Skip to main content

Posts

Ilmu Sanad, Tradisi Istimewa Sejarah Islam

Ilmu sanad adalah sebuah tradisi ilmiah yang hanya dimiliki oleh umat Islam. Tidak ada umat, dari agama dan ras manapun yang memiliki tradisi ilmiah ini. Ahli hadits menyusun rumusan keilmuan ini dengan kaidah-kaidah detil yang mengagumkan. Isnad atau sanad adalah silsilah nama-nama perawi (pewarta) yang membawakan suatu berita tentang hadits Nabi ﷺ atau kejadian-kejadian sejarah. Dinamakan sanad, karena para penghafal menjadikannya acuan dalam menilai kualitas suatu berita atau ucapan. Apakah ucapan tersebut shahih (valid) atau dha’if (tidak valid). Dalam tradisi Islam sejarah Islam, kita harus membaca sejarah sebagaimana halnya membaca hadits-hadits Rasulullah ﷺ. Tidak mungkin riwayat dari Rasulullah ﷺ diketahui benar atau tidaknya tanpa melalui proses penelitian sanad (silsilah pewarta) dan matannya (teks berita). Para ulama kita memperhatikan nama-nama periwayat dan redaksi ucapan yang mereka riwayatkan. Mereka mengumpulkan setiap redaksi hadits yang diriwayatkan oleh perawi, memil

Al-Quran itu Kalamullah

 By Muhammad Abduh Tuasikal, MSc  Kali ini kita akan membahas salah satu akidah yang mesti diyakini yaitu Al-Qur’an bukanlah makhluk, Al-Qur’an itu kalamullah. Ini adalah prinsip akidah dasar agar benar dalam memahami Al-Qur’an. Imam Al-Muzani rahimahullah berkata, وَالقُرْآنُ كَلاَمُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَمِنْ لَدُنْهُ وَلَيْسَ بِمَخْلُوْقٍ فَيَبِيْدُ “Al-Qur’an itu kalamullah (firman Allah ‘azza wa jalla), berasal dari sisi-Nya. Al-Qur’an itu bukanlah makhluk yang akan binasa.” *Al-Qur’an itu dari Sisi Allah* Maksud perkataan Imam Al-Muzani rahimahullah bahwa Allah itu berbicara dengan Al-Qur’an secara hakikat, dan Al-Qur’an itu berasal dari sisi Allah. Dalil yang menunjukkan hal di atas adalah firman Allah, الر ۚ كِتَابٌ أُحْكِمَتْ آيَاتُهُ ثُمَّ فُصِّلَتْ مِنْ لَدُنْ حَكِيمٍ خَبِيرٍ “Alif laam raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu.” (QS. Hud: 1) *Al-Qur

MENYADARI KADAR DIRI SENDIRI

Seringkali, yang membuat runyam hubungan mu’amalah kita dalam kehidupan bersosial adalah karena kita tidak tahu kadar diri kita sendiri. Sehingga, apa yang seharusnya kita lakukan, tidak kita lakukan. Sebaliknya, sesuatu yang di luar kapasitas diri kita, justru itu yang kita lakukan. 🔖 Seorang Imam dari generasi tabi’in yaitu Fudhail bin Iyadh rahimahullah pernah mengatakan : رَأْسُ الْأَدَبِ عِنْدَنَا أَنْ يَعْرِفَ الرَّجُلُ قَدْرَهُ _“Inti dari adab menurut kami adalah seorang tahu akan kadar dirinya sendiri.”_ (Hilyatu al-Auliya’: 10/168) 💬 Umar bin Abdul Aziz rahimahullah juga pernah mengatakan : رَحِمَ اللَّهُ امْرَأً عَرَفَ قَدْرَ نَفْسِهِ _“Allah merahmati seorang yang tahu akan kadar dirinya.”_ (Hilyah Auliya’ 5/306, Tafsir Al-Qurthubi, 12/ 302, QS. An-Nahl: 14) 🌳 Oleh sebab itu, milikilah sifat ini yaitu tahu kapasitas diri sendiri. Tengok pada diri kita lalu pahami kita ini ada dimana. Ibarat sebatang pohon, jika kita adalah dahan maka janganlah menjadi batang atau akar. J

Shalat Shubuh dan Shalat Isya Paling Berat Bagi Orang Munafik

By : Muhammad Abduh Tuasikal, MSc Dua shalat yang memiliki keutamaan yang besar adalah shalat Shubuh dan Shalat Isya.Dua shalat inilah yang terasa berat bagi orang-orang munafik. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا في العَتَمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوَاً “Seandainya mereka mengetahui keutamaan yang ada pada shala Isya’ dan shalat Shubuh, tentu mereka akan mendatanginya sambil merangkak.” (HR. Bukhari no. 615 dan Muslim no. 437) Juga dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, لَيْسَ صَلاَةٌ أثْقَلَ عَلَى المُنَافِقِينَ مِنْ صَلاَةِ الفَجْرِ وَالعِشَاءِ ، وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْواً “Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik selain dari shalat Shubuh dan shalat ‘Isya’. Seandainya mereka tahu keutamaan yang ada pada kedua shalat tersebut, tentu mereka akan mendatanginya walau sa

RAJIN IBADAH TAPI MASUK NERAKA

  RAJIN IBADAH TAPI MASUK NERAKA Apakah mungkin orang yang rajin Sholat. Bukan cuma sholat Wajib dan sholat sunat rawatib. Tapi juga sholat Duha, Sholat Tahajjud, Sholat Safar, dsb. Rajin puasa. Bukan cuma Ramadhan, tapi Syawal, puasa tengah bulan, Senin-Kamis, bahkan Puasa Daud (sehari puasa sehari buka). Kemudian rajin bayar zakat dan sedekah. Tapi di hari kiamat, ternyata pahalanya diambil Alloh dan diberikan kepada orang-orang yang dia zalimi. Orang-orang yang dia katai. Orang-orang yang dia hina. Saat pahalanya habis dan dosanya masih banyak karena dia menghina orang setiap hari. Memfitnah orang setiap hari, dsb, maka dosa orang-orang yang dia zalimi ditimpakan kepadanya Akhirnya walaupun amal ibadahnya banyak, bukannya masuk surga, malah masuk neraka. semoga kita terhindar dari hal seperti ini Kelak akan menimpa umatku penyakit umat-umat terdahulu yaitu penyakit sombong, kufur nikmat dan lupa daratan dalam memperoleh kenikmatan. Mereka berlomba mengumpulkan harta dan bermegah-meg

BOLEHKAH BUANG AIR KECIL [KENCING] BERDIRI

 F I Q I H    B E R S U C I Dijawab Oleh : Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani ☎ Pertanyaan : Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani ditanya : "Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam melarang buang air kecil sambil berdiri sebagaimana diriwayatkan oleh sayyidah Aisyah. Tetapi kemudian beliau buang air kecil sambil berdiri, bagaimana mengkompromikannya?" 📞 Jawaban : Riwayat bahwa beliau melarang kencing sambil berdiri tidak shahih. Baik riwayat Aisyah ataupun yang lain. 🔘Disebutkan dalam sunan Ibnu Majah dari hadits Umar, beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata : لاَ تَبُلْ قَائِمًا "Janganlah engkau kencing berdiri". Hadits ini lemah sekali. Adapun hadits Aisyah, yang disebut-sebut dalam pertanyaan tadi sama sekali tidak berisi larangan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam kencing sambil berdiri. Hadits tersebut hanya menyatakan bahwa Aisyah belum pernah melihat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam kencing sambil berdiri. 🎙Kata Aisy

Mengalah Dalam Debat yang Tidak Bermanfaat

dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK 15 Maret 2018  Maksud “mengalah” pada judul adalah segera meninggalkan debat kusir tersebut. Dunia internet dan media sosial merupakan sarana yang mudah untuk berdebat. Perlu diketahui bahwa berdebat khususnya debat kusir sangat merugikan apabila kita lakukan. Terutama di media sosial, walaupun kita sudah berniat berdiskusi dengan baik akan tetapi diskusi di internet dan media sosial tetap sangat sulit dilakukan. Mengalah dari debat kusir, karena “kita tidak akan bisa menang debat melawan orang yang bodoh dan tidak beradab“. Mengalah dalam debat, sebagaimana sebuah ungkapan: وما جادلني جاهلٌ إلا وغلبني “Tidaklah aku mendebat orang bodoh, pasti aku akan kalah” Berdebat (apalagi di media sosial) menimbulkan banyak kerugian: Pertama, Membuang-buang waktu yang berharga Waktu kita akan habis untuk berdebat kusir yang terkadang tidak ada ujungnya. Kedua, Mengeraskan hati karena sering sakit hati dan berniat membalas. Padahal tujuan dakwah adalah menasihati d