukan.” (QS. At-Taubah: 31)

Di antara sikap berlebihan orang-orang Nasrani terhadap para pendeta dan rahib-rahib adalah dalam masalah penghalalan dan pengharaman suatu perkara. Mereka mungkin tidak menganggap rahib-rahib dan pendeta sebagai anak Tuhan, akan tetapi mereka tunduk pada apa yang dikatakan oleh para rahib-rahib dan pendeta mereka. Oleh karenanya, ketika ayat ini turun, Adi bin Hatim berkata kepada Nabi Muhammad ﷺ bahwasanya mereka tidak menyembah rahib-rahib dan pendeta. Maka Rasulullah ﷺ mengatakan,

أَلَيْسَ يُحَرِّمُوْنَ مَا أَحَلَّ اللهُ فَتُحَرِّمُوْنَهُ، وَيحِلُّونَ مَا حَرَّمَ اللهُ فَتُحِلُّونَهُ؟ قال: قُلْتُ: بَلَى، قَالَ: فَتِلْكَ عِبَادَتُهُمْ

“Bukankah mereka mengharamkan apa yang Allah halalkan lalu kalian ikut mengharamkannya? Dan bukankah mereka menghalalkan apa yang Allah haramkan lalu kalian menghalalkannya?” Adi bin Hatim menjawab: ‘Benar’. Maka Rasulullah bersabda, ‘Yang demikian itulah kalian beribadah kepadanya’." ([7])

1.6. Latta, Uzza

Allah ﷻ berfirman tentang Latta,

﴿أَفَرَأَيْتُمُ اللَّاتَ وَالْعُزَّى، وَمَنَاةَ الثَّالِثَةَ الْأُخْرَى﴾

“Maka apakah patut kamu (wahai orang-orang musyrik) menganggap Latta dan Uzza,  dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah)?” (QS. An-Najm: 19-20)

Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata tentang Latta,

كَانَ رَجُلًا يَلِتُّ السَّوِيْقَ لِلْحَاجِّ; فَلَمَّا مَاتَ عَكْفُوْا عَلَى قَبْرِهِ فَعْبُدُوهُ

“Latta adalah seseorang yang suka membagi makanan kepada jemaah haji. Ketika ia telah meninggal dunia, maka orang-orang membangun patung di atas kuburannya, hingga orang-orang menyembahnya." ([8])

2. Kesyirikan di zaman sekarang

Kesyirikan dan sebab-sebab munculnya  di zaman sekarang pun tidak jauh berbeda dari kesyirikan dan sebab-sebab terjadinya di zaman dahulu, yaitu sama-sama disebabkan karena pengkultusan terhadap orang-orang saleh. Di antara contohnya sebagai berikut:

2.1. Pengkultusan Ali bin Abi Thalib dan Husain radhiallahu ‘anhuma

pengkultusan Ali bin Abi Thalib dan Husain radhiallahu ‘anhuma dilakukan oleh orang-orang Syiah rafidhah. Telah sering didapati orang-orang Syiah ketika di Ka’bah, mereka mengatakan “Labbaik ya Husain”.

Demikian pula digambarkan tatkala seorang Syiah sedang dalam kondisi sulit di dalam pesawat, ia pun berdoa dengan mengatakan “Ya Ali ya Ali”, ia tidak berdoa kepada Allah ﷻ.

2.2. Pengkultusan terhadap wali-wali yang sudah meninggal dunia

Di antara kaidah yang disebutkan oleh Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah dalam kitabnya Qawa’id al-Arba’ adalah sebagian orang musyrikin zaman sekarang lebih parah daripada kaum musyrikin di zaman Nabi Muhammad ﷺ. ([9]) Mengapa demikian? Karena orang-orang musyrikin dahulu ketika dalam kondisi genting, mereka meminta kepada Allah ﷻ, sebagaimana firman Allah ﷻ,

﴿فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ﴾

“Maka apabila mereka naik kapal mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah).” (QS. Al-‘Ankabut: 65)


Lihat pula Abu Jahal, dia berdoa kepada Allah ﷻ di saat genting, yaitu ketika perang Badar, dia berdoa,

اللَّهُمَّ أَيُّنَا كَانَ أَقْطَعَ لِلرَّحِمِ، وَآتَانَا بِمَا لَا نَعْرِفُ، فَاحْنِهِ الْغَدَاةَ

“Ya Allah, siapa di antara kami (Muhammad atau saya) yang memutuskan silaturahmi, dan membawa sesuatu yang kami tidak ketahui, binasakanlah dia hari ini." ([10])

Adapun orang-orang di zaman sekarang, mereka justru melakukan kesyirikan dalam kondisi genting.

Ada empat ulama berbeda dan dari negeri yang berbeda-beda pula menyebutkan hal ini.

Pertama: Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah, dari Najd (1703-1792M).
Jika kita melihat bagaimana sejarah beliau berdakwah, beliau dahulu mendakwahi orang-orang yang mengagungkan kuburan yang mereka sangka adalah kuburan Zaid bin Khattab, saudara dari Umar bin Khattab. Mereka membangun kubah di sana dan berdoa kepadanya. Berbulan-bulan beliau berdakwah kepada mereka dengan datang ke kuburan tersebut dan berkata bahwa Allah ﷻ jauh lebih baik daripada Zaid, agar mereka kembali hanya meminta kepada Allah ﷻ. Namun, mereka sama sekali tidak menghiraukan seruan beliau. ([11])

Kedua: Mahmud Al-Alusi, (1802-1854M), seorang ulama Tafsir yang memiliki buku berjudul Ruh al-Ma’ani, dari Irak.
Dalam kitabnya tersebut, al-Alusi menceritakan bagaimana masa kecilnya, di mana ia bertemu dengan seorang syekh yang mengajarkannya untuk tidak berdoa kepada Allah, melainkan berdoa kepada wali-wali. Syekh tersebut beralasan bahwa berdoa kepada Allah ﷻ tidak akan langsung dikabulkan dan Allah ﷻ tidak peduli padanya. Adapun jika ia berdoa kepada wali-walilah, maka ia akan ditolong dan diperhatikan. Al-Alusi dalam tafsirnya mengatakan bahwasanya wasiat yang dia dengar tersebut merupakan perkara yang mengerikan lagi sangat menyedihkan, dan sungguh banyak dai-dai dan syekh-syekh di zamannya memiliki pemikiran seperti itu. ([12])

Subhanallah, bagaimana mungkin ada seorang syekh yang menyuruh untuk tidak meminta kepada Allah dan menyuruh untuk meminta kepada wali-wali? Bukankah ini bentuk suuzhan kepada Allah ﷻ yang sampai pada derajat syirik?

Ketiga: Muhammad Asy-Syaukani Ash-Shan’ani, (1759–1834 M), ahli tafsir dari Yaman, penulis kitab Fath al-Qadir, Nailul Authar, Al-Qaulul Mufid dan Ad-Durarul Bahiyyah
Dalam kitabnya Fath al-Qadir, beliau juga menyebutkan tentang bagaimana orang-orang musyrikin saat itu malah bergantung kepada mayat-mayat dalam kondisi genting, dan tidak memurnikan doa hanya kepada Allah ﷻ sebagaimana orang musyrikin terdahulu. Beliau bahkan mengatakan bahwa telah sampai kepadanya kabar secara mutawatir tentang orang-orang di Yaman yang bergantung kepada mayat-mayat. ([13])

Keempat: Muhammad al-Amin asy-Syinqithi, pengarang bukut tafsir Adwa’ al-Bayan, dari Mauritania. Beliau pun dalam tafsirnya mengatakan hal yang sama, bahwasanya ada sebagian orang yang ketika mereka ditimpa suatu kondisi yang genting, mereka ternyata bersandar kepada selain Allah ﷻ, sementara orang-orang musyrikin dahulu dalam kondisi seperti itu bergantung hanya kepada Allah ﷻ. ([14])

Keempat ulama ini berasal dari daerah yang berbeda-beda, namun mereka semuanya sepakat bahwasanya telah ada sebagian orang yang bahkan dalam kondisi genting tetap meminta kepada orang-orang saleh yang sudah meninggal dunia, dan menganggap mereka adalah tempat pertolongan mereka. Oleh karenanya, orang-orang yang kemudian mengkultuskan wali-wali yang sudah meninggal dengan meminta-minta kepadanya, maka mereka telah melakukan kesyirikan. Ini juga menunjukkan bahwasanya sebab terjadinya kesyirikan adalah karena pengkultusan terhadap orang-orang saleh.

2.3. Penyembahan yang dilakukan oleh orang-orang non muslim terhadap tokoh-tokoh populer di zaman sekarang

Telah beredar sebuah video yang menunjukkan bagaimana sebagian orang kemudian menyembah tokoh-tokoh populer di zaman sekarang. Di antaranya adalah Mahatma Gandhi, bunda Teresa, Jose Rizal, Donald Trump, Diego Maradona, sampai Amitabh Bachchan. Mereka-mereka ini disembah oleh sebagian orang, di mana kebanyakan mereka asalnya hanyalah penggemar biasa. Akan tetapi, karena terlalu fanatik dan terlalu mengkultuskan idola mereka, akhirnya mereka pun kemudian menyembah idola-idola mereka, sampai-sampai mereka membuat patung dan kuil-kuil ibadah.

Meskipun mereka adalah orang-orang muslim, namun asal mereka menyembah idola-idola dari kalangan mereka tersebut karena tentu sikap berlebihan dan menganggap bahwa idola mereka tersebut memiliki kelebihan yang menurut mereka tidak dimiliki oleh manusia pada umumnya.

Ini semua membuktikan bahwasanya asal dari kesyirikan yang banyak terjadi dari dulu hingga sekarang adalah sikap berlebihan terhadap seseorang. Adapun orang-orang muslim, sebagian mereka ghuluw terhadap orang-orang saleh dan ulama-ulama terdahulu mereka.

([7]) Tafsir ath-Thabari (14/210).

([8]) Tafsir ath-Thabari (22/523).

([9]) Qawa’id al-Arba’ (hlm. 202).

([10]) HR. Al-Hakim No. 3264 dalam al-Mustadrak (2/357), dia mengatakan bahwa hadis ini sahih berdasarkan syarat Imam Bukhari dan Imam Muslim. Lalu kemudian Allah ﷻ mengabulkan doanya, sehingga Allah ﷻ membinasakannya pada saat perang Badar, karena dialah pemutus silaturahmi yang sebenarnya.


([11]) Ad-Durar as-Saniyyah Fi al-Ajwibah an-Najdiyah (2/221).

([12]) Ruh al-Ma’ani (7/4050.

([13]) Fath al-Qadir (2/493)

([14]) Adhwa’ al-Bayan (3/174).

Thursday, April 21, 2022

Semua Bentuk Pengagungan di Larang Oleh Nabi

 

Semoga Bermanfaat,

Simak Juga Artikel Kami Lainnya di Channel Youtube :

https://www.youtube.com/c/TopChannelOne

Play List Kajian Sunnah di Youtube :

https://www.youtube.com/playlist?list=PLIJQYJ-Cz_XkX6L_nhAGqOAX9FX9MDKQQ

Tag / Label :

Update Kajian Sunnah, Kajian Islam, Kajian Islam Terbaru,Update Kajian,Update sunnah, info Islam,Info Kajian Islam, News Islam, Berita Islam, Manhaj Salaf, Tauhid, go Tauhid,Al Qur’an

Supported By : www.tujuanmu.com

Saturday, March 12, 2022

Syubhat dan Tipu Daya Setan || Syirik Akbar

 



Semoga Bermanfaat,

Baca Juga Artikel Lainnya di :

https://griyakajiansunnah.blogspot.com

https://tujuan-mu.blogspot.com

www.tujuanmu.com

Channel Youtube :

https://www.youtube.com/c/TopChannelOne

Play List Kajian Sunnah :

https://www.youtube.com/playlist?list=PLIJQYJ-Cz_XkX6L_nhAGqOAX9FX9MDKQQ

Tag / Label :

Update Kajian Sunnah, Kajian Islam, Kajian Islam Terbaru,Update Kajian,Update sunnah, info Islam,Info Kajian Islam, News Islam, Berita Islam, Manhaj Salaf, Tauhid, go Tauhid,Al Qur’an


Wednesday, February 23, 2022

Kesyirikan pada Pelet dan Susuk Pemikat Hati

By : Muhammad Abduh Tuasikal, MSc

Pelet dan susuk adalah solusi yang telah dicoba oleh beberapa orang untuk membuat wanita yang mereka sukai menjadi jatuh cinta kepadanya. Tips cinta ini katanya telah terbukti dan bisa dihandalkan. Ilmu pelet pemikat hati wanita ini juga bisa dipakai saat ikut casting sinetron dan iklan agar bisa terpilih menjadi bintang di kemudian hari.

Kesyirikan pada Susuk dan Pelet

Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الرُّقَى وَالتَّمَائِمَ وَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ

“Sesungguhnya mantera-mantera, jimat-jimat dan pelet adalah syirik” (HR. Abu Daud no. 3883, Ibnu Majah no. 3530 dan Ahmad 1: 381. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Tiwalah yang dimaksud dalam hadits ini adalah sesuatu yang dibuat dan diklaim bisa membuat perempuan lengket pada suami dan sebaliknya (Lihat Kitab Tauhid, Syaikh Muhammad At Tamimi). Jadi bisa saja tiwalah itu berupa pelet, jimat, susuk, dan bulu perindu. Namun sebagian ulama mengatakan bahwa tiwalah yang dimaksud adalah jika berasal dari sihir (Lihat Syarh Kitab Tauhid, hal. 62). Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan bahwa tiwalah ini diperoleh dari jalan sihir (Fathul Bari, 10: 196). Sehingga jika pemikat hati atau pemikat cinta berupa susuk, jimat dan bulu perindu, maka termasuk dalam kategori tamimah (jimat-jimat). Dan jimat-jimat itu terlarang sebagaimana telah disebutkan pula dalam hadits di atas.

Memakai pelet termasuk syirik karena di dalamnya ada keyakinan untuk menolak bahaya dan mendatangkan manfaat dari selain Allah Ta’ala (Lihat Fathul Majid, 139). Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin berkata, “Tiwalah tergolong syirik karena tiwalah bukanlah sebab syar’i (yang didukung dalil) dan bukan pula sebab qodari (yang dibuktikan melalui eksperimen).”

Cincin Kawin yang Berbuah Petaka

Cincin kawin bisa termasuk terlarang jika diyakini bahwa jika cincin tersebut jika dilepas dari pasangan bisa mendatangkan bahaya. Artinya, cincin kawin bisa jadi masalaha besar jika disertai keyakinan keliru. Rumah tangga bisa abadi atau tidak tergantung dikenakannya cincin tersebut, ini keyakinan keliru.

Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Jika cincin kawin tersebut diyakini bisa mendatangkan manfaat dan menolak bahaya. Jika ada keyakinan bahwa cincin tersebut masih ada di tangan suami, maka ikatan pernikahan akan terus terjalin. Jika tidak dikenakan, maka akan rusak. Jika niat seperti ini yang ada ketika menggunakan cincin kawin, maka termasuk syirik ashgor (kecil).

Jika niat seperti ini tidak ada –dan tidak mungkin ia berniat seperti itu (artinya: cuma sekedar memakai cincin kawin), maka cincin kawin masih tetap terlarang karena termasuk bentuk tasyabuh (meniru-niru adat non muslim).

Jika cincin kawin yang dikenakan berasal dari emas, maka terlarang dikenakan oleh pria. Ini sisi terlarang ketiga dari cincin tersebut.

Intinya cincin kawin bisa berbuah masalah yaitu bisa termasuk syirik, bisa menyerupai adat Nashrani (non muslim), atau bisa terlarang karena berasal dari emas dan digunakan oleh pria. Jika terlepas dari tiga masalah tadi (tidak ada unsur syirik, tidak ada unsur  tasyabbuh, tidak menggunakan cincin dari emas tetapi dari logam lainnya), maka boleh.” (Al Qoulul Mufid, 1: 182).

Jodoh Tak Kan Ke Mana

Jodoh jelas tidak akan ke mana. Yang Allah telah takdirkan, itulah yang kita peroleh dan tidak akan luput dari kita. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi”  (HR. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash).

Dalam hadits dalam kitab Sunan disebutkan,

أَنَّ مَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ وَأَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبَكَ

“Apa saja yang ditakdirkan akan menimpamu, maka tidak akan luput darimu. Apa saja yang ditakdirkan akan luput darimu, maka tidak akan menimpamu” (HR. Abu Daud no. 4699. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Beriman kepada takdir, inilah landasan kebaikan dan akan membuat seseorang semakin ridho dengan setiap cobaan. Ibnul Qayyim mengatakan, “Landasan setiap kebaikan adalah jika engkau tahu bahwa setiap yang Allah kehendaki pasti terjadi dan setiap yang tidak Allah kehendaki tidak akan terjadi”

Lantas mengapa mesti memikat pasangan atau jodoh dengan pelet dan susuk? Ini tanda kurang percaya pada takdir ilahi.

baca tulisan lengkapnya : 

https://rumaysho.com/2397-kesyirikan-pada-pelet-dan-susuk-pemikat-hati.html

Silahkan disebarkan, mudah2an anda mendapatkan bagian dari pahalanya ☕

Barakallah fikum.

Thursday, February 10, 2022

MENCELA MASA ATAU WAKTU


Di antara contoh syirik kecil  yang sering terjadi adalah: 

• Mencela Masa atau Waktu

Sering kita dapati beberapa orang mencela waktu, mencela bulan, mencela tahun, mencela hari. 

Misalkan:

Mereka menganggap sial bulan Syura atau menganggap sial Jum'at Kliwon. Mereka menganggap tahun ini tahun sial (misalkan). Ini tidak diperkenankan karena berarti kita mencela Allāh Subhānahu wa Ta'āla. 

Karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla yang menciptakan langit, menciptakan bulan, menciptakan hari menciptakan waktu. Bahkan saking pentingnya waktu, Allāh Subhānahu wa Ta'āla bersumpah dengannya di dalam Al Qur'ān 

وَٱلۡعَصۡرِ 

"Demi waktu."

(QS. Al 'Ashr: 1)

Dalam hadīts qudsi Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengabarkan bahwa Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman: 

يُؤذِيني ابنُ آدَمَ يسُبُّ الدَّهرَ وأنا الدَّهرُ أقلب اللَّيلَ والنَّهارَ

"Ibnu Adam telah menyakiti Aku, dia telah mencela waktu, padahal Aku adalah waktu. Akulah yang membolak balik malam dan siang."

Dalam riwayat lain Nabi bersabda: 

لا تسبُّوا الدهر، فإنَّ الله هو الدهر

"Janganlah kalian mencela waktu karena sesungguhnya Allāh adalah pencipta waktu."

Dari dua hadīts ini dapat kita ambil faedah bahwa siapa yang mencela waktu pada hakikatnya dia telah menyakiti Allāh Subhānahu wa Ta'āla, karena yang mengatur dan menciptakan waktu adalah Allāh Subhānahu wa Ta'āla. 

Ketika kita mencela waktu berarti kita telah mencela pencipta dan pengaturnya, yaitu Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Makanya tadi disebutkan, "Menyakiti Aku, anak Adam. Mereka mencela waktu. Padahal Aku yang menciptakan waktu, yang membolak balik waktu." Segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini adalah dengan takdir Allāh Subhānahu wa Ta'āla. 

وَمَآ أَصَـٰبَكُم مِّن مُّصِيبَةٍۢ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُوا۟ عَن كَثِيرٍۢ

"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allāh memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)."

(QS. Asy Syura: 30)

Semuanya dengan takdir Allāh Subhānahu wa Ta'āla, maka jangan kita mencela waktu. Hindari lafazh-lafazh atau ucapan-ucapan seperti itu. Demikian juga tidak boleh kita mencela angin, mencela hujan.

Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda: 

لاَ تَسُبُّوْا الرِّيْحَ، وَإِذَا رَأَيْتُمْ مَا تَكْرَهُوْنَ فَقُوْلُوْا

Janganlah kalian mencela angin, kalau kalian mendapati apa yang kalian benci (mungkin angin yang membahayakan atau seram) maka katakanlah:

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ هَذِهِ الرِّيْحِ، وَخَيْرِ مَا فِيْهَا، وَخَيْرِ مَا أُمِرَتْ، وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هَذِهِ الرِّيْحِ، وَشَرِّ مَا فِيْهَا، وَشَرِّ مَا أُمِرَتْ بِهِ

"Ya Allāh, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu kebaikan angin ini, dan kebaikan apa yang ada di dalamnya, dan kebaikan yang untuknya Kau perintahkan ia, dan kami berlindung kepada-Mu dari keburukan angin ini, dan keburukan yang ada di dalamnya, dan keburukan yang untuknya Kau perintahkan ia."

(Hadīts shahīh riwayat At Tirmidzi)

Jadi mencela waktu dan angin tidak diperkenankan karena pada dasarnya siapa yang mencela waktu, mencela angin dan mencela hewan berarti mencela Allāh Subhānahu wa Ta'āla. 

Demikian juga mereka tidak pantas untuk dicela, sebab mereka adalah makhluk Allāh yang tunduk dan patuh kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Maka seorang muslim menjaga lisannya berhati-hati kita yakin bahwa segala sesuatu adalah dengan takdir Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Jangan salahkan waktu, jangan salahkan makhluk-makhluk lain. Seharusnya kita introspeksi diri apabila ada musibah yang menimpa kita bisa jadi itu karena dosa-dosa kita sendiri.

Semoga bermanfaat bagi kita semua dan menjadi pelajaran penting bagi kita untuk mengevaluasi diri menjadi lebih baik lagi.

و صلى الله و سلم على نبينا محمّد وعلى آله وصحبه أجمعين 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Tuesday, February 8, 2022

DUKUN ITU BUDAK SETAN DAN PENIPU ULUNG


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Allah 'azza wa jalla berfirman,

هَلْ أُنَبِّئُكُمْ عَلَىٰ مَن تَنَزَّلُ ٱلشَّيَٰطِينُ، تَنَزَّلُ عَلَىٰ كُلِّ أَفَّاكٍ أَثِيمٍ، يُلْقُونَ ٱلسَّمْعَ وَأَكْثَرُهُمْ كَٰذِبُونَ

"Apakah akan Aku beritakan kepadamu, kepada siapa setan-setan itu turun? Mereka turun kepada setiap pendusta lagi banyak dosa, mereka menyampaikan berita (yang dicuri dari pembicaraan malaikat), dan kebanyakan mereka adalah para pendusta." [Asy-Syu’aro: 221-223]

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ المَلاَئِكَةَ تَنْزِلُ فِي العَنَانِ: وَهُوَ السَّحَابُ، فَتَذْكُرُ الأَمْرَ قُضِيَ فِي السَّمَاءِ، فَتَسْتَرِقُ الشَّيَاطِينُ السَّمْعَ فَتَسْمَعُهُ، فَتُوحِيهِ إِلَى الكُهَّانِ، فَيَكْذِبُونَ مَعَهَا مِائَةَ كَذْبَةٍ مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ

“Sesungguhnya para malaikat turun di awan, maka mereka berbicara tentang perkara yang telah ditetapkan di langit, lalu setan berusaha mencuri dengar sampai mereka dapat mendengarnya, kemudian mereka mewahyukannya kepada para dukun, lalu mereka tambahkan 100 kedustaan dari diri-diri mereka.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Aisyah radhiyallahu’anha]

Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan,

يسترقون السمع من السماء ، فيسمعون الكلمة من علم الغيب ، فيزيدون معها مائة كذبة ، ثم يلقونها إلى أوليائهم من الإنس فيتحدثون بها ، فيصدقهم الناس في كل ما قالوه ، بسبب صدقهم في تلك الكلمة التي سمعت من السماء ، كما صح بذلك الحديث

"Setan-setan mencuri berita (dari pembicaraan malaikat) di langit, maka mereka mendengar sebagian ilmu ghaib, lalu mereka tambahkan 100 kedustaan, kemudian mereka sampaikan kepada budak-budak mereka dari kalangan manusia (para dukun), maka para dukun itu menyampaikan berita ghaib tersebut kepada orang-orang, sehingga orang-orang pun membenarkan semua ucapan para dukun karena adanya satu berita benar yang dicuri dari langit, sebagaimana disebutkan juga dalam hadits yang shahih." [Tafsir Ibnu Katsir, 6/155]

Sumber: https://sofyanruray.info/dukun-itu-budak-setan-dan-penipu-ulung/

Simak Kajian:

https://fb.watch/b1o2FOOhlw/

https://youtu.be/pxm5nJxMZ7A

Yuk Pelajari Lebih Dalam Buku-buku Tentang Ruqyah, Sihir dan Perdukunan:

https://toko.sofyanruray.info/category/buku/ruqyah-dukun-sihir/

Fast Order: wa.me/628118247111

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم.

*WAG KAJIAN ISLAM*

Ketik: Daftar

Kirim ke Salah Satu Admin:

wa.me/628111377787

wa.me/628111833375

wa.me/628119193411

*TELEGRAM*

t.me/videokitabtauhid

t.me/taawundakwah

t.me/sofyanruray

t.me/kajian_assunnah

t.me/kaidahtauhid

t.me/akhlak_muslim

*Medsos dan Website:*

– youtube.com/c/kajiansofyanruray

– instagram.com/sofyanruray.info

– facebook.com/sofyanruray.info

– twitter.com/sofyanruray

– taawundakwah.com

– sofyanruray.info

#Yuk_share agar menjadi amalan yang terus mengalir insya Allah. Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

“Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya.” [HR. Muslim dari Abu Mas’ud Al-Anshori radhiyallaahu’anhu]

Saturday, January 29, 2022

Pocong


Benarkah asal usul hantu pocong itu dari orang yang meninggal dunia dan sewaktu dimakamkan tali kain kafan mereka tidak dilepas, sehingga arwah si mayat beterbangan tidak tenteram untuk meminta tolong dibukakan tali kafannya.

✅ Jawab:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,

Banyak diantara aqidah dan keyakinan yang tersebar di masyarakat kita, yang bersumber dari mitos dan tahayul. Sama sekali tidak didukung dengan dalil, baik al-Quran, hadis, maupun keterangan sahabat.

Diantaranya fenomena tentang pocong. Sebagian masyarakat meyakini, pocong adalah jelmaan dari mayit yang kain kafannya lupa tidak dibuka ketika dimakamkan. 

Karena tidak dibuka, dia gentayangan dan mendatangi rumahnya atau masyarakat lainnya.

Ada beberapa sisi negatif dari keyakinan ini,

▶️ 1. Pertama, keyakinan mayit kembali ke rumah setelah dimakamkan

Ini termasuk keyakinan jahiliyah, yang telah diingkari oleh Allah dalam al-Quran. Allah berfirman,

حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ . لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ

Demikianlah Keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, Dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku bisa berbuat amal yang saleh yang telah aku tinggalkan. sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah Perkataan yang dia ucapkan saja. dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan. (QS. Al-Mukminun: 99 – 100)

Allah mengabarkan bagaimana orang kafir menyesali hidupnya. Mereka berharap agar dikembalikan ke dunia di detik-detik menghadapi kematian. 

Sehingga mereka mendapat tambahan usia untuk memperbaiki dirinya. Namun itu hanya ucapan lisan, yang sama sekali tidak bermanfaat baginya. 

Kemudian Allah menyatakan bahwa setelah mereka mati akan ada barzakh, dinding pemisah antara dirinya dengan kehidupan dunia. Mereka yang sudah memasuki barzakh, tidak akan lagi bisa keluar darinya. (Tafsir As-Sa’di, hlm. 559).

▶️ 2. Kedua, keyakinan bahwa ruh mayit masih di dunia

Keyakinan ini bertentangan dengan aqidah islam bahwa orang yang menigga ruhnya berada di alam barzakh.

Pada surat Al-Mukminun di atas, Allah telah menegaskan bahwa ada barzakh (dinding pemisah) antara orang yang telah meninggal dan kehidupan dunia. Dan itu terjadi sejak mereka meninggal dunia. 

Selanjutnya masing-masing sudah sibuk dengan balasan yang Allah berikan kepada mereka. Ruh orang baik, berada di tempat yang baik, sebaliknya, ruh orang jelek berada di tempat yang jelek.

Dalam sebuah riwayat, seorang tabiin bernama Masruq pernah bertanya kepada sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, tentang tafsir firman Allah,

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ

Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki. (QS. Ali Imran: 169)

Ibnu Mas’ud menjawab, “Saya pernah tanyakan hal ini kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan beliau menjawab,

أرواحهم في جوف طير خضر لها قناديل معلقة بالعرش تسرح من الجنة حيث شاءت ثم تأوي إلى تلك القناديل فاطلع إليهم ربهم اطلاعة ، فقال : هل تشتهون شيئا ؟ قالوا : أي شيء نشتهي ونحن نسرح من الجنة حيث شئنا . ففعل ذلك بهم ثلاث مرات ، فلما رأوا أنهم لن يُترَكوا من أن يَسألوا قالوا : يا رب نريد أن ترد أرواحنا في أجسادنا حتى نقتل في سبيلك مرة أخرى ، فلما رأى أن ليس لهم حاجة تُركوا

“Ruh-ruh mereka di perut burung hijau. Burung ini memiliki sarang yang tergantung di bawah ‘Arsy. Mereka bisa terbang kemanapun di surga yang mereka inginkan. Kemudian mereka kembali ke sarangnya. Kemudian Allah memperhatikan mereka, dan berfirman: ‘Apakah kalian menginginkan sesuatu?’ Mereka menjawab: ‘Apa lagi yang kami inginkan, sementara kami bisa terbang di surga ke manapun yang kami inginkan.’ Namun Allah selalu menanyai mereka 3 kali. Sehingga ketika mereka merasa akan selalu ditanya, mereka meminta: ‘Ya Allah, kami ingin Engkau mengembalikan ruh kami di jasad kami, sehingga kami bisa berperang di jalan-Mu untuk kedua kalinya.’ Ketika Allah melihat mereka sudah tidak membutuhkan apapun lagi, mereka ditinggalkan.” (HR. Muslim no. 1887)

Demikian pula ruh orang yang jahat. Mereka mendapat hukuman dari Allah sesuai dengan kemaksiatan yang mereka lakukan. Keterangan selengkapnya tentang ini, bisa anda simak di artikel: Tempat Roh Setelah Kematian

Hakekat Pocong

Barangkali ada yang berkomentar, banyak bukti orang yang melihat pocong, bahkan ada yang tertangkap kamera. Pocong betul-betul ada.

Baik. Tulisan di atas, sama sekali tidak mengingkari keberadaan pocong. Jika benar pengakuan orang yang pernah melihatnya, kita tidak menolaknya. Mengingkari hal ini sama halnya menolak realita. 

Namun maksud tulisan di atas adalah mengingkari keyakinan di masyarakat bahwa pocong merupakan jelmaan dari ruh orang meninggal, yang tali kafannya tidak dilepas ketika dimakamkan. 

Karena jelas ini keyakinan yang bertentangan dengan aqidah islam.

Karena itu, jika anda mengakui keberadaan pocong, yakini bahwa itu bukan jelmaan roh manusia yang meninggal.

Lalu siapa itu pocong?

Jawabannya jelmaan jin. 

Jin menjelma dengan rupa pocong. Karena  jin bisa menjelma menjadi makhluk yang lain, sehingga bisa terindra oleh manusia. Baik dengan dilihat, didengar, atau diraba. 

Sebagaimana kisah Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,

Bahwa beliau pernah ditugasi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menjaga zakat ramadhan. Malam harinya datang seorang pencuri dan mengambil makanan. 

Dia langsung ditangkap oleh Abu Hurairah. “Akan aku laporkan kamu ke Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Orang inipun memelas. 

Minta dilepaskan karena dia sangat membutuhkan dan punya tanggungan keluarga. Dilepaslah pencuri ini. Siang harinya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada Abu Hurairah tentang kejadian semalam. 

Setelah diberi laporan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dia dusta, dia akan kembali lagi.” Benar, di malam kedua dia datang lagi. Ditangkap Abu Hurairah, dan memelas, kemudian beliau lepas. Malam ketiga dia datang lagi. Kali ini tidak ada ampun. 

Orang inipun minta dilepaskan. “Lepaskan aku, nanti aku ajari bacaan yang bermanfaat untukmu.” Dia mengatakan:

إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ، فَاقْرَأْ آيَةَ الكُرْسِيِّ: {اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلَّا هُوَ الحَيُّ القَيُّومُ}، حَتَّى تَخْتِمَ الآيَةَ، فَإِنَّكَ لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ، وَلاَ يَقْرَبَنَّكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ

“Jika kamu hendak tidur, bacalah ayat kursi sampai selesai satu ayat. Maka akan ada penjaga dari Allah untukmu, dan setan tidak akan mendekatimu sampai pagi.”

Di pagi harinya, kejadian ini dilaporkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. kemudian beliau bersabda: “Kali ini dia benar, meskipun aslinya dia pendusta.” (HR. Bukhari 2311)

Yang ditangkap oleh Abu Hurairah waktu itu adalah jin yang menjelma menjadi bentuk lain. Ketika menjelaskan hadis ini, al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan,

“Jin terkadang menjelma dengan berbagai bentuk sehingga memungkinkan bagi manusia untuk melihatnya. 

Firman Allah Ta’ala, ‘Sesungguhnya iblis dan para pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang (di sana) kamu tidak bisa melihat mereka,’ khusus pada kondisi bentuknya yang asli sebagaimana dia diciptakan.” (Fathul Bari, 4/489).

Sebagaimana jin bisa menjelma seperti anak kecil, jin juga bisa menjelma menjadi makhluk yang lain seperti yang diilustrasikan oleh manusia. 

Jin bisa berubah wujud wanita berambut panjang dengan wajah pucat, kemudian diistilahkan dengan kuntilanak, bisa juga berbentuk manusia dibalut kain mori putih, kemudian diistilahkan dengan pocong, atau model-model lainnya.

Tentu saja ini akan berbeda lagi dengan model klenik masyarakat di belahan daerah lainnya. Sebagian ada yang mengilustrasikan seperti vampire atau dracula, atau mayat hidup seperti zombi. 

Meskipun model-model hantu ‘luar negeri’ ini tidak dikenal di masyarakat kita, sebagaimana model kuntilanak juga tidak dikenal di masyarakat cina.

Apapun itu, yang jelas semua itu bukan bentuk asli mereka, tapi perubahan wujud mereka yang ‘dilaporkan’ pernah terlihat oleh manusia. 

Sementara berbagai istilah yang beredar, tuyul, kuntilanak, pocong, vampire, drakula, dst. semuanya murni penamaan dari manusia.

Allahu a’lam.

*Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits.*

NGALAP BERKAH YANG TIDAK SESUAI SYARI'AT


Ngalap berkah atau tabarruk adalah kata yang tidak asing lagi di telinga orang Jawa khususnya dan orang Indonesia pada umumnya. Sebab ditilik dari segi sejarah, kerangka budaya suku-suku di Indonesia memang dilatarbelakangi prinsip animisme dan dinamisme.

Setelah Islam masuk ke Nusantara tradisi ini makin marak, karena memang dalam Islam terdapat syari'at tabarruk (mencari berkah).

Tetapi masalahnya banyak kaum Muslimin yang tidak memahami manakah tabarruk yang sesuai syari'at dan manakah tabarruk yang tidak sesuai dengan syari'at.

Akibatnya banyak kaum Muslimin yang berbondong-bondong ke tempat keramat atau orang yang disangka punya berkah seperti kuburan wali, gua, pemandian, pohon, sendang (telaga), dan sebagainya. 

Kenyataan ini diperburuk dengan ada orang yang dipandang oleh masyarakat sebagai kiai atau ulama kemudian malah menganjurkan. Padahal kalau dilihat seringkali amalan-amalan di tempat tersebut merupakan wajah lain kesyirikan.

MAKNA TABARRUK

Tabarruk adalah mencari berkah berupa tambahan kebaikan dan pahala dan setiap yang dibutuhkan hamba dalam dunia dan agamanya, dengan benda atau wahyu yang barakah. 

Tabarruk ini terbagi menjadi dua macam, yaitu tabarruk yang syar’i dan yang tidak syar’i.

Tabarruk yang Syar’i

Tabbaruk dengan sesuatu yang syar’i dan diketahui secara pasti atau ada dalilnya bahwa sesuatu tersebut mendatangkan barakah.

1️⃣  Tabarruk dengan perkataan dan perbuatan, yaitu membaca Al-Qur'an, berdzikir, belajar ilmu agama dan mengajarkannya, makan dengan berjama'ah dan menjilati jari sesudah makan. 

2️⃣  Tabarruk dengan tempat, yaitu i’tikaf di masjid, tinggal di Mekkah, Madinah atau Syam. 

3️⃣  Tabarruk dengan waktu, yaitu semangat beribadah di malam Lailatul Qadar, banyak berdo'a di waktu sahur. 

4️⃣  Tabarruk dengan makanan dan minuman seperti meminum madu dan air zam-zam, memakai minyak zaitun, mengonsumsi habatussauda’ (jintan hitam). 

Tabarruk yang tidak syar’i atau terlarang, yaitu tabarruk yang tidak ada dalil syar’inya atau tidak mengikuti tuntunan syari'at.

1️⃣  Tabarruk dengan perkataan dan perbuatan seperti shalawat atau dzikir yang bid’ah.

2️⃣  Tabbaruk dengan tempat, yaitu ziarah religius ke kubur para wali. 

3️⃣  Tabarruk dengan waktu seperti menghidupkan malam nisfu sya’ban, mengadakan perayaan Maulid Nabi ﷺ, Isra’ Mi’raj, Nuzulul Qur'an, dan sebangsanya. 

4️⃣  Tabarruk dengan makanan dan minuman, misalnya minum sisa kiai, berebut tumpeng sekaten. 

5️⃣  Tabarruk dengan benda-benda, yaitu mengambil tanah Karbala, berebut kotoran “Kiai Slamet”, sabuk supranatural. 

6️⃣  Tabarruk dengan zat orang shalih atau peninggalannya seperti meminum ludahnya atau keringatnya, berebut bekas peci atau bajunya, memilih shalat di tempat orang shalih itu shalat, meminum atau menyimpan sisa air wudhu’ orang shalih, atau dengan menciumi lututnya. 

Mengharap berkah kepada pohon, batu dan sejenisnya adalah kesyirikan.

👤 Abu Waqid Al-Laitsi menuturkan, suatu saat kami pergi keluar bersama Rasulullah ﷺ ke Hunain, sedang kami dalam keadaan baru saja masuk Islam. Kemudian kami melewati sebuah pohon milik orang-orang musyrik yang dinamakan Dzatu Anwath, mereka selalu mendatanginya dan menggantungkan senjata-senjata perang mereka pada pohon itu untuk mencari berkah. Kami pun berkata: 

“Ya Rasulullah ﷺ, buatkanlah untuk kami Dzatu Anwath sebagaimana Dzatu Anwath mereka.” 

Maka Rasulullah ﷺ bersabda: “Allahu Akbar, itulah tradisi (orang-orang sebelum kamu). Dan demi Allah ﷻ yang diriku hanya berada di Tangan-Nya, ucapan kalian seperti perkataan Bani Israil kepada Musa 'alaihi salam: 

"Buatkanlah untuk kami sesembahan sebagaimana tuhan orang-orang itu".

Musa menjawab, 

"Sungguh, kamu adalah kaum yang tidak mengerti".

Beliau ﷺ bersabda lagi, "Sungguh kalian akan mengikuti tradisi orang-orang sebelum kamu (Yahudi dan Nasrani)".

📘  (Hadits Shahih, riwayat At-Tirmidzi).Mereka para Shahabat radhiyallahu 'anhum meminta kepada Rasulullah ﷺ untuk bertabarruk dengan pohon tersebut sebagaimana orang musyrik. Namun jawaban Beliau ﷺ amat keras, Beliau ﷺ malah menyamakan permintaan itu dengan meminta sesembahan selain Allah ﷻ, dan ini adalah syirik besar.

Dari hadits ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa hal-hal yang diperbuat oleh orang-orang yang meyakini bahwa boleh ngalap berkah dari pohon dan bebatuan, wukuf dan menyembelih hewan di tempat tersebut merupakan kesyirikan.

✍  Ustadz Dr. Musyaffa' Ad Dariny, MA. حفظه الله تعالى.

Monday, January 17, 2022

Hukum Mengoleksi Spirit Doll (Boneka Arwah)

Tengah ramai diperbincangkan oleh masyarakat kita tentang tren baru di kalangan para selebritis, yaitu “mengadopsi” spirit doll atau boneka arwah.

 Disebut “mengadopsi” karena boneka anak-anak itu dianggap sebagai anak betulan oleh pemiliknya. Definisi spirit doll sebagaimana disebut oleh situs Culture Trip (theculturetrip.com),

“‘Luk Thep’, or ‘Child Angels’ are plastic, life-like baby dolls that are believed to be possessed by spirits that bring about good luck and future prosperity. Luk Thep are treated like any other baby or child, they are fed, dressed and cradled”

“Luk Thep atau Child Angels adalah boneka bayi plastik yang mirip seperti bayi sungguhan, yang dipercaya telah dirasuki oleh arwah dan dapat membawa keberuntungan serta kemakmuran di masa depan. Luk Thep diperlakukan seperti bayi atau anak sungguhan, mereka diberi makan, diberi pakaian, dan dibuai.”

Deskripsi di atas menjelaskan keyakinan terhadap boneka arwah yang merupakan bentuk lain dari paganisme atau penyembahan kepada berhala. Hanya saja, dikemas dalam bentuk baru dan dianggap kekinian. Namun, hakikatnya tidak berbeda.

Alasan terlarangnya memelihara boneka arwah
Jelas sekali bahwa ini adalah praktek klenik yang sangat jauh dari tuntunan agama Islam. Bahkan, hal ini dilarang keras dalam syariat Islam. Sisi terlarangnya memelihara boneka arwah atau spirit doll dapat kita jelaskan dalam beberapa poin, di antaranya:



READ MORE⤵️
 https://muslim.or.id/71737-hukum-mengoleksi-spirit-doll-boneka-arwah.html

Monday, January 10, 2022

BOLEHKAH MINTA BANTUAN JIN?*


Oleh ustadz Yulian Purnama, S.Kom.

Sebagian orang menggunakan jin untuk menyembuhkan penyakit. Mereka mengklaim bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh jin, dan mereka ini mencari rezeki dari praktek penyembuhan seperti ini. Bagaimana pandangan syariat terhadap hal ini, apakah halal atau haram?

Para ulama Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts wal Ifta' menjawab:

Tidak boleh seorang Muslim meminta bantuan jin untuk tujuan apapun. Karena mereka tidak memberi bantuan kecuali manusia menaati para jin dalam berbuat maksiat kepada Allah dan berbuat kesyirikan atau kekufuran. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا

“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan” (QS. Al Jin: 6).

dan firman Allah Ta’ala:

وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ قَدِ اسْتَكْثَرْتُمْ مِنَ الإِنْسِ وَقَالَ أَوْلِيَاؤُهُمْ مِنَ الإِنْسِ رَبَّنَا اسْتَمْتَعَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ وَبَلَغْنَا أَجَلَنَا الَّذِي أَجَّلْتَ لَنَا قَالَ النَّارُ مَثْوَاكُمْ خَالِدِينَ فِيهَا إِلا مَا شَاءَ اللَّهُ

“Dan (ingatlah) hari di waktu Allah menghimpunkan mereka semuanya (manusia dan jin), (dan Allah berfirman) : “Hai golongan jin (setan), sesungguhnya kamu telah banyak (menyesatkan) manusia,” lalu berkatalah kawan-kawan mereka dari golongan manusia : “Ya Rabb kami, sesungguhnya sebagian dari kami (manusia) telah mendapat kesenangan dari sebagian yang lain (jin) dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami”. Allah berfirman : “Neraka itulah tempat tinggal kamu semua, sedang kamu semua kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain)” (QS. Shad: 55).

Dan mengambil upah dari perbuatan ini hukumnya haram. Penyakit yang disebabkan jin atau penyakit lainnya diobati dengan Al Qur’an atau pengobatan yang syar’i atau pengobatan yang mubah, melalui orang yang terpercaya yang memiliki aqidah yang lurus.

Sumber: https://muslim.or.id/26131-bolehkah-meminta-bantuan-jin.html/

https://t.me/fawaid_kangaswad

Sunday, December 5, 2021

Syirik Sumber Petaka


*السلام عليكم ورحمة اللّٰه وبركاته*

*Telegram :*

https://t.me/dakwahtauhid_dan_sunnah

*Ritual memberikan sejajen (tumbal) berupa makanan tertentu atau kepala kerbau pada gunung, laut, batu atau pohon bukanlah ajaran Islam, akan tetapi hal ini masih dilakukan oleh umat Islam itu sendiri. Yang menjadi masalah utama bahwa ritual seperti ini adalah kesyirikan yang merupakan larangan terbesar dalam Islam. Kesyirikan yang melanggar hak utama Rabb kita dan mendatangkan kemurkaan Allah yang bisa jadi datang berupa bencana atau ditahannya keberkahan dan kemakmuran pada penduduk tersebut.*

*Allah telah menegaskan dalam AL-Quran bahwa ibadah dan memberikan qurban hanya kepada Allah saja. Hal ini ditegaskan dalam surat Al-An’am ayat 162-163 dengan lanjutan ayat tersebut menegaskan bahwa terlarangnya kesyirikan dan penegasan tidak ada sekutu bagi Allah.*

*Allah berfirman,*

قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ

*“Katakanlah, ‘Sesungguhnya shalatku, sembelihanku (kurbanku), hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu baginya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).’” (Qs. al-An’aam: 162-163).*

*Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini bahwa termasuk orang musyrik yang menyembelih kepada selain Allah, beliau berkata:*

يأمره تعالى أن يخبر المشركين الذين يعبدون غير الله ويذبحون لغير اسمه ، أنه مخالف لهم في ذلك

*“Allah memberintahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam agar memberi tahu kepada orang-orang musyrik yang menyembah kepada selain Allah dan menyembelih dengan tidak menyebut nama Allah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyelisihi mereka (tidak sesuai dengan ajaran Islam).” (Tafsir Ibnu Katsir)*

*Semisal dengan hal ini yaitu menyembelih untuk selain Allah dengan menyebutkan nama pengunggu gunung atau penunggu laut kemudian kepala kerbau tersebut ditaruh di gunung, ditanam atau dihanyutkan ke laut.*

*Memberikan qurban seperti sesajen atau tumbal merupakan jenis ibadah. Hal ini hanya hak Allah semata dan hanya ditujukan kepada Allah saja. Perhatikan ada sebuah hadits yang menunjukkan seseorang masuk neraka hanya karena berqurban dengan seekor lalat saja. Padahal lalat itu ungkapan seseuatu yang sangat tidak berharga. Maka bagaimana apabila qurban dengan yang jauh lebih berharga dari lalat seperti sapi atau kerbau? Perhatikan hadits berikut.*

*Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,*

ﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﺭَﺟُﻞٌ ﻓِﻲْ ﺫُﺑَﺎﺏٍ , ﻭَﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭَ ﺭَﺟُﻞٌ ﻓِﻲْ ﺫُﺑَﺎﺏٍ، ﻗَﺎﻟُﻮْﺍ : ﻭَﻛَﻴْﻒَ ﺫَﻟِﻚَ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﻣَﺮَّ ﺭَﺟُﻼَﻥِ ﻋَﻠَﻰ ﻗَﻮْﻡٍ ﻟَﻬُﻢْ ﺻَﻨَﻢٌ ﻻَ ﻳَﺠُﻮْﺯُﻩُ ﺃَﺣَﺪٌ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﻘَﺮِّﺏَ ﻟَﻪُ ﺷَﻴْﺌًﺎ، ﻓَﻘَﺎﻟُﻮْﺍ ﻷَﺣَﺪِﻫِﻤَﺎ : ﻗَﺮِّﺏْ، ﻗَﺎﻝَ : ﻟَﻴْﺲَ ﻋِﻨْﺪِﻱْ ﺷَﻲْﺀٌ ﺃُﻗَﺮِّﺏُ، ﻗَﺎﻟُﻮْﺍ ﻟَﻪُ : ﻗَﺮِّﺏْ ﻭَﻟَﻮْ ﺫُﺑَﺎﺑًﺎ، ﻓَﻘَﺮَّﺏَ ﺫُﺑَﺎﺑًﺎ ﻓَﺨَﻠُّﻮْﺍ ﺳَﺒِﻴْﻠَﻪُ ﻓَﺪَﺧَﻞَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭَ، ﻭَﻗَﺎﻟُﻮْﺍ ﻟِﻶﺧَﺮِ : ﻗَﺮِّﺏْ، ﻓَﻘَﺎﻝَ : ﻣَﺎ ﻛُﻨْﺖُ ﻷُﻗَﺮِّﺏَ ﻷﺣَﺪٍ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﺩُﻭْﻥَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻓَﻀَﺮَﺑُﻮْﺍ ﻋُﻨُﻘَﻪُ ﻓَﺪَﺧَﻞَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ

*“Ada seseorang yang masuk surga karena seekor lalat dan ada yang masuk neraka karena seekor lalat pula.”*

*Para sahabat bertanya:* *“Bagaimana itu bisa terjadi ya Rasulullah?*

*Rasul menjawab: “Ada dua orang berjalan melewati sebuah kaum yang memiliki berhala, yang mana tidak boleh seorangpun melewatinya kecuali dengan mempersembahkan sesuatu untuknya terlebih dahulu, maka mereka berkata kepada salah satu di antara kedua orang tadi: “Persembahkanlah sesuatu untuknya!” Ia menjawab: “Saya tidak mempunyai apapun yang akan saya persembahkan”, mereka berkata lagi: “Persembahkan untuknya walaupun seekor lalat!” Maka iapun mempersembahkan untuknya seekor lalat, maka mereka membiarkan ia untuk meneruskan perjalanannya, dan iapun masuk ke dalam neraka.

Kemudian mereka berkata lagi kepada seseorang yang lain: “Persembahkalah untuknya sesuatu!” Ia menjawab: “Aku tidak akan mempersembahkan sesuatu apapun untuk selain Allah, maka merekapun memenggal lehernya, dan iapun masuk ke dalam surga” (HR. Ahmad).*

*Baca juga: Memahami Hakikat Kesyirikan pada Zaman Jahiliyyah*

*Yang namanya kesyirikan berupa sesajen itu tidak boleh, meskipun dianggap remeh dengan hanya sesekor lalat. Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid menjelaskan,*

تدل ﻋﻠﻰ ﺃﻧﻪ ﻟﻢ ﻳﺴﺘﻌﻈﻢ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺸﺮﻙ، ﻭﻟﻢ ﻳﻨﻜﺮﻩ ﺑﻘﻠﺒﻪ، ﺑﻞ ﻓﻌﻠﻪ ﻭﻫﻮ ﺭﺍﺽ ﺑﻪ، ﻭﻣﺜﻞ ﻫﺬﺍ ﻻ ﺷﻚ ﺃﻧﻪ ﻳﻜﻔﺮ

*“Hal ini menunjukkan bahwa ia tidak menganggap besar perkara kesyirikan dan tidak mengingkari dalam hatinya, bahkan ia lakukan dengan ridha. Semisal ini tidak diragukan lagi telah kafir” (Fatwa Sual Wal Jawab no. 280192).*

*Cara beribadah sudah diatur oleh Allah dan disampaikan kepada Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tidak ada cara ibadah dengan memberikan makanan atau sesaji untuk Allah. Allah tidak butuh diberi makan, tetapi Allah lah yang memberi makan dan rezeki seluruh makhluk. Perhatikan ayat berikut.*

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُون

*“Dan tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah kepadaku. Tidaklah Aku menginginkan rezeki dari mereka dan Aku tidak mengharapkan mereka memberi makan kepada-Ku” (Adz-Dzaariyaat 56-57)*

*Memberikan sesajen berupa makanan atau kepala kerbau bertentangan juga dengan akal sehat manusia. Lebih baik makanan tersebut dimakan oleh manusia atau disedekahkan kepada manusia yang lebih membutuhkan, sedangkan di gunung, tanah atau laut, makanan tersebut akan sia-sia dan membusuk.*

*Yang lebih menjadi perhatian kita bahwa ritual sesajen ini merupakan syirik akbar yang ancamanya sangat besar yaitu diharamkan surga dan tempat kembalinya adalah neraka.*

*Allah Ta’ala berfirman,*

إِنَّهُ ُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

*“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun.” (QS. Al Maidah: 72).*

*Dan dosa kesyirikan itu tidak akan Allah ampuni apabila pelakunya meninggal dan belum bertaubat.*

*Allah Ta’ala berfirman,*

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا

*“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An Nisa’: 48).*

*✍Hakimy Manil*

*Demikianlah faedah yang ringkas ini semoga bermanfaat bagi kita semua.*

*Selamat beraktivitas*

*Semoga apa2 yg kita lakukan bisa bernilai ibadah di sisi Allah ﷻ*


Sunday, November 28, 2021

CONTOH SMS DAN CHAT YANG PELAKUNYA DIKHAWATIRKAN JATUH KEPADA KESYIRIKAN


Akhir-akhir ini kembali beredar pesan SMS dan chat berantai yang terindikasi mengandung kesyirikan. Atau dikhawatirkan akan jatuh kepada perbuatan kesyirikan

Penyebabnya adalah karena pembuat dan yang menyebarkannya dengan sengaja telah menentukan sendiri qada' dan qadar

Menetapkan ganjaran pahala bagi yang melaksanakan anjurannya serta hukuman dan dosa bagi yang melanggar atau mengingkarinya.

Padahal tidak ada keterangan dari Allah ﷻ dan Rasulullah ﷺ.

Kaum muslimin sepakat_. bahwa semua itu adalah hak Allah ﷻ semata.

BEBERAPA CONTOH PESAN SMS DAN CHAT YG BERBAU KESYIRIKAN :

🚫🚫🚫🚫🚫🚫🚫

1."Siapa yang tidak mengirim pesan SMS atau Chat ini, akan ditimpa musibah".

2."Siapa yang kirim SMS atau Chat ini dalam waktu dua jam orang yang tersayang akan datang ke rumah anda".

3. "Siapa yang mengabaikan pesan SMS atau Chat ini, anda akan kehilangan orang yang tersayang".

4. "Siapa yang mengirimkan pesan SMS atau Chat ini kepada 4 orang, dalam masa 4 jam, anda akan mendapat rezeki yang melimpah ruah".

5. "Kirimkan pesan SMS atau Chat ini minimal 12 orang, anda akan mendapat berita yang baik dalam masa 2 jam"

Dan masih banyak lagi  contoh lainnya

Semua pesan SMS atau Chat berantai seperti ini perlu diabaikan. Wajib ditinggalkan dan tidak dipedulikan. Demikian pula tidak mempercayai janji dan atau ancaman yang disebutkan di dalamnya.

Manusia tak layak menjatuhkan sesuatu hukum ke atas sesama manusia melainkan atas sebab tertentu .

Teguran untuk semua sahabat dan rekan-rekan. Perlu diingatkan kepada ummat Islam bahwa SMS atau Chat berantai seperti ini adalah HARAM !! Pelakunya dikhawatirkan jatuh kepada kesyirikan.

ANCAMAN KEPADA PELAKU KESYIRIKAN

اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰ لِكَ لِمَنْ يَّشَآءُ ؕ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًاۢ بَعِيْدًا

"Allah tidak akan mengampuni dosa syirik (mempersekutukan Allah dengan sesuatu) dan Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa mempersekutukan  (sesuatu) dengan Allah, maka sungguh, dia telah tersesat jauh sekali".

[QS. An-Nisa': 116]

حُنَفَآءَ لِلّٰهِ غَيْرَ مُشْرِكِيْنَ بِهٖ ؕ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَكَاَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَآءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ اَوْ تَهْوِيْ بِهِ الرِّيْحُ فِيْ مَكَانٍ سَحِيْقٍ

"(Beribadahlah) dengan ikhlas kepada Allah tanpa menyekutukan-Nya. Barang siapa menyekutukan Allah, maka seakan-akan dia jatuh dari langit lalu disambar oleh burung atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh".

[QS. Al-Hajj: 31]

Seandainya kita pernah membuat atau menyebarkan sms dan atau chat berantai maka minta ampunlah kepada Allah Taala.... Takut nanti menjadi dosa jariyah sepanjang masa....?!

والله أعلم بالصواب

✨ *Penulis Tidak Ingin Di Kenal.*

Saturday, March 6, 2021

Kesyirikan pada Jimat dan Rajah

 *بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ*

Masyarakat kita masih banyak yang mencampuradukkan antara klenik dan akidah. Jimat lainnya, ada yang berupa penglaris dagang dan untuk menambah kesaktian. Jimat yang berupa tulisan disebut dengan rajah. Tulisan berikut akan memberikan contoh berbagai macam jimat dan rajah, serta membuktikan pula kesyirikan benda-benda tersebut.

▪️ *Mengenal Tamimah*

Tamimah pada asalnya digunakan untuk mencegah ‘ain, yaitu pandangan dari mata hasad (dengki). Dengan pandangan yang hasad, seorang anak bisa menangis terus menerus, atau lumpuh atau terkena penyakit. Untuk melindungi anak kecil dari penyakit ‘ain ini, di masa silam –zaman Jahiliyah- digunakanlah tamimah, yang bentuk pluralnya tamaa-im. Ketika  Islam datang, tamimah atau jimat semacam ini dihapus (Lihat Fathul Majid, 131).

Namun tamimah beralih digunakan lebih umum yaitu pada segala sesuatu yang digantung untuk mencegah ‘ain atau lainnya, baik berupa gelang, kalung, benang, atau ikatan. Ini semua disebut tamimah. Nah, kalau di sekitar kita, jimat dan rajah dengan berbagai macam bentuknya dengan berbagai macam penggunaan, itulah yang termasuk dalam tamimah.

Di sekeliling kita, tamimah dapat berupa keris untuk melindungi rumah misalnya, berupa benang pawitra untuk melindungi anak agar tidak terkena bahaya, dan berupa tulisan rajah yang dipasang di atas pintu masuk warung untuk melariskan dagangan.

Berikut contoh-contoh jimat dan rajah yang kami peroleh. Kadang jimat ini menjadi sarangnya jin, namun masih disimpan di rumah-rumah sebagai benda pusaka dan tujuan lainnya.

▪️ *Dalil Larangan Jimat dan Rajah*

Allah Ta’ala berfirman,

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ قُلْ أَفَرَأَيْتُمْ مَا تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ أَرَادَنِيَ اللَّهُ بِضُرٍّ هَلْ هُنَّ كَاشِفَاتُ ضُرِّهِ أَوْ أَرَادَنِي بِرَحْمَةٍ هَلْ هُنَّ مُمْسِكَاتُ رَحْمَتِهِ قُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ عَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ الْمُتَوَكِّلُونَ

“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?”, niscaya mereka menjawab: “Allah”. Katakanlah: “Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya?. Katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku”. Kepada-Nya-lah bertawakkal orang-orang yang berserah diri.” (QS. Az Zumar: 38)

Syaikh ‘Abdurrahman bin Hasan Alu Syaikh rahimahullah –penulis Fathul Majid- berkata, “Ayat ini dan semisalnya adalah dalil yang menunjukkan tidak bolehnya menggantungkan hati kepada selain Allah ketika ingin meraih manfaat atau menolak bahaya. Ketergantungan hati kepada selain Allah dalam hal itu termasuk kesyirikan“ (Fathul Majid, 127-128).

Jimat dan rajah termasuk yang dimaksudkan dalam ayat yang mulia ini. Karena orang yang memakai jimat dan memasang rajah di dinding dan tempat lainnya, bermaksud untuk mendatangkan manfaat –seperti dagangannya laris atau agar penyakitnya sembuh- atau ingin menolak mudhorot (bahaya) –seperti menolak ‘ain (mata dengki) atau menolak wabah penyakit-.

Dari ‘Imron bin Hushain radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- أَبْصَرَ عَلَى عَضُدِ رَجُلٍ حَلْقَةً أُرَاهُ قَالَ مِنْ صُفْرٍ فَقَالَ « وَيْحَكَ مَا هَذِهِ ». قَالَ مِنَ الْوَاهِنَةِ قَالَ « أَمَا إِنَّهَا لاَ تَزِيدُكَ إِلاَّ وَهْناً انْبِذْهَا عَنْكَ فَإِنَّكَ لَوْ مِتَّ وَهِىَ عَلَيْكَ مَا أَفْلَحْتَ أَبَداً

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat di lengan seorang pria gelang yang dinampakkan padanya. Pria tersebut berkata bahwa gelang itu terbuat dari kuningan. Lalu beliau berkata, “Untuk apa engkau memakainya?” Pria tadi menjawab, “(Ini dipasang untuk mencegah dari) wahinah (penyakit yang ada di lengan atas). Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda, “Gelang tadi malah membuatmu semakin lemah. Buanglah! Seandainya engkau mati dalam keadaan masih mengenakan gelang tersebut, engkau tidak akan beruntung selamanya.” (HR. Ahmad 4: 445 dan Ibnu Majah no. 3531).

Al Hakim mengatakan, “Kebanyakan guru kami berpendapat bahwa Hasan Al Bashri mendengar hadits ini langsung dari ‘Imron (Lihat Fathul Majid, 128). Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz termasuk  ulama yang menyatakan bahwa sanad hadits ini jayyid, artinya tidak bermasalah (Fatawa Nur ‘ala Darb, 1: 383). Ulama lain mengatakan bahwa Al Hasan Al Bashri tidak mendengar hadits ini langsung dari ‘Imron, sehingga sanad hadits ini inqitho’ (terputus). Inilah pendapat Ibnu Ma’in, Ibnu Abi Hatim dan Ahmad. Oleh karenanya, hadits ini lemah, walaupun maknanya shahih (Lihat Syarh Kitabit Tauhid, 54). Yang mendho’ifkan hadits ini adalah Syaikh Syu’aib Al Arnauth dalam tahqiq Musnad Imam Ahmad dan Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Adh Dho’ifah no. 1029.

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَعَلَّقَ تَمِيمَةً فَلاَ أَتَمَّ اللَّهُ لَهُ وَمَنْ تَعَلَّقَ وَدَعَةً فَلاَ وَدَعَ اللَّهُ لَهُ

“Barangsiapa yang menggantungkan (hati) pada tamimah (jimat), maka Allah tidak akan menyelesaikan urusannya. Barangsiapa yang menggantungkan (hati) pada kerang (untuk mencegah dari ‘ain, yaitu mata hasad atau iri, pen), maka Allah tidak akan memberikan kepadanya jaminan” (HR. Ahmad 4: 154. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan –dilihat dari jalur lain-).

Dalam riwayat lain disebutkan,

مَنْ عَلَّقَ تَمِيمَةً فَقَدْ أَشْرَكَ

“Barangsiapa yang menggantungkan tamimah (jimat), maka ia telah berbuat syirik” (HR. Ahmad 4: 156. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini qowiy atau kuat. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih sebagaimana dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 492).

Dalam tafsir Ibnu Abi Hatim (43: 179), dari Hudzaifah, di mana ia pernah melihat seseorang memakai benang untuk mencegah demam, kemudian ia memotongnya. Lantas Hudzaifah membacakan firman Allah Ta’ala,

وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلَّا وَهُمْ مُشْرِكُونَ

“Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain).” (QS. Yusuf: 106)

Begitu pula Waki’  pernah meriwayatkan dari Hudzaifah. Beliau pernah mengunjungi orang sakit. Lantas beliau melihat-lihat di lengan atas orang sakit tersebut dan mendapati benang. Hudzaifah pun bertanya, “Apa ini?” “Ini adalah sesuatu yang bisa menjagaku dari rasa sakit tersebut”, jawab orang sakit tadi. Lantas Hudzaifah pun memotong benang tadi. Lantas Hudzaifah berkata, “Seandainya engkau mati dalam keadaan engkau masih mengenakan benang ini, aku tidak akan menyolatkanmu” (Fathul Majid, 132).

Lihatlah bagaimana sikap keras para sahabat bagi orang yang mengenakan jimat untuk melindungi dirinya dari sakit, dalam rangka meraih maslahat. Jimat tersebut sampai dipotong, walau tidak diizinikan. Dalam penjelesan di atas menunjukkan bahwa seseorang bisa berdalil dengan ayat yang menjelaskan tentang syirik akbar (besar) untuk maksud menjelaskan syirik ashgor (kecil) karena kedua-duanya sama-sama syirik (Lihat Fathul Majid, 132).

▪️ *Jimat Benarkah Sebab yang Dibolehkan?*

Orang yang memakai jimat jelas telah terjerumus dalam kesyirikan walau ia menyatakan bahwa jimat atau rajah hanyalah sebagai perantara atau sebab saja. Ia jelas keliru karena mengambil sebab yang tidak diperkenankan dan tidak terbukti secara syar’i dituntunkan atau secara eksperimen ilmiah benar-benar terbukti ampuhnya.

Berbeda halnya jika kita sakit, lalu kita meminum obat. Obat ini sudah terbukti secara eksperimen akan keampuhannya. Hal ini jauh berbeda dengan jimat dan rajah. Masa’ dengan memasang rambut dan tulang, bisa langsung menangkal musibah? Apa buktinya? Apa sudah pernah diuji kelayakannya di laboratorium atau lewat berbagai eksperimen? Itulah mengapa memakai jimat sebagai perantara atau sebab semata, sedangkan yakin Allah yang beri maslahat dan menolak mudhorot (bahaya) tetap masuk dalam kategori syirik. Lihat saja contoh-contoh yang dikisahkan dalam beberapa hadits di atas yang menjadikan benang, ikatan atau gelang supaya terhindar dari penyakit atau ‘ain. Itu pun tetap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam larang dan menyuruh disingkirkan atau dibuang. Demikian halnya perlakuan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam nantinya pada jimat penglaris dagang, jimat penolak ‘ain, jimat benang yang dikenal di kalangan orang jawa dengan ‘benang pawitra’ (untuk melindungi anak dari bahaya), semua akan diperintahkan untuk dibuang dan disingkirkan karena yang memakainya bermaksud mengambil sebab sebagai perantara padahal tidak terbukti secara syar’i, juga tidak terbukti secara eksperimen ilmiah.

Jadi intinya di sini dalam mengambil sebab untuk meraih manfaat atau menolak mudhorot (bahaya) harus memenuhi dua syarat:

◉ Sebab tersebut terbukti secara syar’i, ditunjukkan dalam dalil atau terbukti lewat eksperimen ilmiah.

◉ Ketergantungan hati hanyalah pada Allah, bukan pada sebab. Semisal orang yang mengambil sebab untuk sembuhnya penyakit dengan meminum obat, maka hatinya harus bergantung pada Allah, bukan pada obat, bukan pula pada ‘Pak Dokter’.

◉ Harus yakin bahwa ampuhnya suatu sebab adalah dengan takdir atau ketentuan Allah. (Faedah dari guru kami –Ustadz Abu Isa hafizhohullah– dalam kajian Kitab Tauhid)

▪️ *Apakah Memakai Jimat Termasuk Syirik?*

Memakai jimat memang termasuk kesyirikan, namun apakah termasuk syirik akbar ataukah syirik ashgor? Di sini para ulama memberikan rincian sebagai berikut:

◉ Jika yakin bahwa tamimah atau jimat bisa mendatangkan manfaat dan menolak bahaya (mudhorot), maka ini termasuk syirik akbar. Karena yang mendatangkan manfaat dan bisa menolak bahaya hanyalah Allah, bukanlah jimat.

◉ Jika yakin bahwa jimat hanyalah sebagai sebab untuk penyembuhan –misalnya-, maka ini termasuk syirik ashgor. Demikianlah keyakinan kebanyakan orang yang memakai jimat pada umumnya. (Lihat Syarh Kitabit Tauhid, 55)

Walaupun jimat dikatakan syirik ashgor (kecil), namun syirik tetap lebih parah dari dosa besar. Dan kita tetap harus waspada dari dosa syirik tersebut walaupun kecil karena Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS An Nisa: 48)

Dan waspadalah dengan kesyirikan karena syirik itu sangat samar dari jejak semut di atas batu hitam di tengah kegelapan malam.

▪️ *Menggantungkan Hati pada Jimat*

Mengapa dalam menyelesaikan masalah, ingin lepas dari musibah, ingin menangkal diri dari berbagai penyakit, seseorang malah mencari selain Allah sebagai tempat mengadu. Padahal Allah-lah yang Maha Mencukupi, Allah-lah yang Ghoni, Yang Maha Kaya dan Mencukupi segalanya. Sungguh aneh, sebagian kita malah bergantung pada makhluk yang lemah, pada jimat yang bisa saja rusak dan punah, padahal ada Allah yang selalu mengawasi dan selalu menolong kita.

Dalam hadits ‘Abdullah bin ‘Ukaim, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَعَلَّقَ شَيْئًا وُكِلَ إِلَيْهِ

“Barangsiapa menggantung hati pada sesuatu, urusannya akan diserahkan padanya” (HR. Tirmidzi no. 2072 dan Ahmad 4: 310. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan). Barangsiapa menggantungkan hatinya pada jimat dan rajah, maka Allah akan menyerahkan urusan orang tersebut pada benda-benda tadi dan Allah akan menghinakannya. Beda halnya jika Allah yang dijadikan tempat bergantung. Jika seseorang bergantung pada Allah, maka urusannya akan diselesaikan oleh Allah, yang sulit akan menjadi mudah, dan yang jauh akan didekatkan. Jika Allah yang menjadi sandaran, maka sebagaimana disebutkan dalam ayat,

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath Tholaq: 3). (Lihat Fathul Majid, 138)

▪️ *Tawakkal, Itu Kunci Kemudahan*

Bersandarnya hati Allah diikuti dengan melakukan sebab yang benar, itulah tawakkal dan itulah jalan meraih berbagi kemudahan dan kecukupan. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا  وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath Tholaq: 2-3)

Ibnu Jarir Ath Thobari rahimahullah ketika menjelaskan surat Ath Tholaq ayat 3 mengatakan, “Barangsiapa yang bertakwa pada Allah dengan menjalankan perintah-Nya dan menyandarkan hatinya pada-Nya, maka Allah akan memberi kecukupan bagi-Nya.” (Tafsir Ath Thobari, 23: 46)

Syaikh As Sa’di rahimahullah menjelaskan, “Barangsiapa yang menyandarkan diri pada Allah dalam urusan dunia maupun agama untuk meraih manfaat dan terlepas dari kemudhorotan (bahaya), dan ia pun menyerahkan urusannya pada Allah, maka Allah yang akan mencukupi urusannya. Jika urusan tersebut diserahkan pada Allah Yang Maha Mencukupi (Al Ghoni), Yang Maha Kuat (Al Qowi), Yang Maha Perkasa (Al ‘Aziz) dan Maha Penyayang (Ar Rohim), maka hasilnya pun akan baik dari cara-cara lain. Namun kadang hasil tidak datang saat itu juga, namun diakhirkan sesuai dengan waktu yang pas.” (Taisir Al Karimir Rahman). Masya Allah suatu keutamaan yang sangat luar biasa sekali dari orang yang bertawakkal

Semoga bermanfaat,

Baca Juga : Artikel Terbaru Kami Disini : 

Rasulullooh Juga Berdagang

Cara Mengatasi Pandemi 

Belajar Al Qur'an Dengan Metode Ummi (jilid 3 )

Buku-buku Penuh Manfaat dan Hikmah

Kisah Nabi Ismail as dan Telaga Zam-Zam

Manusia - Manusia Lemah

Carilah Sahabat Seperti ini

Sebab Sempit Hati

Wanita Wajib Izin Suami Saat Akan Keluar Rumah

Kisah Nabi Luth as.

Balasan Penyebar Aib

Istighfar/Doa Anak 

Pendidikan Agama Anak

Lunasi Hutang Dengan Kesederhanaan

Tiga Kamus Bahasa Tentang Pekerjaan

Perhiasan dalam Tiga Bahasa

Tiga Bahasa Untuk Warna dan Busana

Tiga Bahasa Untuk Perkakas dan Elektronik

Tiga Bahasa Bab Sekolahan

Meskipun Sakit, Pahala Tetap Mengalir

Hak Istri Dalam Rumah Tangga

Perdebatan Nabi Ibrahim dan Raja Namrud

Mendo'akan Orang Tua

Utusan Setan

Bertaubat, Setiap Dosa Akan di Ampuni

Perbanyak Doa Untuk Melunasi Hutang

Ciri Suami Pembawa Rejeki

Tiga Bahasa Tentang Organ Tubuh

Perilaku yang Sesuai Surat Yunus

Tiga Bahasa Tentang Hari dan Bulan

Cara Melindungi Akun Whatsapp

Menghidupkan Sunnah

Infak dan Sedekah

Kandungan Surat Az zumar dan Surat At taubah

Kandungan Surat An nisa dan Al maidah

Lailatul Qadar

Mengatasi Malas Menuntut Ilmu

Sholat Taubat

Sunnah yang Terlupakan

Menyembunyikan Kebaikan

Hakikat Dunia

Hukum memakai Hijab dalam pandangan 4 Mazhab

Panduan Shalat Tahajud

Meminta Izin dan Mengucapkan Salam

Seputar Syirik

Mata Cerminan Hati

Sakit Adalah Ujian, Cobaan, dan Takdir

Islam Telah Sempurna 

Beriman Kepada Nabi Muhammad

Melihat Kebawah Dalam Urusan Dunia

Doa Memohon Anak Yang Shalih

Sakit manghapuskan dosa-dosa kita

Ibu, Ibu, Ibu, Bapak

#griyakajiansunnah

Yuk share...

Silahkan di share atau simpan link ini, sehingga  link bisa dibagikan setiap harinya.

Jazakallah Khairan.

Wednesday, January 13, 2021

Larangan Syirik

Kita telah mengetahui bahwasanya AI-Qur'an dan Al-Hadits merupakan petunjuk serta pedoman hidup bagi orang-orang yang beriman. Oleh karena itu apa saja yang diperintahkan oleh Alloh Ta'ala dan Rosul-Ny sebagaimana yang terdapat di dalam Al-Quran dan Al-Hadits kita kerjakan, dan apa saja yang dilarang oleh Alloh dan Rosul-Nya, sebagaimana yang terdapat di dalam AI-Quran dan Al-Hadits maka kittinggalkan. 

 Di antara perkara yang dilarang oleh Alloh Ta'ala dan Rasul-Nya       yaitu; Larangan berbuat syirik.

Syirik merupakan perbuatan atau keyakinan menyekutukan Allah dengan makhluk-Nya.  Padahal di dalam AI-Quran Alloh Ta'ala berfirman yang artinya, 

 "Sembahlah Alloh dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun."

[QS An-Nisaa (4)  36]

Dengan demikian syirik adalah mutlak harus ditinggalkan, jenis apapun itu wajib kita tinggalkan sehingga terhindar dari siksa api neraka.

Semoga bermanfaat.

Baca Juga : Artikel Terbaru Kami Disini : 

Rasulullooh Juga Berdagang

Kisah Nabi Ismail as dan Telaga Zam-Zam

Kisah Nabi Luth as.

Lunasi Hutang Dengan Kesederhanaan

Tiga Kamus Bahasa Tentang Pekerjaan

Perhiasan dalam Tiga Bahasa

Tiga Bahasa Untuk Warna dan Busana

Tiga Bahasa Untuk Perkakas dan Elektronik

Tiga Bahasa Bab Sekolahan

Hak Istri Dalam Rumah Tangga

Perdebatan Nabi Ibrahim dan Raja Namrud

Mendo'akan Orang Tua

Bertaubat, Setiap Dosa Akan di Ampuni

Perbanyak Doa Untuk Melunasi Hutang

Ciri Suami Pembawa Rejeki

Tiga Bahasa Tentang Organ Tubuh

Perilaku yang Sesuai Surat Yunus

Tiga Bahasa Tentang Hari dan Bulan

Cara Melindungi Akun Whatsapp

Menghidupkan Sunnah

Infak dan Sedekah

Kandungan Surat Az zumar dan Surat At taubah

Kandungan Surat An nisa dan Al maidah

Lailatul Qadar

Sholat Taubat

Menyembunyikan Kebaikan

Seputar Syirik

Beriman Kepada Nabi Muhammad

Melihat Kebawah Dalam Urusan Dunia

#griyakajiansunnah