Skip to main content

HIMBAUAN WALISANTRI

 9 HIMBAUAN UNTUK WALISANTRI :

1. Jika di pesantren putra-putri kita mengadu ini itu, kita cukup dengarkan saja lalu kita pasrahkan segalanya kepada Allah, berdoalah agar Allah kuatkan dan Allah berikan penjagaan terbaiknya.

2. Tidak semua yg diceritakan itu benar. Tabayyunlah, klarifikasilah. Mungkin ada benar nya namun seringkali dilebih-lebihkan

3. Tahun pertama mondok sangat wajar tidak betah atau kadang betah namun belum goyah, jadi tolong kuatkan dan yakinkan hati Ananda

4. Seringkali karena ingin dimaklumi kalau putra-putri kita tidak betah, maka dibuatlah aduan demi aduan, keluhan demi keluhan. Supaya orang tua nya memaklumi dirinya kalau harus berhenti pesantren

5. Anak yang dimanja dg dimaklumi keluhannya tentang kekurangan pesantrennya, jangan heran apabila anak itu akan menuntut untuk selalu dimaklumi dalam segala hal di kehidupan bermasyarakatnya nanti.

6. Anak yang tidak betah cenderung akan melakukan segala cara agar orang tua nya mengikhlaskannya berhenti mondok, termasuk dg menjelek-jelekkan pesantrennya. Klarifikasilah baik-baik. 

7. Tidak ada pesantren yg sempurna, justru kesempurnaan dapat terwujud dari kelapangan hati para walisantri untuk bersabar dan menteladankan kesabaran kpd anak-anaknya.

8. Semua santri dengan segala keterbatasannya tetaplah santri. Mereka masuk pesantren karena ingin memperbaiki diri, begitupun anak kita. Maka dukunglah dg tidak terlalu membesar-besarkan keluhan anak kita. Anggap sebagai pelajaran yg menguatkan anak-anak kita agar mereka menjadi pribadi yg kuat untuk menjadi pemimpin di masyarakat yg mampu menaklukkan berbagai rintangan kelak.

9. Mari sadari bahwa tidak ada keberhasilan kecuali setelah melalui berbagai kesusahan dan kesulitan.

Ketahuilah bahwa Para ulama yg sukses hari ini, adalah santri yg pernah susah di masa lalu

Orang sukses hari ini adalah mereka yang ditempa pendidikan yang sulit oleh orang tua nya di masa lalu* dan *Orang yg gagal hari ini adalah mereka yang dimanja dg berbagi kemudahan oleh orang tua nya di masa lalu

Bismillah.. Yakin pada Allah dan percayakan saja semua pada pesantren putra-putri kita.. Dan bersiaplah kelak kita menangis bahagia karena melihat kesuksesan putra-putri kita, lalu saat itu kita sadar bahwa keputusannya dahulu untuk mempertahankan putra-putrinya di pesantren, itu adalah keputusan yg sungguh tepat.

Hormat Kami,

Ttd

Pengasuh Santri

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.