Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2020

HADITS-HADITS TENTANG MENUNAIKAN AMANAH

D iantara hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang kewajiban menjaga amanah dan ancaman dari meninggalkannya adalah sebagai berikut. Hadits Pertama  : عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ بَيْنَمَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي مَجْلِسٍ يُهَدَّثُ الْقَوْمَ جَاءَهُ أََعْرَابِيُّ فَقَالَ : مَتَى السَّاعَةُ؟ فَمَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحَدِّثُ فَقَالَ بَعْضُ الْقَوْمِ : سَمِعَ مَا قَالَ فَكَرِهَ مَ قَالَ وَ قَالَ بَعْضُهُمْ : بَلْ لَمْ يَسْمَعْ حَتَّى إِذَا قَضَى حَدِيثَهُ قَالَ : أَيْنَ أُرَاهُ السَّائِلُ عَنِ السَا عَة؟ قَالَ : هَا أَنا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ : فَإِذَاضُيِّعَتِ اْلأَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ قَالَ : كَيْفَ إِضَاعَتُهَا؟ قَالَ :إِذَا وُسِّدَ اْلأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ  Dari Abu Hurairah, ia berkata, “Ketika Nabi di suatu majelis berbicara kepada orang-orang, datanglah seorang Arab badui lantas berkata. ‘Kapan terjadinya Kiamat? Rasulullah terus berbicara, sebagian orang be

AYAT-AYAT MENGENAI KEWAJIBAN MENUNAIKAN AMANAH

Diantara ayat-ayat mengenai kewajiban menunaikan amanah dan larangan berkhianat adalah firman Allah Azza wa Jalla. إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ النَّاسِ أَن تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menunaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkannya dengan adil. Sesungguhnya Allah memberikan pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. [An-Nisa/4:58] Ibnu Katsir berkata dalam tafsir ayat ini, “Allah Ta’ala memberitakan bahwasanya Ia memerintahkan untuk menunaikan amanah-amanah kepada ahlinya. Di dalam hadits yang hasan dari Samurah bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. أَدِّاْلأَمَانَةَ إِلَى مَنِ ائْتَمَكَ وَلاَ تَخُنْ مَنْ خَانَكَ “Tunaikan aman

NAUNGAN ALLAAH BAGI AHLI SEDEKAH

Seorang muslim senantiasa khawatir akan nasibnya kelak di hari Kiamat atau hari Berbangkit. Sebab ia faham bahwa pada hari itu umat manusia akan dibangkitkan dan dikumpulkan di Padang Mahsyar sedangkan matahari berada sangat dekat dengan kepala setiap orang. Maka ketika itu setiap orang sangat ingin agar dirinya bisa bernaung di bawah suatu tempat bernaung agar dapat terhindar dari panasnya sengatan matahari. Rosululloh Muhammad ﷺ telah mengabarkan  bahwa naungan orang beriman di hari Kiamat sangat terkait dengan kebiasaannya mengeluarkan sedekah sewaktu hidupnya di dunia, sebagaimana dalam sabda beliau ﷺ : “Setiap orang berada di bawah naungan sedekahnya (pada hari Kiamat) hingga diputuskan di antara manusia atau ia berkata: “Ditetapkan hukuman di antara manusia.”  (HR Al-Baihaqi – Al-Hakim – Ibnu Khuzaimah) Sungguh beruntung orang beriman yang melazimkan dirinya setiap hari mengeluarkan sedekah sebagai bentuk investasi cerdas untuk melindungi dirinya di hari yang sungguh sangat meny

RESEP MEMBUKA PINTU REJEKI

Berbagai cara, dan kiat bisa jadi telah anda lakukan untuk bisa kaya raya, namun setiap kali anda berusaha keras membukanya, seakan anda bertambah miskin bukan bertambah kaya. Benarkah demikian sobat ? Saudaraku, sadarilah bahwa itu semua terjadi karena salah anda sendiri, andai anda membuka pintu kekayaan yang benar niscaya anda benar benar kaya raya. Anda mau aku tunjukkan di mana pintu tersebut ? Pintu itu adalah pintu akhirat. Lo kok bisa, mau kaya di dunia kok malah diajak membuka lintu akhirat, mana bisa jadi kaya ? Tenang sobat, bila anda sibuk mengetuk dan berupaya membuka pintu akhirat maka Allah-lah yang akan membukakan pintu dunia anda. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: من جعل الهموم هما واحدا هم آخرته ، كفاه الله هم دنياه ، ومن تشعبت به الهموم في أحوال الدنيا ، لم يبال الله في أي أوديتها هلك  “Siapapun yang menyatukan seluruh orientasinya pada urusan akhiratnya, niscaya Allah cukupi urusan dunianya. Adapun bila ia memecah orientasinya pada berbagai urusan d

TAK SEMUA HARAPAN HARUS MENJADI KENYATAAN

Abu Thoyib Al Mutanabi bersya’ir مَا كُلُّ مَا يَتَمَنَّى الْمَرْءُ يُدْركُهُ * تَجْري الرّيَاحٌ بمَا لَا تَشْتَهي السَّفَنُ Tidak setiap harapan seseorang harus ia dapatkan.. Terkadang angin berhembus menuju arah yang tak diinginkan perahu.. Ya.. Tak semua harapan harus menjadi kenyataan.. Terkadang kenyataan tak sesuai dengan harapan.. Namun ketika hati ridha dengan ketentuan Allah.. Maka itulah seindah indahnya harapan.. Keinginan yang terbaik adalah yang mengikuti apa yang diinginkan oleh Allah.. Walaupun terasa pahit dan getir. Namun hasilnya manis dan indah. Semoga Bermanfaat Baca Juga :  Artikel Terbaru  Kami  Disini

Nyali Seseorang Dalam Bersedekah

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata : ”Sedekah termasuk salah satu jenis peperangan. Orang yang penakut akan gemetar mengeluarkannya, sedangkan orang pemberani akan kokoh mengeluarkannya.”  (Majmu’ul fatawa, 14/95) Butuh keberanian yang besar bagi seseorang untuk memutuskan menyedekahkan hartanya. Karena pada hakikatnya, harta adalah suatu hal yang dicintai manusia. Sehingga hati akan terasa berat untuk melepaskannya. Tapi untuk orang-orang yang berani dan yakin kepada Allaah, mereka tidak akan pernah ragu untuk bersedekah. Mereka percaya bahwa sedekah adalah investasi dan pasti dibalas oleh Allaah, baik di dunia atau nanti di akhirat. Bagaimana dengan kita, Sahabat? Sudahkah kita memiliki nyali untuk bersedekah? Tidak apa-apa. Mulailah sedikit-sedikit, karena keberanian perlu diasah. Semoga Allaah mudahkan kita untuk terus berbuat Kebaikan. Aaamien Semoga Bermanfaat Baca Juga :  Artikel Terbaru  Kami  Disini

DOSA MENIMBULKAN PERMUSUHAN

Ibnu Taimiyah rohimahullah berkata: النَّاس إذا تعاونوا على الإثم و العدوان أبغض بعضهم بعضاً “Manusia bila saling tolong menolong dalam dosa dan permusuhan mereka pasti akan saling membenci satu sama lainnya..” (Majmu Fatawa 15/128) Karena dosa menimbulkan permusuhan.. Dan meretakkan persaudaraan.. Maka Allah memerintahkan kita untuk saling tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa.. Agar menutup celah setan.. Semoga Bermanfaat Baca Juga :  Artikel Terbaru  Kami  Disini

Tempat Shalat Sunah yang Paling Baik

Praktek Para Ulama Dulu para ulama lebih memilih shalat sunah di rumah dari pada di masjid. Al-Marudzi mengatakan, إن كثيرا من العلماء كانوا لا يتطوعون في المسجد “Kebanyakan para ulama, tidak mengerjakan shalat sunah di masjid” (Mukhtashar Qiyam Lail, hlm. 63). Imam Ibnu Qudamah rahimahullah hampir tidak pernah melakukan shalat sunah kecuali di rumahnya, dalam rangka mengikuti sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Dzail Thabaqat Hanabilah, 2/134. Dinukil dari Ma’alim fi Thariq Thalabil Ilmi, hlm. 138). Kecuali... Kemudian ada beberapa shalat sunah yang tidak mungkin dikerjakan di rumah atau tidak mungkin dikerjakan sendiri. Untuk shalat sunah semacam ini, paling afdhal jika dikerjakan di tempat yang sesuai. Misalnya: Tahiyatul masjid, hanya mungkin dikerjakan di masjid. Shalat id, paling afdhal dikerjakan di lapangan. Shalat gerhana, dikerjakan di masjid, dst. Allahu a’lam Semoga Bermanfaat Baca Juga :  Artikel Terbaru  Kami  Disini

SAAT ISTRIKU SUDAH TIDAK CANTIK DAN MENGGAIRAHKAN LAGI

Assalamu'alaikum, saham kaum muslimin berikut ini adalah tips agar kita senantiasa cinta dengan istri kita. 🌹 Suatu hari IMAM SYAFI’I kedatangan seorang Laki-laki, Suami.  Dia mengadu kepada IMAM SYAFI’I tentang istrinya yang sudah tak cantik, dan tak Menggairahkan lagi dipandangnya. Suami: “Wanita yang aku nikahi itu pertama kali cantik dan menggairahkan. Tapi kenapa skrg kecantikannya hilang, tidak menggairah-kan ?” Mendengar hal itu, Imam Syafi’i dgn tersenyum berkata : “Kamu ingin istrimu kembali lagi cantik, Menggairahkan ?” Suami: “Betul” Imam syafi’i: “Gampang.. tundukan pandanganmu dari seluruh wanita yang diharamkan selama sebulan !” Setelah mendengar nasihat tersebut, ia segera mematuhi apa yang disampaikan Imam Syafi’i. Sebulan kemudian Laki-laki tersebut bertemu kembali dgn Sang Imam. Imam syafi’i pun bertanya: “Bagaimana sekarang ?  Istrimu sudah kelihatan cantik ?” Suami: “Maa syaa Allah wahai imam, sungguh tak ada wanita cantik, menggairahkan selain istriku.” Imam s

BERSEDEKAHLAH WALAUPUN SEDIKIT

Dari Adiy bin Hatim, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi Wasallam bersabda: مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ سَيُكَلِّمُهُ اللّهُ، لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ تُرْجُمَانٌ، فَيَنْظُرُ أَيْمَنَ مِنْهُ فَلاَ يَرَى إِلاَّ مَا قَدَّمَ، وَيَنْظُرُ أَشْأَمَ مِنْهُ فَلاَ يَرَى إِلاَّ مَا قَدَّمَ، وَيَنْظُرُ بَيْنَ يَدَيْهِ فَلاَ يَرَى إِلاَّ النَّارَ تِلْقَاءَ وَجْهِهِ، فَاتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ “Tidak ada seorangpun dari kalian kecuali akan diajak berbicara oleh Allah tanpa penerjemah antara ia dengan Allah. Ia melihat ke kanan, tidak melihat kecuali amal yang telah ia lakukan. Ia melihat ke kiri, tidak melihat kecuali apa yang telah ia amalkan. Ia melihat ke depan, tidak melihat kecuali api Neraka di hadapannya.. Maka selamatkan diri kalian dari api neraka walaupun dengan bersedekah setengah kurma..” (HR Bukhari dan Muslim) Sedekah walaupun sedikit… Amat bermanfaat pada hari kiamat kelak Semoga Bermanfaat Baca Juga :  Artikel Terbaru  Kami  Disini

JIWA MUKMIN ITU MULIA

Fudhail bin Iyadh berkata: المؤمن يستر وينصح، والفاجر يهتك ويعير “Mukmin itu suka menutupi aib (saudaranya) dan memberi nasehat. Sedangkan orang fajir itu suka membuka aib dan memburuk burukkan..” (Jami’ul Ulum wal Hikam 1/224) Jiwa mukmin itu mulia.. Dan menyukai perbuatan yang mulia.. Bila melihat aib saudaranya, ia tutupi.. Dan memberi nasehat dengan cara yang indah.. Walaupun ia sedang kurang baik hubungannya dengannya.. Karena banyak orang yang mudah menutupi aib saudaranya saat cinta kepadanya.. Namun saat benci.. Amat mudah membongkar aib dan memburuk burukkannya..

Selamat

Berkata Syaikh Àbdullāh bin Àbdil Àzīz bin Hamadah Al Jibrīn : “Ikut andil bersama non-Muslim dalam perayaan hari-hari besar keagamaan mereka, seperti perayaan tahun baru Masehi, Natal, tidak boleh bagi seorang Muslim untuk bergabung atau ikut andil bersama non-Muslim dalam hari-hari besar keagamaan mereka itu berdasarkan ijma’ para Ulama’, karena hal tersebut teranggap sebagai bentuk persetujuan terhadap perbuatan mereka dan ridho denganya serta memberi bantuan kepada mereka dalam hal tersebut, padahal Allah Ta’ala telah berfirman : وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإثْمِ وَالْعُدْوَانِ “Dan jangan kalian tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”. (QS. Al Maidah: 3) Dan tidaklah diragukan lagi, ikut andil bersama mereka dalam perayaan hari-hari besar mereka yang batil lagi HARAM itu merupakan bentuk tolong-menolong dalam perbuatan dosa. Sebagaimana juga haram untuk memberi ucapan selamat kepada mereka untuk hari-hari besar tersebut berdasarkan ijma’ para Ulama’, HARAM juga untuk had

SEKEDAR IKUT GEMBIRA

Berkata Syaikhul Islām Ibnu Taimiyyah -rahimahullāh- : “Tidaklah dibolehkan bagi kaum Muslimin untuk meniru-niru mereka (non-Muslim; penj.) dalam suatu perkara pun dari yang merupakan kekhususan terkait dengan hari-hari raya mereka, baik pada makanan, pakaian atau bahkan mandi, tidaklah pula  menyalakan api unggun, tidaklah pula pada bathilnya kebiasaan-kebiasaan hidup ataupun peribadatan mereka, dan selainnya. Tidaklah boleh juga mengadakan jamuan makan, bagi-bagi hadiah ataupun menjual benda-benda untuk perkara-perkara itu atau yang bisa membantu terwujudnya perkara-perkara tersebut. Tidaklah pula menyuguhkan kepada anak-anak atau semisal mereka dengan permainan-permainan yang diadakan di hari raya mereka, dan tidak juga menampakkan perhiasan untuknya. Kesimpulannya : Tidaklah pantas bagi mereka kaum Muslimin untuk mengkhususkan sesuatu apapun di hari raya mereka non-Muslim pada simbol-simbol keagamaan mereka, justru seharusnya adalah hari-hari raya mereka itu bagi ummat Islam sama s

HADIAH UNTUK SELURUH UMMAT ISLAM SEBELUM TAHUN BARU

* بسم الله الرحمن الرحيم * Rabb kita semua, yang kita sembah… Yang kita harapkan rahmat dan ampunan-Nya… Yang penuh dengan kasih Sayang… Allāh Subhānahu wa Taâlā telah berfirman : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تُطِيعُوا الَّذِينَ كَفَرُوا يَرُدُّوكُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ فَتَنْقَلِبُوا خَاسِرِينَ “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mentaati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi”.  *(QS. Ali  Imran: 149).* Dan juga, Ia telah berfirman : وَلَا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ أَوْلِيَاءَ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ “Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang dzhalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan”. *(QS. Hud: 113).* Di dalam ayat disebut, “…orang-orang dzhalim…”, siapa mereka? Imam

JADILAH DI DUNIA SEPERTI LEBAH

  Ibnul Qoyyim rohimahullah berkata, “Jadilah di dunia ini seperti lebah.. ⚉ jika dia makan maka dia makan makanan yang baik (sari bunga).. ⚉ jika dia memberi makan maka dia juga memberikan makanan yang baik pula (madu).. ⚉ dan jika dia hinggap pada suatu benda maka dia tidak merusaknya dan tidak pula mengoyaknya..” [ Al-Fawaid – 118 ] Semoga Bermanfaat Baca Juga :  Artikel Terbaru  Kami  Disini

BERLELAHLAH SEDIKIT

Ibnul Qoyyim rohimahullah berkata, وإن بحسب ركوب الأهوال واحتمال المشاق تكون الفرحة واللذة فلا فرحة لمن لا هم له ولا لذة لمن لا صبر له ولا نعيم لمن لا شقاء له ولا راحة لمن لا تعب له بل إذا تعب العبد قليلا استراح طويلا “Kelezatan dan kegembiraan itu disesuaikan dengan beratnya perjuangan. Tidak akan gembira orang yang tak memiliki keinginan.. tidak ada kelezatan bagi orang yang tak memiliki kesabaran.. tidak ada kenikmatan bagi orang yang tak mau susah.. dan tidak ada istirahat bagi orang yang tak mau lelah.. Seorang hamba apabila ia mau lelah sebentar, ia akan istirahat yang panjang..” [ Miftah Darissa’adah ] Maka lelahlah sedikit untuk beribadah dan menaati Allah.. Agar kita dapat beristirahat selamanya dalam surga yang kita dambakan..

TERSADAR TUJUAN HIDUP SEBENARNYA

Dulu ...  Aku sangat KAGUM Þada manusia cerdas, kaya, & yang berhasil dalam karir.  Hidup sukses & hebat dalam dunianya. Sekarang ...  Aku memilih untuk mengganti kriteria kekagumanku.  Aku kagum dengan manusia yang hebat di mataNYA,  Sekalipun kadang penampilannya begitu biasa dan bersahaja.  Dulu ...  Aku memilih MARAH кetika merasa harga diriku dijatuhkan oleh orang lain yang berlaku kasar padaku & menyakitiku dengan kalimat² sindiran.  Sekarang ...  Aku memilih untuk BANYAK BERSABAR & MEMAAFKAN,  Karena aku yakin ada hikmah lain yang datang dari mereka ketika aku mampu untuk memaafkan & bersabar.  Dulu ...  Aku memilih MENGEJAR dunia & menumpuknya sebisaku,  Ternyata aku sadari kebutuhanku hanyalah makan & minum untuk hari ini.  Sekarang ...  Aku memilih untuk BERSYUKUR & BERSYUKUR dengan apa yang ada & memikirkan bagaimana aku bisa mengisi waktuku hari ini, dengan apa yang bisa aku lakukan/perbuat & bermanfaat untuk agama dan sesamaku.  Dulu

Lunasi Hutangmu dengan Meminjam Uang Pada Orang Lain

Dalam Liqa’ Al Bab Al Maftuh (194: 12), Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata, “Setiap orang wajib berlepas diri dari riba tersebut sesuai dengan kemampuannya karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melaknat pemakan riba (rentenir) dan orang yang menyerahkan riba (nasabah). Boleh jadi dia meminta pinjaman utang dari saudara atau kerabatnya untuk melunasi utang bank tersebut agar gugur darinya riba. Yang terpenting adalah dia harus tetap merencanakan hal ini. Jika tidak mungkin, maka dia berusaha meminta pada bank agar jangan ada lagi tambahan riba. Akan tetapi setahu kami, bank tidak mungkin menyetujui hal ini.” Tentu saja pinjaman tersebut bisa diperoleh jika kita punya sifat amanat dan bisa mendapatkan kepercayaan dari orang lain. Semoga bermanfaat. Baca Juga :  Artikel Terbaru  Kami  Disini  :  Kisah Nabi Ismail as dan Telaga Zam-Zam Kisah Nabi Luth as. Lunasi Hutang Dengan Kesederhanaan Tiga Kamus Bahasa Tentang Pekerjaan Perhiasan dalam Tiga Bahasa Tiga Bahasa Unt

Lunasi Hutangmu Dengan Memperbanyak Doa yang Dicontohkan Rasulullaah

 Ada dua doa yang bisa membantu agar terlepas dari sulitnya utang. a- Doa agar tidak terlilit utang اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ Allahumma inni a’udzu bika minal ma’tsami wal maghrom [Artinya: Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari berbuat dosa dan sulitnya utang] (HR. HR. Bukhari no. 2397 dan Muslim no. 589). b- Doa agar lepas dari utang sepenuh gunung Dari ‘Ali, ada seorang budak mukatab (yang berjanji pada tuannya ingin memerdekakan diri dengan dengan syarat melunasi pembayaran tertentu) yang mendatanginya, ia berkata, “Aku tidak mampu melunasi untuk memerdekakan diriku.” Ali pun berkata, “Maukah kuberitahukan padamu beberapa kalimat yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkannya padaku yaitu seandainya engkau memiliki utang sepenuh gunung, maka Allah akan memudahkanmu untuk melunasinya. Ucapkanlah doa, اللَّهُمَّ اكْفِنِى بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِى بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ “Allahumak-finii bi halaalika ‘an haroomik,

Lunasi Hutang Dengan Bersikap Hidup Lebih Sederhana dan Qana’ah

Dengan bersikap hidup sederhana kala terlilit utang, maka akan mengurangi pengeluaran dan akhirnya lebih diprioritaskan pada pelunasan utang. Sifat qana’ah yaitu merasa cukup dan bnar-benar bersyukur dengan rezeki yang Allah beri sunggu akan mendatangkan kebaikan. dari ’Abdullah bin ’Amr bin Al ’Ash, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, قَدْ أَفْلَحَ مَنْ هُدِىَ إِلَى الإِسْلاَمِ وَرُزِقَ الْكَفَافَ وَقَنِعَ بِهِ “Sungguh beruntung orang yang diberi petunjuk dalam Islam, diberi rizki yang cukup, dan qana’ah (merasa cukup) dengan rizki tersebut.” (HR. Ibnu Majah no. 4138, Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih). Semoga bermanfaat. Baca Juga :  Artikel Terbaru  Kami  Disini  :  Kisah Nabi Ismail as dan Telaga Zam-Zam Kisah Nabi Luth as. Lunasi Hutang Dengan Kesederhanaan Tiga Kamus Bahasa Tentang Pekerjaan Perhiasan dalam Tiga Bahasa Tiga Bahasa Untuk Warna dan Busana Tiga Bahasa Untuk Perkakas dan Elektronik Tiga Bahasa Bab Sekolahan Hak Istri Dalam Rumah Tang